Pengaruh praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar terhadap kesiapan mental kerja siswa.

(1)

vii

ABSTRAK

Hubungan Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan

Prestasi Belajar dengan Kesiapan Mental Kerja Siswa

Oleh:

Elisabet TatikWidiyarti Universitas Sanata Dharma

2007

Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat (1) Hubungan praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa.(2) Hubungan bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa. (3) Hubungan prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMK PUTRA TAMA Jln.Mgr. Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta pada bulan Maret 2006. Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 88 siswa dari populasi sebanyak 94 siswa kelas III. Sedang teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang dilengkapi dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang dinggunakan adalah teknik analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara implementasi praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa p= 0.004 <α(0.05). (2) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara implementasi bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa p=0.089>α(0.05). (3) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara implementasi prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa p=0.141>α(0.05). Hasil penelitian menunjukkan nilai r=0.395 dan

156 , 0

2 =

r . Hal tersebut menunjukkan bahwa varaiabel kesiapan mental kerja siswa dapat dijelaskan oleh variabel praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar sebesar 15,6%. Sedangkan sisanya sebesar 84,4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain selain variabel praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar.


(2)

viii ABSTRACT

The Influence of Industrial Practice, Carreer Guidance, Learning

Achievement To ward Student’s Work-Mental

Readiness

By :

Elisabet Tatik Widiyarti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research was aimed to know whether or not there were an influence of( 1) industrial practice toward student’s work-mentalreadiness, (2) career guidance toward student’s work -mental readiness, (3) learning achievement toward student’s work-mental readiness.

This research was located at “SMK PUTRA TAMA” Jln.Mgr.Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta in March 2006. It consisted of 88 from 94 thrid grade students on that school. The sample taken techniques used was propo rtional sampling random. The data collecting techniques used were questionnaire and documentary study. Multiple regression analysis method was used to analyze the obtained data.

The results of this research showed that: (1) there was a positive, significant influence of industrial practice toward student’s work-mental readinessp=0.004<α(0.05). (2) There was a positive, not significant influence of carrer guidance toward student’s work -mental readinessp= 0.089 >α(0.05). (3) There was a possitive, not significant influence of learning achievement torward student’s work-mental readiness p =0.141>α(0.05).The results of this research showed that the value of r =0.395 and r2 =0,156. It means that the variable of the readiness of student’s work -mental could be explained by the variables of industrial practice, career guidance and learning achievement as much as15,6%. Meanwhile, the rest as much as 84,4% could by explained by other variables.


(3)

PENGARUH

PRAKTEK INDUSTRI, BIMBINGAN

KARIR DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP

KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA

Studi Kasus Kelas III SMK Putra Tama

Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

ELISA BET TA TIK W ID IYA RTI

011334132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

iii


(6)

iv

Halaman Motto

Tetapi aku, kepadaMu aku percaya, ya Tuhan, Aku berkata, “Engkaulah Allahku”.

Cinta adalah suatu keputusan., Keputusan untuk tetap setia ketika jauh, keputusan untuk tetap setia ketika godaan datang.

Butuh semenit untuk menghancurkan seseorang, butuh satu jam untuk menyukai seseorang, butuh sehari untuk mencintai & butuh seumur hidup untuk melupakan seseorang

Dan yang paling hakiki dari kesabaran adalah kerelaan untuk menerima suatu hal yang pait dan menyakitkan sekalipun sebagai suatu kenyataan hidup.

Tuhan menjadikan sesuatu indah pada waktunya ...karena untuk segala hal dan sesuatu ada waktunya.

Mencintai seseorang membutuhkan suatu pengorbanan, ketika pengorbanan itu tidak dihargai maka timbul kekecewaan yang mendalam.


(7)

v

Halaman Persembahan

Kupersembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kritus dan Bunda Maria disurga.

2. Bapak Yohanes Debrito Wiyono Hadi dan Ibunda tercita Martha Marjilah yang menjaga dan mencitaiku.

3. Yohanes Ardi Cahyono kakakku, Elizabeth Rita Widiyastuti saudara kembarku dan Lusia Supiah bulekku yang selalu mendukung dan mencintaiku.

4. Albertus S., Keajaiban terbesar dan terindah kekasihku seorang yang ku miliki.


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.


