4. Langkah-langkah Menulis Laporan
Wiyanto, dkk. 2005: 18-20 menyebutkan langkah-Iangkah penulisan laporan hasil observasi, sebagai berikut.
a Melakukan kegiatan observasi Mengumpulkan data terlebih dahulu sebelum menulis laporan yang lengkap.
Data yang dikumpulkan dapat berasal dari penelitian, kunjungan, kumpulan jurnal kegiatan, angket, wawancara, dan pengamatan atau observasi.
b Menulis kerangka laporan Setelah data hasil observasi terkumpul, kemudian menulis kerangka laporan.
Kerangka laporan meliputi tiga bagian pokok, yaitu pendahuluan, isi laporan, dan penutup. Judul ditulis diawal laporan. Pendahuluan meliputi tujuh bagian, yaitu nama
kegiatan, maksud dan tujuan, waktu pelaksanaan, bentuk kegiatan, penyelenggara, anggaran, dan kendala. Kemudian isi laporan dan diakhiri dengan penutup.
c Menulis laporan lengkap Kerangka laporan di atas dapat dikembangkan berdasarkan data observasi
yang dikumpulkan menjadi laporan yang utuh. Dalam penulisan laporan, ejaan serta kaidah penulisan yang baku harus diperhatikan.
d Menyunting penulisan laporan Pada penulisan laporan perlu adanya proses penyuntingan. Menyunting
dengan memperhatikan kebenaran struktur kalimat, ketepatan penggunaan ejaan, dan ketepatan penggunaan tanda baca.
Soegito 1999: 25 memberikan contoh langkah-langkah menulis laporan sebagai berikut.
1 Menentukan topik atau tema laporan, misalnya “Perpindahan Penduduk dari
Desa A ke kota”. 2 Menentukan tujuan penulisan laporan, misalnya menginformasikan sebab-sebab
perpindahan penduduk. 3 Mengumpulkan data atau bahan dengan cara mewawancarai petugas di
kelurahan, mencatat data-data kependudukan yang ada di sana, mencatat jumlah orang yang pindah beserta alasan-alasannya, dan sebagainya.
4 Menyusun kerangka karangan dan teks laporan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan langkah-langkah
menulis teks laporan, hal pertama yang harus ditentukan adalah topik atau tema laporan. Kedua, jenis laporan yang akan dibuat. Ketiga, tujuan pembuatan laporan.
Selanjutnya, penulis harus memperoleh data laporan melalui kegiatan observasi, wawancara, survei, dll. Berdasarkan data yang diperoleh tersebut disusunlah
kerangka laporan. Kemudian, kerangka laporan dikembangkan menjadi teks laporan yang utuh. Terakhir, penulis membaca ulang hasil laporan yang telah dibuat lalu
menyuntingnya apabila terdapat kesalahan.
C. Strategi Pembelajaran RAFT 1. Definisi Strategi Pembelajaran RAFT
Strategi pembelajaran menulis RAFT Role, Audience, Format, Topic dikembangkan oleh Carol Santa pada tahun 1988. Carol Santa mengembangkan
strategi pembelajaran tersebut untuk meningkatkan kualitas menulis siswa, dengan cara memberikan tugas individu yang menggabungkan antara topik tulisan dan
proses penulisan dalam satu persepsi. Carol Santa via Ruddell, 2005: 288 menjelaskan definisi strategi RAFT Role, Audience, Format, Topic adalah strategi
pembelajaran menulis yang dapat membebaskan siswa dalam memilih topik. Strategi RAFT terdiri atas, Role, Audience, Format, Topic. Role merupakan langkah
untuk memilih peran penulis dalam menuliskan sebuah teks. Audience merupakan langkah menentukan siapa pembaca yang sesuai untuk membaca hasil tulisan
tersebut. Setelah menemukan peran dirinya sendiri saat menulis dan sasaran pembacanya, langkah selanjutnya adalah format. Format tulisan harus disesuaikan
dengan jenis teks yang dipilih, misalnya, jenis teks yang dipilih adalah teks laporan. Format penulisan harus sesuai dengan format teks laporan. Kemudian penulis ingin
mengangkat topik apa ke dalam tulisannya. Strategi RAFT dapat meningkatkan proses menulis kreatif siswa karena
siswa dapat menentukan sendiri peran dan objeknya dalam mencapai tujuannya membuat tulisan. Selain itu, siswa juga diberi kebebasan memilih format dan topik
dalam tulisan. Melalui proses pemilihan peran dan objek sendiri dapat memancing daya imajinasi siswa, sehingga mereka akan menemukan banyak sekali ide untuk
dituangkan dalam tulisan. Selain dapat meningkatkan proses menulis kreatif, strategi RAFT dapat
digunakan untuk meningkatkan menulis ilmiah. Berdasarkan langkah-langkah strategi RAFT, strategi ini cocok digunakan untuk meningkatkan menulis teks
laporan. Melalui pemilihan peran siswa dapat berperan sebagai pewawancara, pengamat, dan dokumentasi untuk memperoleh data.
Santa via Ruddell, 2005: 288 mengatakan selain digunakan untuk kegiatan menulis, strategi RAFT Role, Audience, Format, Topic juga dapat meningkatkan
pemahaman teks informasi. Strategi RAFT Role, Audience, Format, Topic mengacu pada kegiatan menulis nontradisional. Teknik yang mendorong pemikiran
kreatif siswa dan melatih siswa memahami cara-cara efektif tentang konsep yang mereka pahami. Strategi ini memberi motivasi kepada siswa untuk melakukan
kegiatan menulis karena memiliki berbagai gaya dalam belajar menulis. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi RAFT
merupakan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa melalui beberapa tahap, yaitu role memilih peran penulis, audience memilih
pembaca, format menentukan format tulisan, dan topic menentukan topik tulisan.
2. Langkah-langkah Penerapan Strategi RAFT
Ruddell 2005: 289 mengemukakan lima tahapan dalam strategi RAFT, berikut tahapan-tahapannya.
1 Memilih topik Pemilihan topik sangat penting dilakukan penulis sebelum melakukan
penulisan untuk memfokuskan arah tulisannya. Pada langkah ini siswa akan ditunjukkan beberapa topik dari guru. Sebelumnya, siswa dibentuk kelompok 4-5
orang. Tugas siswa adalah mencermati dan memahami topik-topik tersebut sebelum