4. Metode inkuiri terbimbing adalah metode pembelajaran yang dilakukan
siswa melalui suatu penyelidikan dan guru sebagai pembimbingnya. 5.
Mata pelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam sekitar yang meliputi
benda, makhluk hidup, dan alam sekitar serta menggunakan metode ilmiah.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Media ini merupakan media pembelajaran berbasis ICT dan inkuiri yang
berupa flash program. Program yang digunakan untuk mendesain produk adalah Macromedia Flash 8.0.
2. Media ini disimpan dalam bentuk CD Compact Disk.
3. Media yang dikembangkan membutuhkan komputer atau laptop dengan
spesifikasi sebagai berikut: a.
Minumun Pentium IV 1,6 GHz. b.
RAM sebesar 256 MB. c.
Disk space sebesar 2,44 MB. d.
VGA 16 MB. e.
CD-ROM 52x. f.
Monitor dengan warna 36-bit dan resolusi sebesar 1024 x 768. g.
Menggunakan sistem operasi Windows XP. h.
Terinstal flash player 8.0. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Media ini disertai dengan buku petunjuk untuk memudahkan pengguna
produk memahami media tersebut. 5.
Media dikembangkan sesuai dengan materi IPA pokok bahasan pernapasan manusia.
6. Media ini berisikan video, gambar, teks, dan animasi.
7. Media dibuat sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini terdiri dari empat bagian, yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.
A. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan Arsyad, 2010: 3. Menurut Hanick, dkk dalam Sanjaya, 2012: 57 menyatakan bahwa adalah
sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima informasi. Sependapat dengan Hanick, Sanjaya 2012: 57 memaparkan bahwa media
adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer, dan sebagainya.
Kustandi 2011: 9 menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar serta
berfungsi memperjelas informasi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Selanjutnya Saniky 2015: 4
menuturkan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.
Dari pengertian diatas, media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk membantu siswa menerima informasi pembelajaran dan
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Tujuan Media Pembelajaran
Sanaky 2015: 5 mengungkapkan ada empat tujuan media pembelajaran, yaitu:
1. Mempermudah proses pembelajaran di dalam kelas.
2. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
3. Menjaga relevansi antara materi dengan tujuan pembelajaran.
4. Membantu konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Levied dan Lentz dalam Kustandi. 2011: 21-22 media pembelajaran memiliki empat fungsi yaitu:
1. Fungsi atensi, yang haruslah menarik dan mengarahkan perhatian
siswa supaya tertarik pada proses pembelajaran. 2.
Fungsi afektif, yang dapat melihat tingkat kenikmatan saat siswa melihat teks bergambar saat belajar selain itu gambar maupun
lambang dapat meningkatkan emosi dan sikap siswa. 3.
Fungsi kognitif, mampu membuat siswa lebih mudah dalam memahami dan mengingat suatu informasi yang ada di gambar atau
media tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Fungsi kompensatoris, ini membantu siswa yang lemah dalam
membaca menjadinkannya mudah dalam mengorganisasikan suatu informasi ke teks dan mengingatnya kembali.
d. Pengelompokan Media Pembelajaran
Kustandi 2011: 33-38 mengelompokkan media pembelajaran menjadi empat, yaitu :
1 Media hasil teknologi cetak
Teknologi cetak adalah penyampaian materi sepeti buku dan materi visual statis, melalui proses percetakan mekanis atau fotografis.
Media ini memiliki ciri-ciri, teks maupun visual keduanya berorientasi pada siswa, teks dan visual ditampilkan statis, menampilkan
komunikasi satu arah dan reseptif, teks dibaca secara linear sedangkan visualnya dilihat berdasarkan ruang.