(9)

vii

ABSTRAK

Hubungan Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan

Prestasi Belajar dengan Kesiapan Mental Kerja Siswa

Oleh:

Elisabet TatikWidiyarti Universitas Sanata Dharma

2007

Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat (1) Hubungan praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa.(2) Hubungan bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa. (3) Hubungan prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMK PUTRA TAMA Jln.Mgr. Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta pada bulan Maret 2006. Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 88 siswa dari populasi sebanyak 94 siswa kelas III. Sedang teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang dilengkapi dengan teknik dokumentasi. Teknik analisis data yang dinggunakan adalah teknik analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara implementasi praktek industri dengan kesiapan mental kerja siswa p= 0.004 <α(0.05). (2) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara implementasi bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa p=0.089>α(0.05). (3) terdapat hubungan yang positif tetapi tidak signifikan antara implementasi prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa p=0.141>α(0.05). Hasil penelitian menunjukkan nilai r=0.395 dan

156 , 0

2 =

r . Hal tersebut menunjukkan bahwa varaiabel kesiapan mental kerja siswa dapat dijelaskan oleh variabel praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar sebesar 15,6%. Sedangkan sisanya sebesar 84,4% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain selain variabel praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar.


(10)

viii ABSTRACT

The Influence of Industrial Practice, Carreer Guidance, Learning

Achievement To ward Student’s Work-Mental

Readiness

By :

Elisabet Tatik Widiyarti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research was aimed to know whether or not there were an influence of( 1) industrial practice toward student’s work-mentalreadiness, (2) career guidance toward student’s work -mental readiness, (3) learning achievement toward student’s work-mental readiness.

This research was located at “SMK PUTRA TAMA” Jln.Mgr.Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta in March 2006. It consisted of 88 from 94 thrid grade students on that school. The sample taken techniques used was propo rtional sampling random. The data collecting techniques used were questionnaire and documentary study. Multiple regression analysis method was used to analyze the obtained data.

The results of this research showed that: (1) there was a positive, significant influence of industrial practice toward student’s work-mental readinessp=0.004<α(0.05). (2) There was a positive, not significant influence of carrer guidance toward student’s work -mental readinessp= 0.089 >α(0.05). (3) There was a possitive, not significant influence of learning achievement torward student’s work-mental readiness p =0.141>α(0.05).The results of this research showed that the value of r =0.395 and r2 =0,156. It means that the variable of the readiness of student’s work -mental could be explained by the variables of industrial practice, career guidance and learning achievement as much as15,6%. Meanwhile, the rest as much as 84,4% could by explained by other variables.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Proses penulisan skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dengan tulus kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo JR. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi sekaligus dosen pembibing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Bambang P.,SE., M. Si. Selaku dosen pembibing II dan Bapak selaku tim penguji.

5. Segenap dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan bantuan penulis selama penulis duduk dibangku kuliah.


(12)

x

6. Bapak Simon Suharyanto selaku kepala sekolah SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk penelitian sehingga penulis memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Yohanes Debrito Wiyono Hadi dan Ibu Martha Marjilah, yang selalu memberikan doa restu, kasih sayang, dukungan, perhatian yang melimpah serta memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.

8. Albertus S. Yang berarti dalam hidupku, yang telah mendoakan, memberikan harapan, memberi motivasi, dan menyayangi serta mengasihiku.

9. Teman-teman seperjuangan PAK’01 yang terkasih.

Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis


(13)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iii

HALAMAN MOTTO………... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA….………... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT……….. viii

KATA PENGANTAR……….. ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesiapan Mental Kerja... 8


(14)

xii

B. Praktek Industri... 13

C. Bimbingan Karir ... 18

D. Prestasi Belajar Kejuruan... 23

E. Sekolah Menengah Kejuruan... 29

F. Penelitian-Penelitian Sebelumnya... 30

G. Kerangka Berpikir ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 39

C. Subyek dan Obyek Penelitian... 39

D. Populasi dan Sampel... 40

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data... 41

G. Variabel dan Pengukurannya ... 42

H. Pengujian Instrumen Penelitian ... 46

I. Pengujian Persyaratan Analisis ... 50

J. Pengujian Hipotesis ... 55

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Data Kelembagaan Sekolah... 59

B. Sejarah Singkat Sekolah... 59

C. Visi, Misi dan Tujuan Program SMK Putra Tama ... 60


(15)

