1. Audiens bisa terpacu untuk menyadari kebutuhan akan kategori produk atau produk yang dikomunikasikan.
2. Audiens menyadari akan adanya merek yang dikomunikasikan. 3. Audiens bisa bersikap positif terhadap merek atau produk yang dikomunikasikan.
4. Audiens bisa mempunyai maksud untuk membeli merek atau produk yang dikombinasikan.
5. Audiens bisa menunjukkan berbagai macam perilaku untuk membeli merek tersebut seperti pergi ke toko, mencari merek tersebut di toko, atau bertanya
kepada pramuniaga toko.
2.2.3 Proses Promosi dan Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan komponen-komponen, seperti pengirim atau sumber komunikasi, pesan, media dan penerima atau audiens
yang masing-masing harus dipahami oleh pemasar supaya pesan yang disampaikan mengenai sasaran.
Dalam proses komunikasi ada dua titik yang sangat kritis sehingga titik-titik ini perlu benar-benar dicermati. Titik yang pertama adalah Encoding, yaitu proses
dimana pesan diubah menjadi signal yang dapat diterima oleh audiens. Titik kritis yang kedua adalah Decoding, dimana signal dikirim oleh sumber harus diterima
audiens dan mengandung makna seperti yang dimaksudkan sumber.
Universitas Sumatera Utara
Proses komunikasi dapat digambarkan Prasetijo 2004, sebagai berikut:
Sumber
Pesan Signal
Trans misi
Media Penerima
Pengetahuan, arti,
Keyakinan – Pengaruh
Perubahan Sikap ,
Perilaku -
Tindakan
Encoding
Timbal Balik
Decoding
Gambar 2.1 Model Komunikasi
Sumber komunikasi akan mengirimkan pesan yang berupa signal kepada penerima pesan. Setelah audiens menerima signal yang bermakna, maka penerima
akan mempunyai pengetahuan dan keyakinan baru yang akan digabungkan dengan pengetahuan dan keyakinan yang sudah dia miliki dari pengalaman sebelumnya.
Kemudian terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan keyakinan baru yang mendorong audiens untuk bertindak, membeli atau menolak produk.
Bila audiens bertindak positif sesuai yang dimaksud sumber ataupun negative tidak sesuai yang diinginkan sumber, maka hal ini merupakan timbal balik
untuk sumber yang diperlakukan sebagai acuan dalam merancang perubahan dalam
Universitas Sumatera Utara
unsur-unsur komunikasi, baik untuk mempertahankan sikap dan keyakinan yang sudah ada maupun untuk meningkatkan sikap yang mendorong tindakan pembeli.
Komunikasi pemasaran promosi berusaha untuk mentransmisikan pesan pemasaran dari perusahaanprodusen kepada konsumen sasarannya dengan
menggunakan bentuk signal yang dikirim melalui media yang memiliki akses ke konsumen sasaran itu.
Komunikator pemasaran harus memilih saluran yang efektif untuk menyampaikan pesan. Saluran komunikasi terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Personal Melibatkan 2 orang atau lebih yang saling berkomunikasi secara langsung.
Komunikasi dapat dilakukan dengan tatap muka, berbicara di hadapan audience, lewat telepon atau lewat surat.
2. Non Personal Pesan disampaikan tanpa kontak personal atau interaksi perorangan, tapi lewat
media, suasana dan peristiwa. Media, terdiri dari media cetak koran, majalah, media penyiaran radio, TV, media elektronik audiotape, video dan media
display billboards, sign, dan poster. Suasana adalah lingkungan, keadaan sekitar yang membentuk kecenderungan konsumen untuk membeli produk.
Peristiwa adalah kejadian tertentu yang dirancang untuk menyampaikan pesan tertentu kepada target audience.
Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar perlu memahami unsur-unsur fundamental yang mendasari komunikasi yang efektif.
Universitas Sumatera Utara
Fiske dan Hartley 2008,menjelaskan faktor-faktor umum yang mempengaruhi efektifitas komunikasi sebagai berikut:
1. Semakin besar monopoli sumber komunikasi terhadap penerima, semakin besar
kemungkinan penerima akan menerima pengaruh atau pesan tersebut. 2.
Pengaruh komunikasi yang paling besar adalah ketika pesan yang disampaikan sesuai dengan pendapat, kepercayaan dan watak penerima.
