5
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sumberdaya Rajungan
Rajungan Gambar 1 merupakan salah satu famili dari seksi kepiting yang banyak diperjualbelikan. Mosa 1980 in Suadela 2004 menyebutkan bahwa di
Indo Pasifik Barat jenis kepiting dan rajungan diperkirakan ada 234 jenis, sedangkan di Indonesia ada sekitar 124 jenis. Empat jenis rajungan diantaranya yang dapat
dimakan edible crab selain tubuhnya berukuran besar juga tidak menimbulkan keracunan, yaitu jenis Portunus pelagicus rajungan, Portunus sanguinolentus
rajungan bintang, Charybdis feriatus rajungan karang dan Podopthalmus vigil rajungan angin.
Klasifikasi rajungan menurut Kangas 2000 adalah sebagai berikut: Filum
: Arthropoda Kelas
: Crustacea Sub kelas
: Malacostraca Ordo
: Decapoda Famili
: Portunidae Genus
: Portunus Spesies
: Portunus pelagicus Linnaeus 1766 Nama lokal
: Rajungan Nama FAO
: Blue swimmer crab, blue manna crab, sand crab, blue crab
Gambar 1 Rajungan Portunus pelagicus Dokumentasi pribadi 2011
6 Rajungan hidup di perairan dangkal mencapai 50 meter dengan substrat
berpasir sampai berpasir lumpur. Portunus pelagicus banyak berada di area perairan dekat karang, mangrove dan padang lamun. Juvenilnya banyak ditemukan di daerah
intertidal. Rajungan dewasa pada umur 1 tahun. Sumberdaya rajungan banyak ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan perangkap buatan, trawl, pukat pantai
dan jaring lingkar. Rajungan ditangkap dalam jumlah yang sangat banyak untuk dijual dalam bentuk segar dan beku di pasaran lokal. Adapula yang diolah di industri
pengolahan dan pengalengan rajungan. Jika dibandingkan dengan tiga spesies rajungan yang lainnya, jenis Portunus pelagicus paling banyak dipasarkan di pasar
internsional seperti Asia Tenggara. Harga pasaran berkisar antara US3-5kg untuk rajungan segar, sedangkan rajungan hidup harga jualnya berkisar antara US5-8kg.
Penyebaran rajungan meliputi wilayah barat pasifik dan hindia. Portunus pelagicus secara morfologi paling mirip dengan jenis Portunus trituberculatus. Namun, secara
spesifk dapat dilihat dari jumlah duri frontal. Jenis P. pelagicus berjumlah empat, sedangkan P. trituberculatus berjumlah tiga buah. Jenis P. pelagicus karapasnya
bercorak totol-totol, jantan berwarna biru sedangkan betina berwarna hijau pudar FAO 1998.
Tingkah laku rajungan Portunus pelagicus dipengaruhi oleh beberapa faktor alami dan buatan. Faktor alami diantaranya adalah perkembangan hidup, kebiasaan
makan, pengaruh siklus bulan dan reproduksi. Sedangkan faktor buatan utama yang mempengaruhi tingkah laku rajungan adalah penggunaan umpan pada penangkapan
rajungan dengan menggunakan crab poots. Rajungan adalah perenang aktif, tetapi saat tidak aktif mereka mengubur diri dalam sedimen dengan ruang insang terbuka
serta menyisakan mata dan antena di permukaan dasar laut FishSA 2000 in Suadela 2004.
Susilo 1993 in Suadela 2004 menyebutkan bahwa perbedaan fase bulan memberikan pengaruh nyata terhadap tingkah laku rajungan Portunus pelagicus,
yaitu ruaya dan makan. Fase bulan gelap, cahaya bulan yang masuk ke dalam perairan relatif tidak ada, sehingga perairan menjadi gelap. Hal ini mengakibatkan
rajungan tidak melakukan ruaya serta aktivitas pemangsaannya berkurang. Hal tersebut ditunjukkan dengan perbedaan jumlah hasil tangkapan antara fase bulan
gelap dan bulan terang, dimana rajungan cenderung lebih banyak tertangkap saat
7 fase bulan terang, sedangkan fase bulan gelap rajungan lebih sedikit tertangkap.
Oleh sebab itu, waktu yang paling baik untuk menangkap rajungan adalah malam hari saat fase bulan terang Kangas 2000.
2.2. Pengkajian Stok Ikan