xiii

E. Kurikulum SMK Putra Tama ... 64

F. Organisasi SMK Putra Tama ... 68

G. Sumber Daya Manusia SMK Putra Tama... 68

H. Siswa SMK Putra Tama ... 73

I. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK Putra Tama ... 75

J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan... 76

K. Dewan Sekolah ... 77

L. Hubungan Antar SMK dengan Dunia Industri ... 77

M. Usaha-usaha Penempatan Lulusan... 78

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 81

B. Pengujian Prasyarat... 81

C. Uji Hipotesis ... 89

D. Pembahasan... 93

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 102

B. Keterbatasan Penelitian... 103

C. Saran... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Kisi – kisi kuesioner kesiapan mental kerja siswa... 43

Tabel 3.2 : Kisi – kisi kuesioner pelaksanaan praktek industri... 44

Tabel 3.3 : Kisi – kisi kuesioner pelaksanaan bimbingan karir... 45

Tabel 3.4 : Hasil uji validitas... 47

Tabel 4.1 : Susunan program pendidikan dan pelatihan... 66

Tabel 4.2 : Rincian siswa SMK Putra Tama... 74

Tabel 5.1 : Data penyebaran kuesioner... 81

Tabel 5.2 : Ditribusi frekruensi berdasarkan kesipan mental kerja... 82

Tabel 5.3 : Ditribusi frekruensi berdasarkan pelaksanaan praktek industri... 82

Tabel 5.4 : Ditribusi frekruensi berdasarkan pelaksanaan bimbingan karir... 83

Tabel 5.6 : Hasil perhitungan one sample kolmogorov-smirnov... 84

Tabel 5.7 : Hasil uji heteroskedastisitas... 86

Tabel 5.8 : Hasil nilai VIF... 87


(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner... 108

Lampiran 2 : Tabel r; Tabel t... 113

Lampiran 3 : Tabel menentukan sampel... 115

Lampiran 4 : Tabel F... 116

Lampiran 5 : Tabel Durbin-watson... 119

Lamp iran 6 : Diskripsi data frequencies...120

Lampiran 7 : Uji Validitas... 123

Lampiran 8 : Uji Reliabilitas... 127

Lampiran 9 : Hasil perhitugan regresi linier berganda... 130

Lampiran 10 : Uji Normalitas... 132

Lampiran 11 : Uji Heteroskedastisitas... 133


(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyiapan tenaga kerja yang terdidik, terlatih dan terampil merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam pengembangan sumber daya manusia untuk memenuhi dunia kerja. Dalam kaitan ini maka peranan sektor pendidikan kejuruan menengah menjadi sangat penting dalam menyiapkan tenaga kerja sebagai pelaksana langsung proses pembangunan. Sekolah kejuruan sebagai salah satu jalur pendidikan formal tingkat menengah mempunyai tujuan menyediakan tenaga kerja yang me miliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan sifat spesialisasi kejuruan untuk dapat memenuhi permintaan dan persyaratan dunia industri dan usaha.

Keberadaan SMK saat ini bukan hanya dituntut untuk meningkatkan kuantitasnya, melainkan yang lebih penting adalah kualitasnya. Pemerintah melalui pendidikan menengah kejuruan melakukan upaya perbaikan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusannya, berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas sekolah kejuruan antara lain: meningkatkan daya tampung sekolah kejuruan, pengembangan kurikulum, peningkatan jumlah dan mutu guru, perbaikan dan penambahan gedung sekolah termasuk pengadaan sarana dan prasarana praktek, serta penambahan jumlah dan jenis buku, baik buku teks, buku pegangan guru maupun buku perpustakaan, termasuk sistem pendidikan yang dijalankan di SMK.


(19)

Adapun tujuan Pendidikan yang diterapkan di SMK adalah mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja dengan mengembangkan sikap profesional dan teknis, dengan demikian lulusan SMK diharapkan dapat memenuhi standar mutu tenaga kerja di bidang ekonomi pada tingkat menengah.

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI 1993 Pasal 2 tujuan Pendidikan Sistem Ganda di SMK adalah:

Ayat (1)

1. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjanga n pendidikan yang

lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar.

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkugan sosial budaya dan atau sekitar.

3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri

sejalan dengan perkembangan IPTEK dan kesenian.

4. Menyiapkan kemampuan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan

mengembangkan sikap profesional.

Ayat (2)

Untuk mencapai tujuan sebagai dimaksud dalam ayat (1) penyelenggaraan pendidikan di SMK berpedoman pada tujuan pendidikan nasional.

Keberhasilan lembaga pendidikan kejuruan dapat ditunjkukkan melalui pengakuan dunia industri dan masyarakat terhadap kualitas lulusannya yaitu dengan kemampuan dan keterampilan lulusan dalam menghadapi pekerjaan yang diberikan industri atau dapat dikatakan baik apabila siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan kompetensi yang dituntut industri.

Dunia usaha dan industri sebagai salah satu tempat untuk menampung lulusan sekolah kejuruan dalam menerima tenaga kerja yang terampil dan siap


(20)

bekerja tanpa harus mengadakan pelatihan, pembekalan atau penataran. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, SMK disamping berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peningkatan mutu sistem penga jaran, juga menjalin kerjasama mengupayakan peningkatan kualitas lulusan. Kerjasama tersebut dalam bentuk Program Pendidikan Sistem Ganda. Cara ini dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada siswa SMK tentang dunia kerja, sehingga setelah lulus siswa memiliki gambaran jelas dan terarah mengenai masalah- masalah dalam dunia kerja.

