Perikanan di Perairan Teluk Banten

33

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Perikanan di Perairan Teluk Banten

Teluk Banten merupakan bagian dari perairan Laut Jawa. Sumberdaya ikan yang berada di Teluk Banten sangat bervariasi. Mulai dari ikan demersal, pelagis sampai ikan karang. Kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan di perairan ini berlangsung terus menerus sepanjang tahun. Nelayan yang menangkap ikan di perairan ini mendaratkan hasil tangkapannya di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu yang terletak di selatan Teluk Banten, tepatnya di Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Jenis-jenis ikan yang ditangkap di perairan Teluk Banten disajikan pada Gambar 7: Gambar 7 Persentasi hasil tangkapan per jenis ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu Statistik PPN Karangantu 2011 Rajungan merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting yang didaratkan di PPN Karangantu. Hasil tangkapan rajungan di perairan Teluk Banten yang didaratkan di PPN Karangantu masih tergolong rendah. Secara umum alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Karangantu masih bersifat tradisional. Usaha 34 penangkapan rajungan dengan skala kecil operasi penangkapannya adalah one day fisihing . Daerah penangkapan rajungan berada di Pulau Tunda dan Pulau Pamujan. Hasil tangkapannya didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu. Lama waktu tempuh nelayan untuk mencapai fishing ground adalah sekitar 30 menit dengan jarak tempuh 5 mil. Spesies rajungan yang umumnya ditangkap oleh nelayan Karangantu adalah Portunus pelagicus. Tabel 1 Hasil tangkapan rajungan ton per jenis alat tangkap di Teluk Banten kurun waktu 2005-2010 Tahun Jaring Insang Payang Dogol Bagan Sero 2005 17.1260 0.8800 73.4980 20.8240 2006 7.9910 1.8200 6.2770 3.1370 2007 35.1760 0.6020 4.9420 9.6380 2008 20.3090 0.9210 7.4500 11.5490 8.0720 2009 21.4260 0.5370 21.5880 1.9060 3.2880 2010 29.7540 0.8000 0.0630 2.2590 Laporan Statistik PPN Karangantu Tabel 1 menunjukkan tangkapan rajungan oleh nelayan PPN Karangantu yang menggunakan lima jenis alat tangkap. Tangkapan nelayan ahun 2005 sampai 2007 diperoleh hanya dari empat alat tangkap yaitu jaring insang, payang, dogol dan bagan. Selanjutnya di tahun berikutnya tangkapan rajungan mulai diperoleh dengan menggunakan alat tangkap sero. Tabel 2 menunjukkan upaya tangkapan tahunan dalam satuan trip rajungan oleh nelayan PPN Karangantu yang menggunakan lima jenis alat tangkap yaitu jaring insang, payang, dogol, bagan dan sero. Operasi upaya penangkapan rajungan oleh nelayan yang menggunakan alat tangkap sero baru mulai beroperasi pada tahun 2008. Berdasarkan hasil standarisasi upaya maka diperoleh data runut waktu total tangkapan rajungan serta jumlah upaya penangkapan dalam satuan trip dari lima jenis alat tangkap, dimana yang menjadi upaya standar adalah trip menggunakan alat tangkap dogol sebagaimana terlihat pada Tabel 3. Secara visual dapat dilihat pada Gambar 8 fluktuasi tangkapan dari tahun 2005 sampai tahun 2010. 35 Tabel 2 Upaya per jenis alat tangkap trip rajungan di Teluk Banten kurun waktu 2005-2010 Tahun Jaring Insang Payang Dogol Bagan Sero 2005 820 822 1164 1562 2006 601 502 569 1106 2007 1009 688 882 2035 2008 1894 270 1351 2742 1859 2009 2899 186 1804 3992 1717 2010 4390 258 2449 5210 1134 Laporan Statistik PPN Karangantu 2011 Tabel 3 Jumlah tangkapan C dan jumlah upaya penangkapan F rajungan di Teluk Banten berdasarkan hasil standarisasi kurun waktu 2005-2010 Tahun Cton Etrip 2005 112.3280 2252 2006 19.2250 1346 2007 50.3580 2203 2008 48.3010 3869 2009 48.7450 5354 2010 32.8760 7349 diolah dari statistik PPN Karangantu Gambar 8 Grafik jumlah tangkapan rajungan oleh nelayan Karangantu di Teluk Banten kurun waktu 2005-2010 Gambar 8 menunjukkan produksi rajungan di Teluk Banten selama enam tahun. Selama enam tahun kurun waktu tersebut, terlihat bahwa hasil tangkapan 36 tertinggi pada tahun 2005, sedangkan tangkapan terendah pada tahun 2006. Secara keseluruhan tangkapan rajungan di PPN Karangantu cukup fluktuatif. Gambar 9 menunjukkan fluktuasi tahunan upaya penangakapan rajungan dalam satuan trip di Teluk Banten oleh nelayan PPN Karangantu. Upaya tangkapan tertinggi pada tahun 2010, sedangkan upaya tangkapan terendah pada tahun 2006. Secara keseluruhan terlihat adanya peningkatan upaya penagkapaan rajungan oleh nelayan Karangantu dari tahun 2006 sampai tahun 2010. Gambar 9 Grafik upaya penangkapan rajungan oleh nelayan Karangantu di Teluk Banten kurun waktu 2005-2010 Tangkapan per satuan upaya Catch per unit EffortCPUE rajungan di perairan Teluk Banten selama enam tahun cukup berfluktuasi sebagaimana terlihat pada Gambar 10. CPUE tertinggi pada tahun 2005, sedangkan terendah pada tahun 2010. Secara keseluruhan terlihat bahwa terjadi penurunan nilai tangkapan per satuan upaya penangkapan rajungan oleh nelayan Karangantu dari tahun 2007 sampai tahun 2011. 37 Gambar 10 Grafik tangkapan per satuan upaya penangkapan rajungan oleh nelayan Karangantu di Teluk Banten kurun waktu 2005-2010

4.1.2. Model Produksi Surplus A. Metode