2 Media hasil teknologi audio visual
Teknologi audio visual adalah cara penyampaian materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan
pesan-pesan audio dan visual. Ciri-cirinya yaitu bersifat linerar, menyajikan visualisasi yang dinamis, dan digunakan sesuai cara yang
ditetapkan oleh pembuatnya. 3
Media hasil teknologi berbasis komputer Teknologi berbasis komputer yaitu menggunakan sumber-
sumber berbasis mikro-prosessor sebagai cara untuk menyampaikan materi. Cirinya, media ini digunakan berdasarkan keinginan siswa
atau perancang ataupun pengembangnya, melibatkan interaksi siswa yang tinggi, biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam simbol, kata,
dan grafik. 4
Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer Teknologi ini disebut teknologi gabungan dikarenakan
menggabungkan teknologi cetak dan komputer. Tekonologi campuran merupakan cara penyampaian materi menggunakan
gabungan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Cirinya, bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan
visual dari berbagai sumber, prinsip ilmu dalam pengembangan pembelajaran yaitu kognitif dan konstruktivisme, dan digunakan
sesuai keinginan siswa terlepas dari cara yang sudah dirancang oleh perancang atau pengembang.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk membantu siswa menerima informasi
pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tujuan media pembelajaran yaitu mempermudah proses pembelajaran,
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara materi dengan tujuan pembelajaran, dan membantu konsentrasi siswa dalam
proses pembelajaran. Manfaat media pembelajaran yakni fungsi antensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Empat
penggolongan media pembelajaran yaitu media hasil teknologi cetak, media PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil teknologi audio visual, media hasil teknologi berbasis komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.
2. Media ICT
Media ICT atau multimedia secara sederhana berbarti lebih dari satu. Dianggap media ICT jika terdapat paduan atau kombinasi seperti grafik,
teks, suara, video, dan animasi dalam suatu media. Seluruh penggabungan atau kombinasi tersebut membutuhkan teknologi yang canggih untuk
mengoperasikannya. Teknologi canggih tersebut bisa berupa komputer atau laptop. Media ICT Information and Communication Technology
merupakan penggabungan beberapa informasi dan pemanfaatan teknologi guna menyampaikan suatu informasi lainnya Kustandi, 2011: 108.
Manfaat media ICT menurut Isjoni 2008: 13-14 yaitu: a.
Presenting information, informasi disampaikan lebih ringkas dan bisa kita akses dimana saja.
b. Quick and automatic completion of routine, memudahkan kita dalam
menyelesaikan tugas-tugas dengan menggunakan bantuan komputer. c.
Assessing and handling information, internet memudahkan kita dalam memperoleh suatu informasi yang kita inginkan. Selain itu, kita dapat
mengetahui peristiwa yang ada di suatu tempat tanpa harus berada di tempat tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media ICT adalah penggabungan beberapa informasi dan pemanfaatan teknologi guna
menyampaikan suatu informasi lainnya. Manfaatnya yaitu presenting information, quick and automatic completion of routine, dan assessing and
handling information.
3. Metode Inkuiri
Metode pembelajaran adalah langkah-langkah pembelajaran, termasuk penilaian dalam rencana pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai
Suyono Hariyanto, 2012: 22. Sanjaya dalam Komalasari, 2011: 56 mengungkapkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis guna mencapai tujuan pembelajaran, jadi,
metode pembelajaran adalah langkah-langkah yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
a. Pengertian Metode Inkuiri
Inkuiri berasal dari kata inquiry, yang berarti penyelidikanmeminta keterangan dan diterjemahkan bebas menjadi siswa diminta untuk
mencari dan menemukan sendiri Anam, 2015: 7. Carin dan Sund dalam Mulyasa, 2013: 108 mengungkapkan inquiry adalah the process
of investigating a problem. Piaget dalam Mulyasa, 2013: 108 sependapat dengan keduanya, mengartikan metode inkuiri adalah suatu
metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar dapat melihat apa yang terjadi, ingin
melakukan sesuatu, mengajukan berbagai pertanyaan, mencari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jawabannya sendiri, mampu menghubungkan penemuan yang satu dengan yang lain, serta mampu membandingkan apa yang ditemukannya
dengan yang ditemukan siswa lainnya. Jadi, metode inkuiri adalah metode yang melibatkan siswa melakukan pengamatanpenelitian untuk
mengetahui jawaban atas suatu permasalahan dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah seperti mengajukan pertanyaan, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Metode
ini tidak hanya mengajarkan kemampuan berfikir maupun keterampilan siswa, melainkan mampu mengembangkan sifat ilmiah siswa. Dalam
metode ini, guru hanya menjadi fasilitator dan siswalah yang aktif belajar.