Faktor-faktor tersebut tidak berdiri sendiri dalam mempengaruhi terhadap kesiapan kerja, akan tetapi saling terkait antara satu dengan lainnya.

Bagi siswa SMK pencapaian cita-cita belajar termasuk juga kesiapan mental untuk bekerja yang sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan pendidikan sistem ganda, bimbingan karir dan prestasi belajarnya. Hal tersebut berdasarkan pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999: 106 -108) mengatakan bahwa :

Sejak ena m tahun siswa memperoleh kesempatan belajar di sekolah. Dengan belajar membaca, menulis dan matematika di kelas rendah SD, siswa memuaskan rasa ingin tahunya dengan membaca, mengamati, dan bernalar. Perolehan pengetahuan awal ini menimbulkan rasa percaya diri bertambah kuat kemauan, dan siswa mencoba keinginan atau khayalannya menjadi sejenis cita-cita hidup yang akan menambah kesiapan mentalnya untuk bekerja.

Dari sisi motivasi perlu dihidupkan terus untuk mencapai hasil belajar yang optimal dan dijadikan dampak pengiring, yang selanjutnya menimbulkan programbelajar sepanjang hayat, sebagai perwujudkan dalam cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kemampuan siswa untuk mengatasi kondisi lingkungan negatif, dan dinamika siswa dalam belajar.

Perolehan pengetahuan awal bagi siswa SMK yaitu tentang PSG, baru pertama kali diterima siswa pada saat memasuki SMK. Di jenjang pendidikan sebelumnya (TK, SD, SMP), SPG belum diperoleh siswa. Sedangkan bimbingan karir merupakan program-program belajar yang dilaksanakan untuk mendorong keberanian siswa dalam mencapai cita-cita yang juga kesiapan mental kerja. Dalam rangka pengembangan pencapaian kesiapan mental tersebut guru dan pendidik lain dapat membuat program-program belajar. Prestasi belajar


(21)

merupakan bentuk keberhasilan siswa dalam belajar dan pengembangkan pencapaian kesiapan mental kerja tersebut ditempuh dengan jalan membuat kegiatan belajar sesuatu. Penguat berupa hadiah diberikan pada setiap siswa yang berhasil Dimyati dan Mudjiono (1999).

Terhambatnya pencapaian kesiapan mental kerja siswa dikarenakan masih banyaknya dijumpai para lulusan SMK yang mencapai kesiapan mental kerja yaitu masih banyak pengangguran atau belum bekerja. Masih banyaknya para lulusan SMK yang belum memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha yang ditandai dengan kemampuan tamatan SMK dewasa ini belum banyak diakui oleh dunia kerja dan sikap kemandiriannya dinilai masih rendah. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan wujud bahwa belum seimbangnya antara banyaknya para lulusan SMK yang belum memnuhi kompetensi dengan dunia usaha yang ada. Siswa dalam praktek industri tidak ditempatkan sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

Sikap mental siswa secara langsung atau tidak langsung, baik disadari atau tidak, dipengaruhi oleh kepercayaan diri siswa sendiri. Gagasan, inisiatif, kreatifitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras dan kegairahan kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan, prestasi, keterampilan serta kewaspadaannya.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan

akan tertuang dalam skripsi ini dengan judul “PENGARUH PRAKTEK

INDUSTRI, BIMBINGAN KARIR DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA”


(22)

B. Batasan Masalah

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi terhadap kesiapan kerja, dalam penelitian ini hanya akan dikaji faktor yang mempengaruhi di sekolah, khususnya tentang pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar kejur uan terhadap kesiapan mental kerja.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Praktek Industri dengan kesiapan mental kerja siswa

kelas III SMK Putra Tama?

2. Bagaimana pengaruh bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa

kelas III SMK Putra Tama?

3. Bagaimana pengaruh prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja

siswa kelas III SMK Putra Tama?

4. Bagaimana pengaruh secara bersama-sama antara Praktek Industri,

Bimbingan Karir dan dan prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh praktek industri dengan kesiapan mental kerja


(23)

2. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan karir dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama

3. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan

mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama.

4. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara praktek industri,

bimbingan karir dan prestasi belajar kejuruan dengan kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi SMK Putra Tama

Penelitian tentang kesiapan mental kerja siswa SMK ini dapat digunakan sebagai eva luasi hasil pendidikan dan pengajaran di SMK Putra Tama khususnya evaluasi tentang hasil penelitian mengenai sumbangan variabel- variabel pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, bimbingan karir dan prestasi belajar mata pelajaran kejuruan terhadap kesiapan mental kerja siswa kelas III SMK Putra Tama. Diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak pengelola sekolah sebagai pertimbangan untuk meningkatkan keefektifan pendidikan di SMK Putra Tama khususnya di dalam meningkatkan kesiapan mental kerja, sehingga kesiapan memasuki pasar kerja yang didasarkan pada kemampuan yang dimiliki dan pengetahuan serta cara memasuki dunia kerja juga meningkat


(24)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan memberi manfaat bagi pembaca.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang nyata tentang aplikasi teori- teori yang diberikan di bangku kuliah dalam praktek yang sebenarnya, menambah wawasan serta belajar sebagai praktisi dengan menganalisis suatu masalah, kemudian mengambil kesimpulan dan keputusan.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesiapan Mental Kerja

1. Pengertian Kesiapan Mental Kerja

Kesiapan (Readiness) menurut kamus psikologi adalah suatu titik

kematangan untuk menerima dan mempraktikkan tingkah laku tertentu (Daligulo dan Kartini Kartono, 1983).

Kesiapan mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai gerakan atau gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental (Winkel 1987:153).

Kondisi mental kondisi ini merupakan akibat dari keadaan psikis siswa seperti ketegangan atau kegelisahan batin, stabilitas atau labilitas mental. Siswa yang menikmati ketenangan batin, karena kehidupan keuangannya harmonis dan pergaulan sosialnya dengan teman-teman sebayanya lancar, akan jauh lebih mudah dan berkonsentrasi dalam belajar. Sebaiknya, siswa yang pikirannya kalut dan mudah menjadi bingung, cendrung kerap mempertanyakan diri sendiri dengan; demikian, daya psiskis kurang terpusat pada tugas-tugas belajar. Maka siswa yang diketahui berkondisi mental yang kurang menguntungkan bagi belajar perlu dibantu supaya kondisinya menjadi lebih baik, misalnya melalui wawancara dengan konselor atau konsultasi dengan seorang ahli jiwa. (Winkel 1987:107).

Mental adalah berkenaan dengan jiwa, batin, rohaniah: dalam pengertian aslinya menyinggung masalah pikiran, akal dan ingatan. Sekarang ini digunakan untuk menunjukkan penyesuaian organisme terhadap lingkungan, dengan cara khusus menunjukkan penyesuaian yang mencakup fungsi- fungsi simbolis yang disadari oleh individu. Kartini Kartono (1985).


(26)

Mental adalah hal yang menyangkut batin dan watak manusia yang bukan bersifat badan atau tenaga, bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan, melainkan juga pembanguna n. Purwadarminto (1984). Mentalitas adalah keadaan dan aktifitas jiwa (batin), cara berfikir dan berperasaan. Faktor-faktor ini penentu dalam pembangunan.

Kesiapan kerja adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk memenuhi tuntutan kerja yang sesuai dengan profesinya, hal tersebut didukung dengan aspek-aspek biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan SMK dan efektivitas SMK. Jadi siswa yang didukung biaya yang tercukupi dan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap maka kesiapan mental dalam diri siswa akan tercapai

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan mental kerja

Siswa agar mempunyai kesiapan mental kerja dipengaruhi beberapa faktor yaitu (Zahara Idris dan Lisma Jamal 1992):

a. Pembawaan (yang merupakan potensi-potensi tertentu), seperti bakat, minat, kecerdasan, dan perasaan.

b. Linkungan, yaitu lingkungan fisik, seperti iklim, makanan,

pakaian, rumah, lingkungan belajar, lingkungan sosial. Dalam hal ini, pendidikan, situasi umum (politik ekonomi, sosial, dan budaya), suasana kekeluargaan, masyarakat, adat istiadat (dimana pendidikan merupakan unsur yang paling penting) diperoleh melalui rumah tangga, sekolah, dan masyarakat.

c. Kemauan dan partisipasi aktif peserta didik dalam proses

interaksi yang berlangsung.

d. Kematangan atau kesiapan merupakan motivasi dalam diri

peserta didik untuk berperan serta dalam suatu aktivitas. Kekuatan dari dalam diri dalam ini akan menimbulkan reaksi yang reponsif, sekaligus akan menerima pendekatan yang persuasif.

e. Belajar dan latihan akan membantu perkembangan peserta didik

dalam menunjukan kesiapan/kematangannya.

f. Peranan/belajar/latihan, kemudian akan diikuti oleh


(27)

membentuk anak didik. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam menumbuhkan kepribadiannya dipengaruhi oleh kematangan, belajar atau latihan, dan pengalaman.

Sementara menurut Sunaryo (1996) kesiapan kerja dapat dilihat dari

konsep Link and Match yang melibatkan dua lembaga, yaitu sekolah dan

dunia usaha yang harus bekerja sama secara baik sehingga sekolah dapat menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dan dunia usaha dapat membantu sekolah untuk memperoleh calon tenaga kerja yang dihasilkan sekolah dengan mutu yang baik.

