Metode Walter Hilborn 1967 Model Produksi Surplus A. Metode

47 Gambar 18 Perbandingan jumlah tangkapan aktual dengan jumlah tangkapan lestari model Fox perikanan rajungan di Teluk Banten

E. Metode Walter Hilborn 1967

Metode ini menggunakan perhitungan regresi linear berganda dengan konsep least square. Regresi dilakukan dengan memasukkan data CPUE t+1 CPUE t kolom 5 pada tabel 7 sebagai variabel bebas. Sedangkan variabel tidak bebas X 1 dan X 2 masing-masing CPUE dan F kolom 4 dan 3 pada Tabel 7. Maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: dimana: Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh koefisien regresi a= b= dan c= . Nilai parameter biologi dapat diduga dengan mensubtitusikan nilai koefisien regresi tersebut sebagai berikut: 48 Tingkat pertumbuhan alami Koefisien kamampuan tangkapan Daya dukung lingkungan artinya untuk dapat menjamin kelestariaan sumberdaya rajungan di Teluk Banten maka potensi rajungan yang dapat ditangkap dan akan menjamin keslestarian stok adalah sebesar tontahun. Adapun upaya optimum untuk memperoleh tangkapan maksimum lestari dapat diperoleh dengan mensubtitusikan parameter yang diperoleh ke persamaan berikut: Tabel 7 merupakan tabel yang berisikan nilai-nilai yang digunakan dalam perhitungan tangkapan maksimum lestari dan upaya optimum menggunakan model Walter Hilborn. Tabel 7 Jumlah tangkapan C, jumlah upaya penangkapan F, jumlah tangkapan per satuan upaya CPUE dan CPUE t+1 CPUE t rajungan di Teluk Banten Tahun Cton Ftrip CPUEtontrip CPUE t+1 CPUE t 2005 112.3280 2252 0.0499 0.2864 2006 19.2250 1346 0.0143 1.6002 2007 50.3580 2203 0.0229 0.5461 2008 48.3010 3869 0.0125 0.7293 2009 48.7450 5354 0.0091 0.4914 2010 32.8760 7349 0.0045 diolah dari Statistik PPN Karangantu Plot jumlah tangkapan maksimum lestari rajungan di perairan Teluk Banten serta upaya optimum penangkapan terlihat pada Gambar 19. Hasil tangkapan terus 49 meningkat sejalan dengan meningkatnya upaya penangkapan sampai pada jumlah tangkapan maksimum lestari = ton. Kemudian tangkapan terus menurun secara asimtotik dengan adanya peningkatan upaya yang melebihi upaya optimum trip. Gambar 19 Kurva hubungan jumlah tangkapan C dan jumlah upaya penangkapan F rajungan di Teluk Banten berdasarkan model Walter dan Hilborn Gambar 20 adalah grafik perbandingan antara tangkapan aktual rajungan perairan Teluk Banten dengan tangkapan berdasarkan model Walter dan Hilborn. Kurva tersebut tidak dapat menampilkan perbandingan antara jumlah tangkapan aktual dengan tangkapan model Walter Hilborn pada tahun 2005. Hal ini dikarenakan dalam proses perhitungan tangkapan berdasarkan model tersebut pada tahun 2005 membutuhkan data perhitungan hasil bagi antara tangkapan per satuan upaya satu tahun sebelumnya dengan tangkapan per satuan upaya tahun tertentu. Dengan kata lain data tahun 2005 membutuhkan data tahun 2004 yang tidak tersedia dalam penelitian ini. 50 Gambar 20 Perbandingan jumlah tangkapan aktual dengan jumlah tangkapan lestari model Walter dan Hilborn perikanan rajungan di Teluk Banten Gambar 20 memperlihatkan bahwa ada perbedaan tangkapan rajungan antara kondisi aktual dengan kondisi model Walter dan Hilborn. Fluktuasi tangkapan maksimum dan minimum antara data aktual dan model Walter dan Hilborn sangat berbeda. Tangkapan aktual cenderung menurun dari tahun ke tahun. Sedangkan tangkapan berdasarkan model Walter dan Hilborn terlihat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

F. Metode Schnute 1977