105
Arquiza 1997 dalam Gurusinaga 2015 menyebutkan bahwa perawat yang mempunyai rasa menghormati manusia maka akan memandang klien sebagai
individu yang unik dan menganggap bahwa klien berhak mendapatkan perlakuan sesuai dengan martabatnya sebagai manusia sehingga perawat melakukan asuhan
keperawatan dengan menerapkan prinsip etik seperti menghormati pilihan klien, tidak membeda-bedakan klien, mengijinkan klien berpartisipasi dalam perawatannya
dan lain-lain. Pendapat ini diperkuat oleh Potter Perry 2005 yang menyatakan bahwa hubungan caring yang terbentuk antara klien dan perawat membantu perawat
untuk lebih mengenal klien secara individu yang unik sehingga perawat dapat menentukan tindakan keperawatan yang sesuai dan efektif bagi klien.
6.6. Hubungan Positive Connectedness dengan Kepuasan Pasien
Kategori ini terdiri dari aktivitas caring seperti meluangkan waktu bersama pasein, memberi harapan kepada pasein, memberikan kenyamanan untuk pasein dan
berinteaksi dengan pasein Wolf, et al, 1994. Positive connectedness merupakan aspek penting dalam mewujudkan caring
perawat. Positive connectedness adalah suatu kondisi dimana terjadi koneksi atau keterhubungan antara dua orang atau lebih yang disebabkan adanya komunikasi yang
baik sehingga menimbulkan kenyamanan dan kepercayaan antar keduanya Wijaya, 2010.
Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa perawat sudah berada pada kategori baik dalam hal menciptakan hubungan yang
positif. Perawat dan pasien dalam hubungannya didasarkan atas saling percaya mempercayai sebagai partner bertindak bersama-sama untuk mempertahankan dan
106
mengarahkan kekuatan yang ada semaksimal mungkin untuk mempertahankan kesehatannya secara menyeluruh Depkes RI, 1996.
Dari hasil statistik diperoleh nilai probabilitas Pvalue alpha 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wolf, et al 1998 didapatkan Pvalue 0,001
alpha 0,05 yang berarti adanya hubungan antara caring perawat dengan kepuasan pasien. Begitupula dengan penelitian yang dilakukan oleh Gurusinaga 2015 yang
mendapatkan hubungan antara Positive Connectedness dengan kepuasan pasien dengan nilai Pvalue 0,023 alpha 0,05.
Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, hubungan baik antara perawat dan pasien harus senantiasa dapat dipertahankan dan perawat
harus selalu memberikan perhatian yang cukup kepada pasien secara pribadi menampung dan mendengarkan semua keluhan pasien serta menjawab dan
memberikan keterangan sejelas-jelasnya tentang segala hal yang ingin diketahui oleh pasien Bagindo, 1994.
Hasil penelitian tentang positive connectedness ini secara umum sudah baik, karena pasien mempercayai perawat, perawat selalu bersikap sabar atau tidak kenal
lelah terhadap pasien, perawat sering bercanda dengan pasien, pasien merasa nyaman untuk berbicara kepada perawat, perawat memberikan harapan pasien untuk sembuh
dan selalu membiarkan pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang penyakitnya. Namun, masih ada beberapa pasien yang belum puas karena mereka menilai
perawat jarang perawat yang meluangkan waktu dengan pasien, yaitu sebanyak 18 atau 12 orang. Hal ini karena pasien merasa perawat hanya menjalankan tugas saja
kemudian pergi.
107
Hasil diskusi peneliti dengan kepala ruangan anggrek, diketahui bahwa kurangnya dimensi caring di ruangan tersebut selain karena banyaknya tuntutan
pekerjaan yang lain, juga karena motivasi untuk menjalankan caring itu sendiri. Hal ini terlihat dari observasi peneliti di ruang anggrek, ketika ada panggilan pasien di
nurse station, perawat yang sedang mengobrol tidak langsng melaksanakan permintaan keluarga pasien, namun tetap melanjutkan obrolannya, padahal
seharusnya pasien adalah prioritas utama dari profesi keperawatan. Hal ini menandakan keinginan perawat untuk berperilaku caring masih kurang dan tidak
didasari dari hati perawat tersebut. Hasil penelitian Indrastuti 2010 menyebutkan bahwa perilaku caring perawat berasal dari dalam hati perawat itu sendiri. Menurut
Darlington, et al 2011, semua perawat mampu berperilaku caring dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, dan jika perawat berperilaku
caring dalam memberikan pelayanan keperawatan maka akan terjalin hubungan interpersonal yang baik antara perawat dengan pasien, perawat dengan tenaga
kesehatan lainnya, sehingga akan tercapai pelayanan keperawatan yang baik dan berkualitas Darlington, et al, 2011. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan
oleh Sobirin 2006 menyebutkan bahwa ada hubungan secara signifikan antara motivasi dengan perilaku caring perawat p value = 0,000.
6.7. Hubungan