Kesiapan mental dibentuk dan dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman-pengalaman tertentu yang ada dalam diri anak ikut membentuk kesiapan terhadap suatu pengalaman yang didapat anak berkaitan keadaan lingkungan dan dipengaruhi dari luar yang disengaja seperti pendidikan dan penga jaran. Karena pengalaman-pengalaman yang ada pada diri anak ikut membantu kesiapan, maka kesiapan ini dapat direncanakan sebelumnya dengan memberikan pengalaman yang diperlukan kepada anak. Pengalaman praktek industri merupakan salah satu pengalaman yang dapat menumbuhkan kesiapan mental kerja. Dengan demikian kesiapan terhadap suatu dapat dipercepat/diperlambat ( Eko S. 1996 ).

Kesiapan mental kerja seorang siswa yang terpenting tidak lain dipengaruhi oleh keadaan siswa sendiri yang didukung oleh pengala man-pengalaman yang mereka dapat selama ia mempersiapkan diri untuk mendapat pengalaman tersebut. Untuk mendapat pengalaman yang lebih sekolah menerapkan sistem pendidikan yang siswa bekerja di lapangan langsung, diharapkan mental siswa dapat dipersiapkan disitu.

3. Aspek-aspek kesiapan mental

Adapun kesiapan kerja ditinjau dari keadaan mental dan emosi yang mempengaruhi dalam bekerja menurut Eko S. (1996) antara lain :

a. Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan

bertanggung jawab.

b. Mempunyai motivasi untuk maju dalam bekerja.


(28)

d. Mempunyai sikap kritis.

e. Mempunyai kemampuan untuk mengenali emosi dan lingkungan

kerja.

Kesiapan kerja siswa intinya adalah kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu sesuai dengan bidang keahliannya, dengan kata lain kesiapan kerja merupakan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (Eko S. 1996).

a. Aspek kognitif yaitu tingkat penguasaan teori yang menyangkut

pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

b. Aspek psikomotorik yaitu tingkat kemampuan siswa dalam

praktik.

c. Aspek afektif yaitu suatu kondisi keadaan mental dan emosi yang serasi dalam diri individu calon tenaga kerja.

Sedangkan (Dimyanti dan Mudjiono 1999) kemampuan siswa dalam persiapan mental kerja dibagi dalam bidang:

a. Ranah kognif

1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang

telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah teori, prinsip, atau metode.

2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan

makna tentang hal yang dipelajari.

3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan

kaidah untuk menghadapi untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misal menggunakan prinsip.

4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke

dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

5) Sintesis, mencakup kemampuan menyusun suatu program

kerja.

6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan keriteria tertentu. Misalnya, menilai hasil karangan.

b. Ranah afektif

1) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan

kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misal mengakui adanya perbedaan-perbedaan.

2) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan

memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

3) Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan

suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya menerima pendapat orang lain.


(29)

4) Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.

5) Pembekalan pola hidup, ya ng mencakup kemampuan

menhayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya kemampuan mempertimbangkan dan menunjukan tindakan yang disiplin.

c. Ranah Psikomotor

1) Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah- milahkan

(mendekriminasik an) hal- hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. Misal perbedaan warna.

2) Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam

keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani.

3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakuan

gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan.

4) Gerakan yang biasa, mencakup kemampuan melakukan

gerakan-gerakan tanpa contoh.

5) Gerakan kompleks, yang mencakup gerakan atau keterampilan

yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisian, dan tepat. Misalnya, bonkar-pasang peralatan secara tepat.

6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan

mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kema mpuan bertanding.

7) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola

gerak-gerak yang baru atas dasar prakasa sendiri.

Syarat Perkembangan mental dapat terjadi bila Mempunyai minat dan kemampuan untuk bekerja sama dan bertanggung jawab (Dimyanti dan Mudjiono 1999).

a. Pertumbuhan jasmani telah siap.

b. Individu belajar, baik atas dorongan sendiri ataupun dorongan

dari lingkungan sekitar. Dari sisi perkembangan individu, perkembangan mental dengan belajar bersifat mendorong.

Pendidikan sangat berpengaruh terhadap kesiapan mental kerja siswa, karena dalam pendidikan tersebut diprogram untuk memperkaya pengetahuan, ketrampilan dan wawasan siswa dalam menghadapi tuntutan kerja. Dengan demikian diharapkan siswa siap kerja.


(30)

B. Praktek Industri a) Praktek Industri

Praktek industri merupakan cara untuk menambah pengetahuan kerja, belajar sikap kerja yang dituntut dunia kerja dan menambah keterampilan kerja. Program ini paling banyak dilaksanakan oleh sekolah kejuruan di Indonesia dalam usahanya mengenalkan siswanya dengan dunia kerja (Poerwadarminto, 1984).

