Aspek-aspek kesiapan mental Pengaruh praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa.

membentuk anak didik. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam menumbuhkan kepribadiannya dipengaruhi oleh kematangan, belajar atau latihan, dan pengalaman. Sementara menurut Sunaryo 1996 kesiapan kerja dapat dilihat dari konsep Link and Match yang melibatkan dua lembaga, yaitu sekolah dan dunia usaha yang harus bekerja sama secara baik sehingga sekolah dapat menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dan dunia usaha dapat membantu sekolah untuk memperoleh calon tenaga kerja yang dihasilkan sekolah dengan mutu yang baik. Kesiapan mental dibentuk dan dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman-pengalaman tertentu yang ada dalam diri anak ikut membentuk kesiapan terhadap suatu pengalaman yang didapat anak berkaitan keadaan lingkungan dan dipengaruhi dari luar yang disengaja seperti pendidikan dan penga jaran. Karena pengalaman-pengalaman yang ada pada diri anak ikut membantu kesiapan, maka kesiapan ini dapat direncanakan sebelumnya dengan memberikan pengalaman yang diperlukan kepada anak. Pengalaman praktek industri merupakan salah satu pengalaman yang dapat menumbuhkan kesiapan mental kerja. Dengan demikian kesiapan terhadap suatu dapat dipercepatdiperlambat Eko S. 1996 . Kesiapan mental kerja seorang siswa yang terpenting tidak lain dipengaruhi oleh keadaan siswa sendiri yang didukung oleh pengala man- pengalaman yang mereka dapat selama ia mempersiapkan diri untuk mendapat pengalaman tersebut. Untuk mendapat pengalaman yang lebih sekolah menerapkan sistem pendidikan yang siswa bekerja di lapangan langsung, diharapkan mental siswa dapat dipersiapkan disitu.

3. Aspek-aspek kesiapan mental

Adapun kesiapan kerja ditinjau dari keadaan mental dan emosi yang mempengaruhi dalam bekerja menurut Eko S. 1996 antara lain : a. Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab. b. Mempunyai motivasi untuk maju dalam bekerja. c. Mempunyai pertimbangan yang logis dan obyektif. d. Mempunyai sikap kritis. e. Mempunyai kemampuan untuk mengenali emosi dan lingkungan kerja. Kesiapan kerja siswa intinya adalah kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu sesuai dengan bidang keahliannya, dengan kata lain kesiapan kerja merupakan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, psikomotorik dan afektif Eko S. 1996. a. Aspek kognitif yaitu tingkat penguasaan teori yang menyangkut pengetahuan, pemahaman dan aplikasi. b. Aspek psikomotorik yaitu tingkat kemampuan siswa dalam praktik. c. Aspek afektif yaitu suatu kondisi keadaan mental dan emosi yang serasi dalam diri individu calon tenaga kerja. Sedangkan Dimyanti dan Mudjiono 1999 kemampuan siswa dalam persiapan mental kerja dibagi dalam bidang: a. Ranah kognif 1 Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah teori, prinsip, atau metode. 2 Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. 3 Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misal menggunakan prinsip. 4 Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil. 5 Sintesis, mencakup kemampuan menyusun suatu program kerja. 6 Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan keriteria tertentu. Misalnya, menilai hasil karangan. b. Ranah afektif 1 Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misal mengakui adanya perbedaan-perbedaan. 2 Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. 3 Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya menerima pendapat orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab. 5 Pembekalan pola hidup, ya ng mencakup kemampuan menhayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya kemampuan mempertimbangkan dan menunjukan tindakan yang disiplin. c. Ranah Psikomotor 1 Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah- milahkan mendekriminasik an hal- hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. Misal perbedaan warna. 2 Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. 3 Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakuan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. 4 Gerakan yang biasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. 5 Gerakan kompleks, yang mencakup gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisian, dan tepat. Misalnya, bonkar-pasang peralatan secara tepat. 6 Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kema mpuan bertanding. 7 Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak- gerak yang baru atas dasar prakasa sendiri. Syarat Perkembangan mental dapat terjadi bila Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab Dimyanti dan Mudjiono 1999. a. Pertumbuhan jasmani telah siap. b. Individu belajar, baik atas dorongan sendiri ataupun dorongan dari lingkungan sekitar. Dari sisi perkembangan individu, perkembangan mental dengan belajar bersifat mendorong. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kesiapan mental kerja siswa, karena dalam pendidikan tersebut diprogram untuk memperkaya pengetahuan, ketrampilan dan wawasan siswa dalam menghadapi tuntutan kerja. Dengan demikian diharapkan siswa siap kerja.