Dari uraian diatas, metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered yang mendorong siswa
untuk melakukan eskperimen, mengumpulkan dan menganalasisis data hingga menarik kesimpulan dan guru hanyalah sebagai fasilitator.
b. Keunggulan Metode Inkuiri
Anam 2015: 15 mengungkapkan empat kelebihan dari metode inkuiri, yaitu:
1 Real life skills: siswa belajar mengenai hal-hal penting tetapi mudah
dilakukan, siswa tidak hanya ‘duduk, diam, dan mendengarkan’ namun juga didorong untuk ‘melakukan’.
2 Open-ended topic: tema yang dipelajari tidak terbatas, selain itu bisa
bersumber dari mana saja seperti buku pelajaran, pengalaman siswa atau guru, media cetak, internet, dan lainnya. Sehingga siswa akan
belajar lebih banyak. 3
Intuitif, imajinatif, inovatif: siswa mengerahkan seluruh potensi yang dimiliknya ketika belajar, dari kreativitas hingga imajinasnya. Siswa
akan menjadi pembelajar yang aktif dan mampu berfikir out of the box. 4
Peluang melakukan penemuan: siswa memiliki peluang dikarenakan dalam pembelajaran melakukan berbagai observasi dan eksperimen.
Siswa sesegera mungkin akan mendapat hasil dari materi yang mereka pelajari.
c. Prinsip Metode Inkuiri
Menurut Sanjaya 2006: 199-201 metode pembelajaran inkuiri memiliki lima prinsip, yaitu:
1 Berorientasi pada pengembangan intelektual. Dalam strategi
pembelajaran inkuiri ini, bertujuan untuk pengembangan kemampuan berfikir. Orientasi strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada
hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. 2
Prinsip interaksi, diharapkan guru mampu menjadi sebagai pengatur interaksi atau lingkungan bukan sebagai sumber belajar. Guru pula
diharapkan mampu mengarahkan siswanya untuk mengambangkan kemampuan berfikirnya dengan interaksi-interaksi yang diberikan
guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Prinsip bertanya, guru berperan sebagai penanya. Dari pertanyaan
tersebut siswa belajar untuk menemukan jawaban. Kegiatan menemukan jawaban tersebut merupakan bagian dari proses berfikir.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk menguasai jenis dan teknik bertanya.
4 Prinsip belajar untuk berpikir, belajar bukan hanya mengingat suatu
fakta melainkan suatu proses berfikir. Sehingga ketika belajar, siswa diharapkan mampu mengembangkan keseluruhan potensi otaknya.
5 Prinsip keterbukaan, belajar juga merupakan suatu proses mencoba
berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Dalam proses tersebut, guru hendaknya bisa memberikan kesempatan kepada siswa secara terbuka
untuk membuktikan kebenaran pendapat yang diajukan siswa.
d. Jenis-Jenis Metode Inkuiri
Banchi dan Bell 2008: 26-27 mengklasifikasikan metode inkuiri menjadi 4 tahap, yaitu:
1 Confirmation Inquiry, tahap pertama ini siswa diberikan pertanyaan,
prosedur, dan hasil suatu penelitian. Tahap ini berguna ketika tujuan guru untuk mengulang kembali suatu ide; memperkenalkan siswa
dengan pengalaman dari melakukan investigasi, atau untuk membuat siswa memparktikkan kemampuan inkuiri, seperti mengoleksi dan
merekam data. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Structured Inquiry, pada tahap ini pertanyaan dan prosedur tetap
disediakan oleh guru, namun siswa masih membuat penjelasan yang didukung bukti-bukti yang telah dikumpulkannya.