Praktek industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sinkron pendidikan disekolah dan program keahlian yang diperoleh melalui bekerja secara langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian tertentu (Moedjiarto, 1997)

Menurut Samani 1993 (dalam Moedjiarto, 1997), Praktek industri merupakan suatu bentuk pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dengan penguasaan keahlian atau keterampilan yang di peroleh melaui kegiatan bekerja secara langsung di lembaga industri atau dunia usaha. Praktek industri ini adalah suatu teknik pengembangan pendidikan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada sekolah menengah kejuruan sebagai bekal untuk terjun di dunia usaha.

Evan dan Edwin 1978 (dalam Sutrisno dan Paryono 1997), berpendapat bahwa keberhasilan pelaksanaan Praktek industri sangat tergantung kepada kemampuan instruktur. Ini tidak lain karena keberhasilan praktek industri sangat tergantung kepada instruktur dalam memilih materi, metode penyampaian, dan evaluasi yang dapat menunjukkan tingkat penguasaan materi peserta pelatihan.

Moss 1984 (dalam Sutrisno dan Paryono 1997), Dalam Praktek industri sekolah memiliki tugas untuk mendidik, sedangkan lembaga industri bertugas untuk melakukan pelatihan. Sekolah melakukan proses belajar nengajar di kelas untuk mewujudkan tugasnya, sedang lembaga industri melaksanakan pelatihan dalam bentuk magang. Dangan melaksanakan praktek di tempat kerja, keterampilan yang rumit sekalipun dapat dikuasai oleh siswa. Moore dan bay menyatakan bahwa dengan praktek industri kerja pada pekerjaan yang sangat kompleks dapat dilaksanakan secara efektif oleh siswa.

Praktek industri adalah Pendidikan yang diterapkan di SMK yang didalamnya menerapkan sistem yang mengacu siswa untuk praktik belajar


(31)

secara langsung di lapangan sesuai dengan ketrampilan yang dipelajari di bangku sekolah. Siswa diharapkan setelah lulus mendapat pengalaman yang cukup untuk memenuhi tuntuntan kerja. Dengan siswa mengetahui secara langsung di lapangan akan membangun kesiapan mental kerja bagi siswa tersebut.

Menurut Jusuf dan Pakpahan 1994 (dalam Isnandar 1997), Praktek industri memiliki karakteristik; (1) Standar profesi; (2) Standar pendidikan dan pelatihan; (3) Kerja sama dengan dunia usaha dan industri; (4) Pengujian dan sertifikasi; (5) Peraturan pendukung; (6) Nilai tambah; dan (7) Kelembagaan.

Konsep dasar Praktek industri, Menurut Wardiman Djojonegoro (dalam Isnandar 1997), memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: (1) merupakan program bersama, dan tanggungjawab bersama; (2) dunia usaha dan industri ikut serta dalam totalitas kegiatan SMK; (3) pengintegrasian kegiatan belajar di sekolah dengan kegiatan praktek di industri akan menghilangkan perbedaan standar nilai di sekolah; (4) Paktek Industri mengacu kepada pencapaian mutu tamatan yang terstandar, diukur melalui proses uji keterampilan; dan (5) kerjasama dalam pelaksanaan praktek industri menganut prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi untuk kepentingan bersama.

2. Tujuan Praktek Industri

Menurut Wardiman Djojonegoro 1994 (dalam Moedjiarto, 1997) pelaksanaan praktek industri adalah perwujudan dari konsep Link and Match,. Tujuan praktek industri adalah sebagai berikut :

a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional

dengan tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

b. Memperkokoh Link and Match antara SMK dengan dunia kerja.

c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga

kerja yang berkualitas profesional.

d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman


(32)

Pendapat tersebut juga dipertegas oleh Suhardjo (2000) bahwa secara konseptual dan empiris perlu adanya uji kopentensi pelaksanaan praktek industri bagi siswa SMK agar :

a. Meningkatkan kualitas tamatan SMK sesuai dengan tuntutan

kebutuhan dunia kerja.

b. Mendukung terwujudnya standar kompetensi daerah yang akan

dikembangkan ke tingkat nasional.

c. Mengupayakan pengakuan dunia kerja terhadap kemampuan

tamatan SMK.

d. Meningkatkan hubungan kerja sama antara SMK dengan dunia

kerja, khususnya dengan motivasi pasangan.