B. Praktek Industri a

Praktek Industri Praktek industri merupakan cara untuk menambah pengetahuan kerja, belajar sikap kerja yang dituntut dunia kerja dan menambah keterampilan kerja. Program ini paling banyak dilaksanakan oleh sekolah kejuruan di Indonesia dalam usahanya mengenalkan siswanya dengan dunia kerja Poerwadarminto, 1984. Praktek industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sinkron pendidikan disekolah dan program keahlian yang diperoleh melalui bekerja secara langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian tertentu Moedjiarto, 1997 Menurut Samani 1993 dalam Moedjiarto, 1997, Praktek industri merupakan suatu bentuk pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dengan penguasaan keahlian atau keterampilan yang di peroleh melaui kegiatan bekerja secara langsung di lembaga industri atau dunia usaha. Praktek industri ini adalah suatu teknik pengembangan pendidikan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada sekolah menengah kejuruan sebagai bekal untuk terjun di dunia usaha. Evan dan Edwin 1978 dalam Sutrisno dan Paryono 1997, berpendapat bahwa keberhasilan pelaksanaan Praktek industri sangat tergantung kepada kemampuan instruktur. Ini tidak lain karena keberhasilan praktek industri sangat tergantung kepada instruktur dalam memilih materi, metode penyampaian, dan evaluasi yang dapat menunjukkan tingkat penguasaan materi peserta pelatihan. Moss 1984 dalam Sutrisno dan Paryono 1997, Dalam Praktek industri sekolah memiliki tugas untuk mendidik, sedangkan lembaga industri bertugas untuk melakukan pelatihan. Sekolah melakukan proses belajar nengajar di kelas untuk mewujudkan tugasnya, sedang lembaga industri melaksanakan pelatihan dalam bentuk magang. Dangan melaksanakan praktek di tempat kerja, keterampilan yang rumit sekalipun dapat dikuasai oleh siswa. Moore dan bay menyatakan bahwa dengan praktek industri kerja pada pekerjaan yang sangat kompleks dapat dilaksanakan secara efektif oleh siswa. Praktek industri adalah Pendidikan yang diterapkan di SMK yang didalamnya menerapkan sistem yang mengacu siswa untuk praktik belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI secara langsung di lapangan sesuai dengan ketrampilan yang dipelajari di bangku sekolah. Siswa diharapkan setelah lulus mendapat pengalaman yang cukup untuk memenuhi tuntuntan kerja. Dengan siswa mengetahui secara langsung di lapangan akan membangun kesiapan mental kerja bagi siswa tersebut. Menurut Jusuf dan Pakpahan 1994 dalam Isnandar 1997, Praktek industri memiliki karakteristik; 1 Standar profesi; 2 Standar pendidikan dan pelatihan; 3 Kerja sama dengan dunia usaha dan industri; 4 Pengujian dan sertifikasi; 5 Peraturan pendukung; 6 Nilai tambah; dan 7 Kelembagaan. Konsep dasar Praktek industri, Menurut Wardiman Djojonegoro dalam Isnandar 1997, memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1 merupakan program bersama, dan tanggungjawab bersama; 2 dunia usaha dan industri ikut serta dalam totalitas kegiatan SMK; 3 pengintegrasian kegiatan belajar di sekolah dengan kegiatan praktek di industri akan menghilangkan perbedaan standar nilai di sekolah; 4 Paktek Industri mengacu kepada pencapaian mutu tamatan yang terstandar, diukur melalui proses uji keterampilan; dan 5 kerjasama dalam pelaksanaan praktek industri menganut prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk kepentingan bersama.

2. Tujuan Praktek Industri