6
Makanan BPOM telah mengeluarkan Pedoman Pelabelan Produk Pangan yang bisa dijadikan acuan.
C. ACUAN LABEL GIZI
Setiap bahan pangan yang disertai pernyataan mengandung vitamin, mineral dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan pada pangan wajib mencantumkan keterangan tentang kandungan gizi
BPOM, 2003. Ketentuan ini lebih umum dinamakan Angka Kecukupan Gizi AKG. Menurut daftar istilah pada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2006, Angka Kecukupan Gizi
AKG adalah sejumlah zat gizi atau energi yang diperlukan oleh seseorang dalam suatu populasi untuk hidup sehat. AKG umumnya digunakan oleh pihak medis terutama rumah sakit sebagai
acuan penentuan takaran kandungan zat gizi pada makanan yang diberikan kepada individu dengan kebutuhan gizi tertentu. Namun, melalui keputusan kepala BPOM tahun 2003 tentang
acuan pencantuman persentase angka kecukupan gizi pada label produk pangan, AKG ditetapkan sebagai dasar untuk pencantuman keterangan kandungan gizi pada label pangan.
Pada tahun 2007, istilah baru diperkenalkan untuk acuan penentuan kandungan gizi secara umum yaitu Acuan Label Gizi ALG. Ketentuan ini berlaku per tanggal 9 Agustus 2007 melalui
Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.52.6291 tentang Acuan Label Gizi Produk Pangan. Keputusan ini juga menyatakan tidak berlakunya Keputusan
Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.5.1142 tahun 2003 tentang acuan pencantuman persentase Angka Kecukupan Gizi AKG pada label produk pangan
BPOM, 2007.
Penelitian ini menggunakan Acuan Label Gizi ALG sebagai dasar perhitungan kandungan nilai gizi pada produk karena ALG merupakan acuan yang lebih umum digunakan sebagai
penentuan komposisi gizi pada pangan olahan dan telah diberlakukan oleh BPOM menggantikan AKG sejak tahun 2007. Perbandingan kebutuhan beberapa zat gizi mikro pada remaja antara
Angka Kecukupan Gizi dengan Acuan Label Gizi dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perbandingan kebutuhan beberapa zat gizi mikro pada remaja antara Angka Kecukupan
Gizi AKG dengan Acuan Label Gizi ALG
No Zat Gizi
Kebutuhan pada remaja menurut AKG 2003
Kebutuhan pada remaja menurut ALG 2007
1 Kalsium 700
mg 800
mg 2
Zat Besi 29 mg
26 mg 3 Seng
10.5 mg
12 mg
4 Vitamin C
60 mg 90 mg
5 Vitamin A
600 RE 600 RE
Sumber: BPOM 2003 dan 2007
D. ZAT GIZI MIKRO
1. Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh, yaitu antara 1.5-2 dari berat badan orang dewasa. Sebanyak 99 dari jumlah tersebut, kalsium berada
di dalam jaringan keras tubuh manusia yaitu tulang dan gigi. Oleh karena itu, kalsium sangat berperan penting dalam pembentukan tulang dan gigi. Selain itu, di dalam cairan
7
ekstraseluler dan intraseluler kalsium memegang peranan penting dalam mengkatalis reaksi- reaksi biologis dan mengatur fungsi sel, seperti transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan
darah, dan menjaga permeabilitas membran sel. Kalsium juga mengatur pekerjaan hormon- hormon dan faktor pertumbuhan Almatsier, 2006.
Sumber kalsium utama adalah susu dan produk turunannya. Susu tanpa lemak merupakan sumber terbaik kalsium karena ketersediaan biologisnya yang tinggi. Ikan
merupakan sumber kalsium yang baik. Sayuran hijau, serealia, kacang-kacangan dan hasil olahannya merupakan sumber kalsium yang baik, namun mengandung zat penghambat
penyerapan kalsium seperti serat, fitat, dan oksalat Almatsier, 2006. Kandungan kalsium beberapa bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan kalsium berbagai bahan makanan mg100 gram
Bahan makanan Kandungan Kalsium mg
Tepung susu 904
Keju 777 Susu sapi segar
143 Yoghurt 120
Udang kering 1209
Teri kering 1200
Sardines kaleng 354
Telur bebek 56
Telur ayam 54
Ayam 14
Daging sapi 11
Susu kental manis 275
Kacang kedelai, kering 227
Tempe kacang kedelai murni 129
Tahu 124 Kacang merah
80
Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes 1979
Kalsium yang telah digunakan untuk fortifikasi sangat banyak ragamnya yang terdiri dari garam kalsium organik maupun anorganik. Menurut Muchtadi 2008, pemilihan jenis
garam kalsium yang digunakan tergantung pada beberapa macam faktor seperti kelarutan dalam air, kadar kalsium, rasa, tingkat absorpsi seberapa banyak kalsium dapat diserap oleh
Kacang tanah 58
Oncom 96 Tepung kacang kedelai
195 Bayam 265
Sawi 220 Daun melinjo
219 Katuk 204
Selada air 182
Daun singkong 165
Ketela pohon 33
Kentang 11 Jagung kuning, pipil
10
8
usus, dan harga. Setidaknya terdapat tiga karakteristik penting bagi garam kalsium yang digunakan untuk fortifikasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Beberapa garam kalsium memiliki sifat kelarutan yang baik tetapi kadar kalsiumnya rendah seperti Ca-laktat, Ca-laktat-glukonat, dan Ca-glukonat. Sebaliknya, garam kalsium
yang memiliki kadar kalsium tinggi kelarutannya dalam air rendah atau tidak larut sama sekali seperti pada Ca-karbonat, dan Ca-fosfat. Oleh karena itu, pemilihan jenis garam
kalsium harus disesuaikan dengan jenis dan karakteristik produk pangan yang akan difortifikasi dengan kalsium.