3 Guided Inquiry, di tahap ini guru menyediakan pertanyaan penelitian
dan siswa merancang prosedur untuk menguji pengetahuan dan menjelaskan hasil penyeledikan. Karena pada jenis inkuiri ini, siswa
lebih dilibatkan dibandingkan pada tahap sebelumnya, sehingga pada tahap ini sangat baik ketika siswa memiliki kesempatan untuk belajar
dan berlatih cara yang berbeda untuk merencanakan eksperimen dan mengumpulkan data.
4 Open Inquiry, tahap terakhir ini merupakan tahap tertinggi. Pada tahap
ini, siswa memiliki kesempatan paling murni untuk berperilaku seperti ilmuwan, dari membuat pertanyaan, merancang dan melaksanakan
investigasi, serta mengomunikasikan hasil penyelidikan. Siswa membutuhkan penalaran yang paling ilmiah dan kemampuan terbaik
saat melakukan tahap ini. Banyaknya pengalaman dari tiga tahap sebelumnya, pada tahap ini siswa akan berhasil melakukan open
inquiry. Siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menunjukkan bahwa mereka telah berhasil pada tahap sebelumnya yaitu berhasil
merancang, mengumpulkan dan mengalisis data, serta menarik kesimpulan dari bukti-bukti yang telah mereka kumpulkan bila diberi
pertanyaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sund dan Trowbridge dalam Mulyasa, 2013: 109 berpendapat bahwa metode inkuiri dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1 Inkuiri terpimpin guide inquiry. Pada metode ini, siswa memperoleh
pedoman sesuai yang dibutuhkannya. Beberapa pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini baik
digunakan untuk siswa yang belum berpengalaman belajar menggunakan metode inkuiri dan guru memberikan bimbingan dan
arahan. Bimbingan yang diberikan guru sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan perkembangan pengalaman siswa. Perencanaan dan
petunjuk tentang cara menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.
2 Inkuiri bebas free inquiry. Siswa melakukan penelitian sendiri
selayaknya seorang ilmuan. Selain itu, peserta didik diharuskan untuk dapat mengidentifikasi dan merumuskan topik permasalahan yang
hendak diobservasi. Dengan inquiry role approach yang melibatkan siswa dalam suatu kelompok, setiap anggotanya memiliki tugas
sebagai koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatat data, dan pengevaluasi proses.
3 Inkuiri bebas yang dimodifikasi modified free inquiry. Siswa
memecahkan permasalahan yang diberikan guru melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered
yang mendorong siswa untuk melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data hingga menarik kesimpulan dan guru hanyalah
sebagai fasilitator. Keunggulan dari metode inkuiri adalah real life skills, open-ended topic, intuitif, imajinatif, inovatif, dan peluang melakukan
penelitian. Prinsipnya yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berfikir, dan
prinsip keterbukaan. Tiga jenis metode inkuiri yakni inkuiri terpimpin, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas yang dimodifikasi.
e. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing
Peneliti menggunakan metode inkuiri terbimbing dikarenakan guru menjadi fasilitator dan siswa melakukan pengamatan sendiri. Metode
inkuiri terbimbing membiarkan siswanya menemukan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, serta dibimbing secara intensif oleh
guru Anam, 2015: 17. Sund dan Trowbridge dalam Mulyasa, 2013: 109 mengungkapkan metode inkuiri terbimbing adalah metode
pembelajaran yang siswanya memperoleh pedoman sesuai yang dibutuhkan, pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan
yang membimbing. Dari beberapa pendapat para ahli, pengertian metode inkuiri terbimbing adalah metode pembelajaran yang dilakukan siswa
melalui suatu penyelidikan dan guru sebagai pembimbingnya.
f. Langkah-Langkah Metode Inkuiri Terbimbing
Trianto 2009: 114-115 mengungkapkan terdapat empat langkah- langkah dalam pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu:
1 Merumuskan masalah
2 Mengamati atau melakukan observasi
3 Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel, dan karya lainnya 4
Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiensi yang lain
Menurut Sanjaya 2006: 200-203 langkah metode inkuiri terbimbing yaitu:
1. Orientasi, pada tahap ini guru mempersiapkan siswa untuk menerima
pembelajaran dan mengajak siswa berfikir memecahkan masalah. 2.
