Kerangka Berfikir TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Kerangka Berfikir

Kebijakasanaan oleh pemerintah - Kebijakan dan perencanaan - Peraturan dan perundangan - Kelembagaan - Program pemerintah Pelaksanaan Pembangunan Oleh Pemerintah - Organisasi - Pendanaan - Kapling dan Prasarana - Pembangunan Perumahan Pemerintah kota Semarang Berkewajiban menyediakan hunian Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Dinas tata Kota dan perumahan Tanah aset kota Bangunan aset kota Pelepasan Aset Badan pertanahan Nasional Rumah Susun Rumah susun peremajaan pemukiman di semarang Rumah susun baru di semarang Rumah susun mahasiswa di Semarang Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Asal hak atas tanah untuk pembangunan rumah susun Status hak atas dalam tanah rumah susun Pembangunan rumah susun Karangroto Hak Pakai Pemberian hak Dalam pengadaan perumahan dengan peran serta masyarakat, sebagian besar tanggung jawab dan pengambilan keputusan dalam pembentukan organisasi, pengadaan dana, pengadaan kapling siap bangun dan pembangunan rumah berada di tangan masyarakat itu sendiri, sedangkan pihak pemerintah berperan dalam pemberian berbagai bantuan yang di perlukan oleh masyarakat. Di Indonesia sendiri rumah susun di golongkan menjadi tiga jenis terdiri dari, rumah susun peremajaan pemukiman, rumah susun baru, rumah susun mahasiswa. Rumah- rumah sederhana dan rumah-rumah liar yang dibangun oleh sektor masyarakat jumlahnya relatif banyak, tetapi dengan kualitas dibawah standar pemerintah dan berlokasi di pinggir-pinggir sungai, di tepian rel kereta milik PT. Kereta Api Indonesia dan membangun rumah-rumah liar di lahan yang bukan peruntukannya. Masalah utama yang harus di pecahkan oleh pihak tata kota dan perumahan adalah mengusahakan agar lahan yang tidak jelas statusnya dapat menempati tempat ataupun pemukiman yang lebih layak. Kebijaksanaan oleh Pemerintah terdiri dari kebijakan perencanaan, peraturan dan perundangan, kelembagaan, program pemerintah. Pelaksanaan pembangunan oleh pemerintah kota sendiri dengan di tetapkan organisasi, pendanaan, kapling dan prasarana, lalu pembangunan perumahan. Cara penyediaan lahan untuk pembangunan rumah susun Karangroto sendiri dengan menggunakan tanah asset kota yang berupa tanah eks bengkok. Untuk semua rumah susun dikota Semarang tanpa terkecuali rumah susun karangroto pada dasarnya semua dihuni oleh masyarakat berpenghasilan rendah atau yang sering disebut MBR dengan cara sewa yang di dasari dengan perjanjian. Pengaturan perihal perlunya pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-Undang Pokok Agraria yang di kenal dengan Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, yang lebih lanjutnya di arahkan dalam Undang-Undang Rumah Susun Nomor 20 Tahun 2011. Dalam Undang-Undang tersebut telah menekankan pentingnya untuk meningkatkan dan memperluas adanya pemukiman yang layak baik seluruh masyarakat. Dalam hal tersebut agar dapat terjangkau seluruh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah. Sehingga merupakan masalah yang sangat mendalam yang nantinya yang dapat memberikan kepastian hukum terhadap penyediaan lahan untuk pembangunan rumah susun dan hak atas tanah apa saja yang melekat pada tanah untuk pembangunan dalam rumah susun Karangroto. Tanah yang dibangun untuk pemukiman melalui Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1990, tentang Peremajaan Pemukiman adalah tanah yang dibangun di atas Tanah Negara. Pembangunan rumah susun dapat dibangun di atas Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah Negara serta Hak Pengelolaan. Perolehan hak atas rumah susun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perolehan hak yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang terhadap pembangunan rumah susun. Pihak Pemerintah Kota Semarang dianggap pihak yang paling penting karena pihak Pemerintah adalah pihak pertama yang bertugas untuk masalah perolehan hak rumah susun yang harus jelas untuk diperoleh. 58

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Dasar Penelitian

Dalam menyusun skripsi, keberadaan metodologi merupakan unsur yang harus ada dalam suatu penelitian. Yang berarti juga akan memberikan atau menunjukkan cara-cara memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Koentjaraningrat, 1985: 27. Metode penelitian adalah “suatu cara atau langkah yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya” Arikunto 2002: 151. Hukum dimaksudkan sebagai kegiatan ilmiah yang berdasarkan pada sistematis dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau lebih gejala-gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya. Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap faktor-faktor hukum tersebut. Untuk kemudian mengusahakan sesuatu pemecahan atas permasalahan yang timbul antara segala hal yang bersangkutan. Soekanto, 1986: 43. Menurut Ronny Hanitijo Soemitro, penelitian pada umumnya bertujuan untuk menentukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha memperoleh suatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam

Dokumen yang terkait

Tinjauan Atas Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun Dalam Penyediaan Perumahan Dan Permukiman Yang Layak Huni Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

4 94 119

Tesis Kewenangan Pemerintah Kabupaten Badung Dalam Menetapkan Retribusi IMB Bagi Perkembangan Properti Dan Kontribusinya Terhadap Penyediaan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

0 4 8

Pengaruh Implementasi Kebijakan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Terhadap Efektivitas Penyediaan Hunian Layak Dan Terjangkau Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Studi Di Rumah Susun Sederhana Sewa Menteng Asri Bogor).

0 1 1

PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA TERHADAP EFEKTIVITAS PENYEDIAAN HUNIAN LAYAK DAN TERJANGKAU UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH.

0 0 1

PEMBELIAN RUMAH SUSUN BERSUBSIDI OLEH MASYARAKAT YANG BERPENGHASILAN DI ATAS MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN.

0 0 1

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kota Surakarta Terhadap Program Pembangunan Rumah Susun yang Dikelola Pemerintah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota Surakarta.

0 2 17

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah - Perencanaan Pembangunan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota Medan

0 0 20

TINJAUAN ATAS UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DALAM PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK HUNI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SKRIPSI

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN - Rumah Susun Bagi Karyawan Berpenghasilan Menengah di Kota Semarang - Unika Repository

0 0 10

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR - Rumah Susun Bagi Karyawan Berpenghasilan Menengah di Kota Semarang - Unika Repository

0 0 28