3. Komunikasi dapat menyebabkan perubahan yang sangat efektif atas masalah
yang tidak dikenal, diangap ringan, dan bukan masalah inti, yang tidak terletak pada pusat sistem nilai penerima.
4. Komunikasi akan cenderung lebih efektif jika sumbernya diyakini memiliki
keahliaan, status yang tinggi, objektif, atau disukai, tetapi yang paling utama adalah sumber memiliki kekuasaan dan antara sumber serta kekuasaannya itu
dapat dianggap identik. 5.
Konteks sosial, kelompok, atau kelompok referensi akan menjadi tempat berlangsungnya komunikasi dan mempengaruhi apakah komunikasi akan
diterima atau ditolak. Loyalitas yang tercapai dengan adanya komunikasi merek merupakan hasil
keputusan pelanggan sebagai reaksi atas pengembangan strategi komunikasi merek. Oleh karena itu sangat penting memahami bagaimana target pelanggan
bergerak dalam tahap-tahap menuju kesiapan membeli, apakah pemasar ingin menempatkan sesuatu dalam benak pelanggan kognitif, mengubah sikap pelanggan
affective atau mendorong pelanggan untuk segera bertindak behavioral.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi pemasaran menghasilkan perubahan pengetahuan, keyakinan dan sikap konsumen terhadap merek produk yang dikomunikasikan diiklankan yang
mendorong mereka untuk bertindak. Lavidge dalam Kotler 2008, mengungkapkan Teori Model Hiearki Efek
Hierarchy Effects Model yang merupakan tahapan-tahapan respon pelanggan sampai ke proses pembelian. Hal ini dijelaskan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut: 1. Kesadaran Awareness
Hal ini dilakukan jika sebagian besar target pasar pelanggan belum sadar akan merek yang ditawarkan. Tugas komunikator adalah membangun kesadaran
pelanggan akan keberadaan merek tersebut melalui berbagai media. 2. Pengetahuan Knowledge
Sebagian besar pelanggan mungkin telah sadar akan keberadaan merek, tetapi pelanggan hanya sadar dan belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
sebuah merek. Pada kondisi seperti ini pemasar dapat menentukan tujuan dengan fokus pada pengetahuan mengenai merek kepada target pelanggan.
3. Kesukaan Liking Pada tahap ini pemasar harus menemukan strategi komunikasi yang dapat
mendorong kesukaan terhadap merek, sehingga pelanggan ataupun calon pembeli menyukai merek tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Pilihan Preferensi Preference Preference
berarti pelanggan lebih menyukai suatu merek dibandingkan merek lainnya. Cara yang bisa ditempuh agar konsumen lebih menyukai merek tertentu
adalah dengan mengkomunikasikan keunggulan merek tersebut, sehingga akan membuat pelanggan lebih menyukai keunggulan yang ditawarkan oleh merek
tersebut. 5. Keyakinan Conviction
Pada tahap ini merek lebih dari sekedar disukai, tetapi pelanggan belum memiliki cukup keyakinan untuk mengkonsumsinya. Tugas komunikator selanjutnya
adalah membangun keyakinan agar pelanggan segera bertindak, meyakinkan konsumen bahwa mengkonsumsi merek yang ditawarkan merupakan tindakan
yang tepat. 6. Pembelian Purchase
Meskipun telah memiliki keyakinan yang kuat, pelanggan belum tentu sampai pada tindakan membeli merek. Salah satu faktornya adalah mungkin karena
konsumen masih menunggu informasi tambahan atau merencanakan tindakan selanjutnya karena pertimbangan tertentu. Komunikasi harus terus dilanjutkan
untuk mendorong konsumen melakukan langkah akhir dengan menerapkan strategi komunikasi yang sesuai agar keputusan membeli merek benar-benar
terjadi.
Universitas Sumatera Utara
Lavidge dan Steiner dalam Prasetijo 2004, mengungkapkan Model Hierarki Tanggapan Hierarchy Effects Model yang berupa tahapan-tahapan respon
pelanggan hingga ke proses pembelian dapat ditunjukkan Gambar 2.2 di bawah ini:
Tahapan Konsumen Model Hierarki Pelanggan
Kesadaran Kognitif
Pengetahuan --------------------------------------------------------------- ---------------------------
Menyukai
Perasaan Kesukaan
Keyakinan -------------------------------------------------------------- ----------------------------
Perilaku Pembelian
Gambar 2.2 Model Hierarki Tanggapan
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Bauran Promosi