Merumuskan masalah, tahap ini siswa diberikan persoalan atau permasalahan untuk berfikir memecahkan teka-teki.
3. Merumuskan hipotesis, tahap ini mengajak siswa menjawab
sementara tentang permasalahan yang sedang dikaji dan diuji kebenarannya.
4. Mengumpulkan data, pada tahap ini siswa beraktivitas untuk
menjaring informasi yang dibutuhkannya untuk menguji hipotesis. Peranan guru yaitu mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa
untuk berfikir rasional. 5.
Menguji hipotesis, tahap dimana siswa menentukan jawaban yang diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh dari pengumpulan
data. Hal terpentingnya adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Kebenaran tersebut tidak hanya berdasarkan
argumentasi melainkan harus didukung data yang diperoleh dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan, siswa mendiskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri
terbimbing adalah metode pembelajaran yang dilakukan siswa melalui suatu penyelidikan dan guru sebagai pembibingnya. Langkah-langkah dalam
pembelajaran ini adalah orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan
kesimpulan.
4. Hakikat IPA
a. Pengertian IPA
Sains atau IPA adalah ilmu pengetahuan yang sistematis yang mempelajari tentang alam dan dunia fisik; pengetahuan sistematis
diperoleh dari observasi, penelitian, dan percobaan yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip suatu pengetahuan yang sedang
diselidiki, dipelajari, dan sebagainya KBBI, 2008: 1202. Menurut Kuswana 2012: 223 IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
fenomena alam termasuk kehidupan biologis. Winaputra dalam Samatowa, 2011: 3 menyatakan bahwa IPA tidak hanya kumpulan
pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berfikir, dan cara untuk memecahkan suatu masalah. Dari
pengetian diatas, IPA adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam sekitar yang meliputi benda, makhluk hidup, dan
alam sekitar serta menggunakan metode ilmiah. Materi IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pernapasan manusia.
b. Materi Pernapasan Manusia
1 Alat pernapasan manusia
Bernapas adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara yang mengandung berbagai komponen gas, salah
satunya adalah oksigen O
2
. Oksigen inilah yang diperlukan oleh tubuh. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan.
Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida CO
2
yang dikeluarkan dari dalam tubuh. Bernapas menggunakan alat-alat
pernapasan. Apa saja alat-alat pernapasan itu? a
Hidung Hidung merupakan tempat keluar masuknya udara
pernapasan. Udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan
selaput lendir. Rambut hidung dan selaput lender berfungsi menyaring udara yang masuk agar bebas dari debu dan kuman.
Dengan demikian, udara yang kita hirup bersih dari kotoran, debu, maupun kuman penyakit. Di dalam hidung, udara juga mengalami
penyesuaian suhu dan kelembapan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Tenggorokan Trakhea
Udara pernapasan dari hidung turun ke tenggorokan trakhea. Tenggorokan merupakan sebuah saluran yang
panjangnya kira-kira 9 cm. pada tenggorokan terdapat bulu-bulu halus. Bulu-bulu halus berfungsi menyaring udara dari kotoran
yang masih dapat lolos ke tenggorokan. Ujung trakhea bercabang menjadi dua bagian. Cabang-cabang ini disebut bronkus. Bronkus
kanan menuju paru-paru kanan sedangkan bronkus kiri menuju paru-paru kiri.
c Paru-paru
Paru-paru terdapat di dalam rongga dada di atas diafragma. Diafragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut.
Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir. Paru-paru kanan terdiri
dari tiga gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput paru-paru yang disebut pleura.
Di dalam paru-paru terdapat cabang-cabang bronkus yang disebut bronkiolus. Bronkiolus juga memiliki percabangan yang
jumlahnya sangat banyak. Cabang-cabang tersebut sangat halus dan tipis. Tiap-tiap ujung cabang membentuk kantung berdinding
tipis yang disebut alveolus. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alveolus merupakan gelembung yang sangat tipis. Gelembung tersebut diselimuti pembuluh kapiler darah. Pada
alveolus terjadi pertukaran gas O
2
dan CO
2
.
