31
f Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru.
g Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka
membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.
5. Berfikir Kritis
a. Pengertian Berfikir Kritis
Kemampuan berfikir kritis dikemukakan oleh banyak pakar, beberapa diantaranya :
1. Richard Paul jurnal pendidikan dasar : 2012 “critical thinking is that
mode of thinking about any subject, content or problem in which the thinker improves the quality of his or her thinking by skillfully taking
change of the structures in herent in thinking and imposing intellectual standards upon them
”. Berfikir kritis adalah mode berfikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja, dimana si pemikir meningkatkan kualitas
pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual
padanya 2.
Edwar Glaser dalam sebuah jurnal pendidikan Kowiyah:2012 menyatakan bahwa “critical thinking as : 1 an attitude of being disposed
to consider in a thoughtful way the problems and subjects that come within the range of one’s experience; 2 knowledge of the methods of
logical enquiry and reasoning; 3 some skill in applying those methods.
32
Critical thinking calls for a persistent effort to examine any belief or supposed form of knowledge in the light of the evidence that supports it
and the further conclusions to which it tends ”. Definisi tersebut
menjelaskan bahwa berfikir kritis sebagai : 1 suatu sikap mau berfikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam
jangkauan pengalaman seseorang; 2 pengetahuan tentang metode- metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; 3 semacam suatu
keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. berfikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau
pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan- kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
3. Santrock menyatakan bahwa berfikir kritis memahami makna masalah
secara lebih mendalam mempertahankan agar pikiran tetap terbuka terhadap segala pendekatan dan pandangan yang berbeda, dan berfikir
secara reflektif dan bukan hanya menerima pernyataan-pernyataan dan melaksanakan prosedur-prosedur tanpa pemahaman dan evaluasi yang
signifikan. 4.
Michael Scriven berargumentasi bahwa berfikir kritis merupakan kompetensi akademis yang mirip dengan membaca dan menulis dan
hampir sama pentingnya. Oleh karena itu, ia mendefinisikan berfikir kritis sebagai interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap
observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.
33
b. Kecakapan Berfikir Kritis