Prinsip Metode Inkuiri Jenis-Jenis Metode Inkuiri

2 Open-ended topic: tema yang dipelajari tidak terbatas, selain itu bisa bersumber dari mana saja seperti buku pelajaran, pengalaman siswa atau guru, media cetak, internet, dan lainnya. Sehingga siswa akan belajar lebih banyak. 3 Intuitif, imajinatif, inovatif: siswa mengerahkan seluruh potensi yang dimiliknya ketika belajar, dari kreativitas hingga imajinasnya. Siswa akan menjadi pembelajar yang aktif dan mampu berfikir out of the box. 4 Peluang melakukan penemuan: siswa memiliki peluang dikarenakan dalam pembelajaran melakukan berbagai observasi dan eksperimen. Siswa sesegera mungkin akan mendapat hasil dari materi yang mereka pelajari.

c. Prinsip Metode Inkuiri

Menurut Sanjaya 2006: 199-201 metode pembelajaran inkuiri memiliki lima prinsip, yaitu: 1 Berorientasi pada pengembangan intelektual. Dalam strategi pembelajaran inkuiri ini, bertujuan untuk pengembangan kemampuan berfikir. Orientasi strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. 2 Prinsip interaksi, diharapkan guru mampu menjadi sebagai pengatur interaksi atau lingkungan bukan sebagai sumber belajar. Guru pula diharapkan mampu mengarahkan siswanya untuk mengambangkan kemampuan berfikirnya dengan interaksi-interaksi yang diberikan guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Prinsip bertanya, guru berperan sebagai penanya. Dari pertanyaan tersebut siswa belajar untuk menemukan jawaban. Kegiatan menemukan jawaban tersebut merupakan bagian dari proses berfikir. Oleh karena itu, guru dituntut untuk menguasai jenis dan teknik bertanya. 4 Prinsip belajar untuk berpikir, belajar bukan hanya mengingat suatu fakta melainkan suatu proses berfikir. Sehingga ketika belajar, siswa diharapkan mampu mengembangkan keseluruhan potensi otaknya. 5 Prinsip keterbukaan, belajar juga merupakan suatu proses mencoba berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Dalam proses tersebut, guru hendaknya bisa memberikan kesempatan kepada siswa secara terbuka untuk membuktikan kebenaran pendapat yang diajukan siswa.

d. Jenis-Jenis Metode Inkuiri

Banchi dan Bell 2008: 26-27 mengklasifikasikan metode inkuiri menjadi 4 tahap, yaitu: 1 Confirmation Inquiry, tahap pertama ini siswa diberikan pertanyaan, prosedur, dan hasil suatu penelitian. Tahap ini berguna ketika tujuan guru untuk mengulang kembali suatu ide; memperkenalkan siswa dengan pengalaman dari melakukan investigasi, atau untuk membuat siswa memparktikkan kemampuan inkuiri, seperti mengoleksi dan merekam data. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Structured Inquiry, pada tahap ini pertanyaan dan prosedur tetap disediakan oleh guru, namun siswa masih membuat penjelasan yang didukung bukti-bukti yang telah dikumpulkannya. 3 Guided Inquiry, di tahap ini guru menyediakan pertanyaan penelitian dan siswa merancang prosedur untuk menguji pengetahuan dan menjelaskan hasil penyeledikan. Karena pada jenis inkuiri ini, siswa lebih dilibatkan dibandingkan pada tahap sebelumnya, sehingga pada tahap ini sangat baik ketika siswa memiliki kesempatan untuk belajar dan berlatih cara yang berbeda untuk merencanakan eksperimen dan mengumpulkan data. 4 Open Inquiry, tahap terakhir ini merupakan tahap tertinggi. Pada tahap ini, siswa memiliki kesempatan paling murni untuk berperilaku seperti ilmuwan, dari membuat pertanyaan, merancang dan melaksanakan investigasi, serta mengomunikasikan hasil penyelidikan. Siswa membutuhkan penalaran yang paling ilmiah dan kemampuan terbaik saat melakukan tahap ini. Banyaknya pengalaman dari tiga tahap sebelumnya, pada tahap ini siswa akan berhasil melakukan open inquiry. Siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menunjukkan bahwa mereka telah berhasil pada tahap sebelumnya yaitu berhasil merancang, mengumpulkan dan mengalisis data, serta menarik kesimpulan dari bukti-bukti yang telah mereka kumpulkan bila diberi pertanyaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sund dan Trowbridge dalam Mulyasa, 2013: 109 berpendapat bahwa metode inkuiri dibagi menjadi 3 macam, yaitu: 1 Inkuiri terpimpin guide inquiry. Pada metode ini, siswa memperoleh pedoman sesuai yang dibutuhkannya. Beberapa pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini baik digunakan untuk siswa yang belum berpengalaman belajar menggunakan metode inkuiri dan guru memberikan bimbingan dan arahan. Bimbingan yang diberikan guru sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan perkembangan pengalaman siswa. Perencanaan dan petunjuk tentang cara menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru. 2 Inkuiri bebas free inquiry. Siswa melakukan penelitian sendiri selayaknya seorang ilmuan. Selain itu, peserta didik diharuskan untuk dapat mengidentifikasi dan merumuskan topik permasalahan yang hendak diobservasi. Dengan inquiry role approach yang melibatkan siswa dalam suatu kelompok, setiap anggotanya memiliki tugas sebagai koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatat data, dan pengevaluasi proses. 3 Inkuiri bebas yang dimodifikasi modified free inquiry. Siswa memecahkan permasalahan yang diberikan guru melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered yang mendorong siswa untuk melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data hingga menarik kesimpulan dan guru hanyalah sebagai fasilitator. Keunggulan dari metode inkuiri adalah real life skills, open-ended topic, intuitif, imajinatif, inovatif, dan peluang melakukan penelitian. Prinsipnya yaitu berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berfikir, dan prinsip keterbukaan. Tiga jenis metode inkuiri yakni inkuiri terpimpin, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas yang dimodifikasi.

e. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA MATA PELAJARAN IPA TERPADU POKOK BAHASAN WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA KELAS VII SMP N 5 SATU ATAP BUMIJAWA

3 15 228

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA MATA PELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN ELASTISITAS KELAS XI SMA N 1 SUKOREJO

0 32 148

Pengembangan media pembelajaran berbasis Microsoft Powerpoint mata pelajaran IPA materi Peredaran Darah Manusia untuk siswa kelas V SD Kanisisus Jetisdepok.

0 1 266

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT melalui macromedia flash 8 pada pembelajaran IPA pokok bahasan organ pencernaan manusia kelas V A SD Negeri Depok 1.

0 0 292

Pengembangan media kartu domino modifikasi mata pelajaran IPA materi organ pernapasan pada manusia untuk siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran.

0 1 319

Pengembangan media pembelajaran berbasis Microsoft Powerpoint mata pelajaran IPA materi Peredaran Darah Manusia untuk siswa kelas V SD Kanisisus Jetisdepok

0 12 264

Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT melalui macromedia flash 8 pada pembelajaran IPA pokok bahasan organ pencernaan manusia kelas V A SD Negeri Depok 1

0 0 290

Pengembangan media kartu domino modifikasi mata pelajaran IPA materi organ pernapasan pada manusia untuk siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran

7 33 317

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS FLASH PADA MATA PELAJARAN FISIKA POKOK BAHASAN ELASTISITAS KELAS XI SMA N 1 SUKOREJO.

0 0 150

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA.

0 4 17