2 Sistem pernapasan manusia
Masuknya O
2
dan keluarnya CO
2
pada saluran pernapasan terjadi pada saat berlangsungnya proses pernapasan. Proses-proses ini diatur
oleh oto diagfragma dan oto di antara tulang rusuk. Pada saat menarik napas otot diagfragma mengerut. Akibatnya,
diagfragma mendatar, rongga dada membesar, dan udara masuk paru- paru. Selain itu, paru-paru dapat pula terisi udara dengan
mengerutnya otot antar tulang rusuk. Otot antar tulang rusuk yang mengerut menyebabkan rongga dada membesar dan udara masuk ke
dalam paru-paru. Proses masuknya udara pernapasan ke dalam paru- paru disebut inspirasi.
Pada saat menghebuskan napas, otot diagfragma dan otot antar tulang rusuk mengendur. Akibatnya, rongga dada mengecil dan paru-
paru mengempis sehingga CO
2
dalam paru-paru terdorong keluar. Proses tersebut merupakan proses ekspirasi.
3 Gangguan pada alat pernapasan manusia
Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu pernapasan mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh
kuman dan polusi udara. Beberapa gangguan maupun penyakit pada alat pernapasan sebagai berikut:
a Influenza flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus.
Orang yang terserang flu akan mengalami demam, menggigil, batuk, sakit kepala, bersin-bersin, serta nyeri punggung. Lender
yang keluar dari hidung menutup lubang hidung, sehingga lubang udara terhalang masuk dan mengganggu pernapasan.
b Sesak nafas merupakan gangguan pernapasan karena udara yang
tercemar oleh asap. Asap dapat berasal dari pembakaran sampah, kendaraan bermotor, dan rokok. Selain asap, debu juga dapat
mengakibatkan sesak napas. c
Asma yaitu gangguan pernapasan karena penyempitan saluran pernapasan. Penyebab penyempitannya adalah udara yang
tercemar oleh asap dan debu, udara yang terlalu dingin, dan keadaan penderita yang stress dan tertekan emosi.
d Radang paru-paru karena bakteri Tuberkulosis. Radang yang
disebabkan oleh bakteri ini biasa disebut TBC paru-paru. e
Bronkitis yaitu adanya perangan pada batang tenggorok bronkus f
Polip merupakan penyempitan saluran pernapasan akibat terjadinya pembengkakan kelenjar limfa.
Materi IPA pada penelitian ini membahas tentang alat pernapasan manusia, sistem pernapasan manusia, dan gangguan pada alat pernapasan
manusia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Perkembangan adalah proses perubahan pada individu atau organisme, baik fisik maupun psikis menuju kedewasaan atau kematangan
yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan Yusuf, 2011: 1. Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari
pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan Izzaty, 2008: 4. Piaget dalam Trianto, 2009: 29 mengelompokkan tahap
perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap, yaitu: 1 tahap sensorimotor 0-2 tahun, 2 tahap praoperasional 2-7 tahun, 3 tahap
operasi kongkret 8-11 tahun, dan 4 tahap operasi formal diatas 11 tahun. Berdasarkan penggolongan menurut Piaget, siswa kelas V SD yang
rata-rata berumur 11 tahun tergolong pada tahap operasional kongkret yaitu pada usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, siswa sudah mulai berpikir secara
logis Suparno, 2001: 69. Siswa juga sudah menggunakan aturan yang jelas dan logis. Meskipun sudah berpikir maju, namun siswa tetap
membutuhkan benda nyata untuk membantu mereka memahami suatu persoalan. Proses belajar akan lebih bermakna jika belajar dari hal-hal
kongkret sekitar dibandingkan belajar dari hal abstrak. Ingatan siswa akan proses belajar juga akan lebih lama dikarenakan pembelajaran tersebut
bermakna baginya. Berdasarkan konsep perkembangan menurut Piaget, siswa kelas V
tergolong pada tahap operasional kongkret. Tahap kongkret memiliki ciri- ciri sebagai berikut: 1 sudah menggunakan aturan yang jelas dan logis,
dan 2 siswa tetap membutuhkan benda nyata untuk membantu mereka memahami suatu persoalan. Siswa kelas V menjadi objek sasaran
penggunaan media berbasis ICT dan inkuiri. Dengan media ini diharapkan terbantu dalam memahami mata pelajaran IPA pokok bahasan pernapasan
