itu kita menampilkan wajah kita kepada publik sehingga mereka mempunyai gambaran tentang diri kita. Kedua aspek, peran dan tampilan
itu dibentuk berdasarkan pada bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain.
4 Memenuhi kebutuhan antarpribadi, akhirnya kita harus mengatakan bahwa
komunikasi antarpribadi berfungsi: 1 kita ingin mengatakan kebutuhan kita kepada orang lain; atau 2 kita ingin mendengarkan kebutuhan orang
lain. William Schutz dalam teori FIRO Fundamental Interpersonal Relations Orientation
telah mengidentifikasikan tiga kebutuhan manusia, yakni: 1 Inklusi, adalah kebutuhan untuk terlibat bersama dengan orang
lain; 2 Kontrol, adalah kebutuhan untuk mengontrol, mengawasi, bahkan menguasai orang lain; 3 Afeksi, adalah kebutuhan untuk
mengembangkan relasi dengan orang lain, kebutuhan untuk dikasihi orang lain.
b. Pengembangan Relasi dalam Komunikasi Antarpribadi
Dalam perkembangan relasi antar orang – orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar pribadi menunjukkan perkembangan tentang
hubungan antar mereka. Tahap – tahap relasi dalam model relasi Mark Knapp Liliweri, 2007: 112, digambarkan dari tahap perkenalan intiation, sebagai
tahap yang sangat singkat jika diperhitungkan dari segi waktu hanya terhjadi selama lebih kurang 15 menit. Kesan yang muncul adalah hanya memberikan
kesan yang menyenangkan bagi orang lain. Dengan standar umum seperti salam, sapaan, atau pengamatan setiap tampilan orang lain atau sekedar
melihat keramah tamahannya saja. Kemudian pada tahap kedua tahap mengalami relasi experimenting, dimana pada tahap ini individu akan
mengajukan pertanyaan pada orang lain, tujuannya memberikan atau mencari informasi tentang mereka dan kemudian individu akan menetapkan
melanjutkan atau menghentikan relasi yang sudah terjalin tersebut. Pada tahap ketiga tahap membuat relasi lebih intensif intensifying, pada tahap ini ada
self – disclosure atau individu akan membuka diri sehinga dia menjadi bagian
dari atau sama dengan para interaktor. Ini tahap yang makin intensif, dalam hubungan yang bersifat lebih tidak formal, dengan tingkat keakraban yang
terjalin antara interaktor dengan individu lainnya yang terlibat dalam keadaan seperti ini. Banyak pernyataan yang dibuat berfungsi untuk meningkatkan
keterikatan pada hubungan. Tahap keempat, tahap mengintegrasikan integrating,
pada tahap ini setiap individu berusaha menjadi pasangan yang baik, dia berusaha mengintegrasikan kesamaan – kesamaan. Mulai sepakat
untuk melakukan sesuatu bersama – sama dan menjadikannya sebagai sesuatu yang penting. Hal ini agar orang lain melihat mereka sebagai pasangan,
pertukaran tentang identitas dalam relasi mulai terbentuk pada tahap ini. Pada tahap kelima, sebagai tahap ralasi yang mengikat bonding, ditunjukkan
dengan ciri relasi yang terjadi menjadi lebih formal, kadang – kadang bersifat legal atau mengikuti aturan, komunitas lain umumnya sudah tahu bahwa ada
relasi yang mereka bentuk. Contoh orang membedakan relasi dari sekedar best friend
atau teman baik, atau mitra bisnis yang diantara mereka tercipta persetujuan. Atau perkembangan dari tahap relasi romantis menjadi
pertunangan dan perkawinan membentuk keluarga. Banyak relasi diperkaya pada tahap ini.
Pada perkembangan relasi yang sudah menjadi tahap ikatan antara orang – orang yang terlibat di dalam proses komunikasi itu, menurut Knapp
Lilweri, 2007: 114, perlu juga memperhatikan dan mempertimbangkan kapan dan karena alasan apa relasi itu harus diakhiri. Tahap diferensiasi
differentiating, pada tahap ini mulai ada penekanan pada aspek ‘aku’
daripada sebelumnya ‘kita’. Dengan kata lain individu mulai menunjukkan bahwa dirinya ada dan berbeda dengan orang lain yang telah bergaul dengan
dia selama ini. Mereka mulai mengembangkan hobi dan aktivitas yang berbeda – beda. Relasi dapat dilanjutkan untuk memecahkan masalah –
masalah bersama, atau pada tahap ini muncul isyarat kemungkinan lainnya untuk mengakhiri hubungan tersebut karena berbagai alasan yang
menunjukkan perbedaan mendasar dalam keadaan tersebut. Tahap pengakhiran relasi terminating datang secara alamiah, secara fisik masing –
masing membuat jarak fisik atau sosial. Ada dualisme ‘kau’ atau ‘saya’ melalui perpisahan, akhir dari relasi itu bisa positif bisa juga negatif.
2.3. Kepemimpinan