Tabel 3. Karakteristik penting sumber kalsium untuk fortifikasi
Garam kalsium Kelarutan kalsium
dalam air pada 25
o
C gL Rasa
Kadar kalsium
Ca-karbonat tidak larut
sabun, lemon
40 Ca-fosfat
tidak larut berpasir, tidak terasa
17-38 Tri-Ca-sitrat 4H
2
O 0.9 netral 21 Ca-laktat 5 H
2
O 9.3 tidak
terasa 13
Ca-laktat-glukonat 45.0-50.0 netral
10-13 Ca-glukonat 3.5
ringan, netral
9
Sumber: Ladenburg 2002
Beberapa senyawa kalsium diketahui tingkat absorpsinya berdasarkan studi in vivo yang dilakukan oleh Purac 2003 seperti terlihat pada Gambar 1. Berdasarkan informasi yang
terlihat pada Gambar 1, terdapat beberapa pilihan sumber kalsium yang memiliki tingkat absorpsi yang baik. Susu dapat dipertimbangkan sebagai sumber kalsium yang memiliki
tingkat absorpsi yang baik, tetapi pemilihan susu juga harus dipertimbangkan dari segi harga dan kecocokan dengan produk yang akan difortifikasi. Kalsium asetat walaupun tinggi
tingkat absorpsinya tetapi tidak bisa digunakan karena off flavour memiliki karakter rasa yang tidak baik untuk makanan. Hal serupa juga terjadi pada kalsium klorida yang hanya
bisa digunakan dalam konsentrasi sangat rendah. Kalsium laktat, kalsium glukonat, kalsium sitrat, dan kalsium malat merupakan pilihan yang baik untuk penggunaan umum karena dapat
diabsorpsi lebih dari 30 di dalam tubuh. Kalsium fosfat dan karbonat bisa digunakan sebagai pilihan berikutnya dipertimbangkan dari segi harga dan dapat diabsorpsi lebih dari
20 di dalam tubuh.
Tingkat kemanfaatan atau efisiensi absorpsi kalsium dipengaruhi kebutuhan dan persediaan kalsium oleh tubuh. Semakin tinggi kebutuhan kalsium semakin efisien kalsium
yang diabsorpsi. Peningkatan kebutuhan terjadi pada pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defisiensi kalsium, dan aktivitas fisik yang meningkatkan densitas kalsium. Semakin rendah
persediaan kalsium dalam tubuh, kalsium yang diabsorpsi semakin efisien.
Kondisi keasaman saluran cerna dan vitamin D juga ikut merangsang absorpsi kalsium. Absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam. Keadaan asam pada pencernaan
bisa terjadi karena asam klorida yang dikeluarkan lambung dan beberapa asam amino tertentu yang meningkatkan keasaman saluran cerna. Vitamin D dalam bentuk aktifnya
meningkatkan absorpsi pada mukosa usus dengan cara merangsang produksi protein- pengikat kalsium. Lemak dan laktase ikut membantu absorpsi kalsium pada saluran cerna.
Laktosa meningkatkan absorpsi kalsium jika tersedia cukup enzim laktase di dalam
9
pencernaan. Lemak meningkatkan waktu transit sehingga memberi waktu lebih banyak untuk absorpsi kalsium Almatsier, 2006.
Gambar 1. Grafik studi rata-rata absorpsi kalsium secara in vivo oleh Purac 2003 Terdapat beberapa penyebab berkurangnya tingkat absorpsi kalsium di dalam tubuh.
Kekurangan vitamin D dalam bentuk aktif menghambat absorpsi kalsium. Asam oksalat dan asam fitat yang memiliki ikatan fosfor, masing-masing membentuk kalsium oksalat dan
kalsium fosfat yang tidak larut sehingga menghambat absorpsi kalsium. Oksalat biasa terdapat dalam tumbuhan seperti bayam dan kakao, sedangkan fitat biasa terdapat dalam
sekam serealia. Serat menurunkan absorpsi kalsium, diduga karena menurunkan waktu transit makanan di saluran cerna sehingga mengurangi kesempatan absorpsi kalsium Almatsier,
2006.
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok, dan rapuh. Saat manusia dewasa,
terutama saat usia 50 tahun, kalsium pada tulang umumnya hilang untuk memenuhi kebutuhan harian kalsium. Akibatnya, tulang menjadi rapuh dan mudah patah yang sering
dinamakan osteoporosis. Selain itu, kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteomalasia. Osteomalasia adalah kondisi riketsia pada orang dewasa yang terjadi karena kekurangan
vitamin D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium di dalam tulang menurun Almatsier, 2006.
Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Selain itu, kalsium berlebih dapat menyebabkan konstipasi. Kelebihan kalsium bisa terjadi karena
berlebih menggunakan suplemen kalsium. Oleh karena itu, konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg per hari Almatsier, 2006.
2. Zat Besi