55 Thorn dalam Munir 2009: 219 mengemukakan 6 kriteria untuk menilai
multimedia interaktif dalam pengembangan modul multimedia interaktif, yaitu: a. Kemudahan navigasi, sebuah program harus dirancang sesederhana mungkin
sehingga siswa dapat mempelajarinya tanpa harus dengan pengetahuan yang kompleks tentang media.
b. Kandungan kognisi, adanya kandungan pengetahuan yang jelas. c. Presentasi informasi, yang digunakan untuk menilai isi dan program.
d. Integrasi media di mana media harus mengintegrasikan aspek pengetahuan dan ketrampilan.
e. Artistik dan estetika, untuk menarik minat belajar maka program harus mempunyai tampilan yang menarik dan estetika yang baik.
f. Fungsi secara keseluruhan, program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kriteria penilaian media pembelajaran modul multimedia interaktif dari segi penilaian modul ada 8 aspek
yaitu kualitas isi, kualitas metode penyajian, penggunaan bahasa, penggunaan ilustrasi, kualitas kelengkapan, kualitas teknis, efektivitas penggunaan dan kualitas
modul secara keseluruhan. Dan dari segi penilaian multimedia ada 7 aspek yaitu kemudahan navigasi, kandungan kognisi, pengetahuan, penyajian informasi,
integrasi media, estetika, dan fungsi keseluruhan.
8. Alpha Testing
Alpha testing adalah pengujian yang dilakukan oleh team desain dan team pengembang. Pengujian ini untuk menguji desain dan isi produk. Pengujian
dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar ahli dalam bidang media atau materi. Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang terjadi Vaughan dalam
56 Winarno dkk. 2009: 72. Pengujian alpha testing untuk meyakinkan bahwa produk
bisa digunakan secara maksimal.
9. Beta Testing
Beta testing adalah pengujian penuh terhadap produk akhir yang dilakukan oleh calon pengguna Vaughan dalam Winarno dkk, 2009: 73. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pengujian beta testing meliputi: 1 memilih pengguna, 2 menjelaskan prosedurnya, 3 mencari informasi materi yang sudah dikuasai, 4
observasi pengguna selama proses testing, 5 melakukan interview, 6 uji pengguna, dan revisi program.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Pengembangan Media Pembelajaran IP Addressing Berbasis Web untuk
Siswa Kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 1 Sedayu oleh Aulia Ahmad Nur Utomo Skripsi, 2015. Metode penelitian yang digunakan
adalah pengembangan atau metode Research and Development. Model pengembangan mengacu pada Waterfall model oleh Martin Fowler mengenai
pengembangan suatu perangkat lunak. Tahap pengujian dilakukan dalam dua tahap yaitu alpha testing yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media serta
beta testing yang dilakukan oleh siswa kelas XI TKJ SMK N 1 Sedayu. Instrumen penelitian menggunakan angket tertutup dan angket terbuka. Hasil
penilaian media pembelajaran yang didapat yaitu: 1 Ahli media menunjukkan bahwa website telah sesuai dengan Web Standar Checklist. 2 Penilaian oleh
ahli materi didapat skor total 138 dengan persentase 86,25 dan masuk pada kategori sangat baik. 3 Penilaian pengguna siswa didapat skor total 4635
dengan persentase 81,32 kategori sangat baik pada skala Likert. Hasil