manusia. Sementara dengan metode inkuiri diharapkan siswa mampu meengingat pengetahuan yang didapatnya dari “learning by doing”.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, dipaparkan sebagai berikut:
Isa 2010 melakukan penelitian yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa ”. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui minat dan pemahaman siswa. Isa melakukan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus meliputi tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan pada kelas X SMA 14 Semarang. Objek penelitiannya adalah siswa kelas X-1
SMA 14 Semarang yang berjumlah 40 orang yang terdiri dari 21 siswa putri dan 19 siswa putra. Data hasil belajar kognitif didapat dari tes, sedangkan minat
belajar siswa didapat dari lembar kuesioner. Pada siklus II, peningkatan rerata hasil belajar siswa cukup signifikan karena secara individu siswa yang
mencapai ketuntasan meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. pada siklus I, siswa yang dinyatakan tidak paham mencapai 60 dan meningkat menjadi 5
pada siklus II. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran diperoleh rerata 72,90 sebelum diberikan tindakan. Setelah mendapat tindakan, nilai
rerata meningkat menjadi 76,81. Jadi, penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan bantuan multimedia dapat meningkatkan minat dan
pemahaman siswa kelas X-1 SMA 14 Semarang. Hermawan 2015 yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran
Tematik Kelas IV SD Berbasis ICT dan Multiple Intelligences untuk Kurikulum 2013
”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan researchdevelopment. Penelitian ini menghasilkan sebuah prototipe
pengembangan media pembelajaran yang berbasis ICT dan multiple intelligences pada kurikulum 2013 tema pekerjaan sub tema jenis-jenis
pekerjaan untuk kelas IV SD. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan suatu media yang berbasis ICT dan multiple intelligences dan menilai kelayakan
prototipe medianya. Objek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD. Hasilnya, media ini mendapat penilaian baik, dengan nilai rata-rata aspek sistematika 3,
83; apsek bahasa 3, 5; aspek tampilan 3, 76; dan rerata keseluruhan adalah 3, 69 dan tergolong kategori baik. Jadi, media pembelajaran berbasis ICT pada
pelitian ini baik digunakan sebagai materi ajar pada pembelajaran tematik siswa kelas IV.
Penelitian yang berjudul Pembuatan Video Eksperimen Kapilaritas untuk Pembelajaran Inkuiri Terbimbing oleh Saragih 2012. Penelitian ini juga
merupakan penelitian pengembangan researchdevelopment. Penelitian ini menghasilkan prototipe media pembelajaran video eksperimen Kapilaritas
untuk pembelajaran Inkuiri terbimbing. Tujuan dari penilitian ini adalah membuat suatu media pembelajaran yaitu video eksperimen Kapilaritas untuk
pembelajaran inkuiri terbimbing yang berisi fenomena kapilaritas, eksperimen, analisis data, kesimpilan dan penjelasan materi. Uji coba dilakukan di SMA
Katolik Santa Maria Surabaya yang sedang mempelajari subpokok bahasan Kapilaritas. Hasil angket 92,2 siswa mengatahakan bahwa media ini baik dan
bermanfaat. Jadi, penelitian ini baik bagi pembelajaran materi Kapilaritas. Dari ketiga penelitian terdahulu, peneliti melakukan sebuah penelitian
pengembangan media pembelajaran mata pelajaran IPA pokok bahasan pernapasan manusia berbasis ICT dan inkuiri. Berikut ini adalah literatur map
dari penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini.
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dilihat dari penelitian-penelitian sebelumnya, belum ada penelitian tentang media berbasis ICT dan inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas V. Maka dari
itu, peneliti membuat sebuah media pembelajaran berbasis ICT dan inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas V pokok bahasan pernapasan manusia. Peneliti
berharap penelitian ini dapat memberikan informasi baru mengenai pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT dan inkuiri.
C. Kerangka Berpikir