3. Materi Pendidikan dan Pelatihan

Khusus untuk praktek industri pada SMK, isi atau materi program pendidikan dan pelatihan itu tidak lepas dari pertimbangan isi materi kurikulum yang berlaku secara utuh. Isi pendidikan dan pelatihan menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Depdikbud, 1993:2) meliputi hal- hal sebagai berikut:

a. Komponen Pendidikan Umum (Normatif) dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki karakter sebagai warga negara dan bangsa Indonesia. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah PPKN, Sejarah, dan Bahasa Indonesia.

b. Komponen Pendidikan Dasar Penunjang (Adaptif) dimaksudkan untuk

memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi, bekal kemampuan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah Matematika, Bahasa Inggris, Ekonomi, Komputer, dan kewirausahaan.

c. Komponen Teori kejuruan dimaksudkan untuk membekali pengetahuan

tentang teknis dasar keahlian kejuruan. Program diklat yang termasuk dalam komponen ini adalah Pelayanan Prima, Membuka Usaha Kecil, Siklus Akuntansi, Surat Niaga dan Kearsipan, Akuntansi Keuangan, dan Akuntansi Perbankan.

d. Komponen Praktik Dasar Profesi yaitu berupa latihan kerja untuk

menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai dengan tuntutan persyaratan keahlian profesi.


(33)

e. Komponen Praktek Keahlian Profesi yaitu berupa kegiatan bekerja secara terprogram dalam situasi sebenarnya untuk mencapai keahlian dan sikap kerja professional.

4. Standar Profesi Praktek Industri

Siswa peserta praktek industri telah bekerja seperti karyawan di industri atau instansi tersebut, maka siswa dituntut menjadi seorang yang professional (Depdikbud:1993) yang ditandai dengan kinerja sebagai berikut:

a. Disiplin

Disiplin yaitu kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan suatu yang ditaati, dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku dalam melaksanakan tugas.

b. Kerjasama

Kerja sama yaitu kesanggupan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna.

c. Inisiatif

Inisiatif yaitu kesanggupan untuk mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari pembimbing.

d. Kerajinan

Kerajinan yaitu kesanggupan untuk menyumbang tenaga dan pikiran secara ikhlas dangan mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.

e. Tanggung Jawab

Tanggung Jawab yaitu kesanggupan menyelesaikan pekerjaan yang di serahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukan.

f. Sikap

Sikap yaitu ketulusan hati melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya.

g. Prestasi

Prestasi yaitu hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Prestasi ini dipengaruhi oleh kecakapan,

keterampilan, pengalaman dan kesungguhan siswa yang bersangkutan. 4. Fungsi Praktek Industri


(34)

a. Memperdalam dan memperluas penguasaan kemampuan profesional kejuruan

b. Menhhayati suasana (iklim) kerja dalam situasi yang sesungguhnya, c. Menginternalisasi etos kerja secara positif.

d. Untuk mengoptimalisasi kegiatan praktek industri sebagai wahana belajar siswa.

5. Keuntungan Praktek Industri

Keuntungan praktek industri (Depdikbud 1993): a. Bagi Institusi

1) Dapat mengenal dan mengamati keahlian siswa peserta praktek

industri di tempat tersebut.

2) Dapat merekrut siswa jika dibutuhkan menjadi karyawan.

3) Karena peserta didik telah mengikuti proses produksi secara aktif, dala m pengertian tertentu peserta didik adalah tenaga kerja yang menguntungkan.

4) Memberi kepuasan institusi tersebut karena diakui turut

memajukan bidang pendidikan.

5) peserta didik dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas tertentu

perusahaan. b. Bagi Siswa

1) Hasil belajar siswa akan lebih bermakna, karena setelah selesai sekolah akan benar-benar memiliki kemampuan atau keahlian profesional sebagai modal kerja.

2) Siswa tidak perlu terlalu lama mencari tingkat keahlian siap kerja karena siswa merasa siap memasuki dunia kerja.

3) Menambah kemampuan dan keterampilan praktis.

4) Mengembangkan kepribadian menjadi mantap dan mandiri.

5) Memupuk rasa tanggung jawab.

6) Memenuhi persyaratan sekolah yang diwajibkan mengenai

praktik kerja.

7) Meningkatkan rasa percaya diri pada pribadi siswa. 8) Tujuan pribadi siswa dapat terpenuhi.

9) Siswa bangga akan hasil kerjanya.

10)Kemampuan profesional akan bertambah.

C. Bimbingan Karir

1. Pengertian Bimbingan Karir

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang agar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki dirinya, mengatasi


(35)

persoalan-persoalan sehingga dapat menemukan jalan hidupnya secara bertanggungjawab tanpa tergantung pada orang lain (Winkel 1981).

Bimbingan adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang telah dipersiapkan (denga n pengetahuan, pemahaman, keterampilan-keterampilan tertentu yang diperlukan dalam menolong) kepada orang lain yang memerlukan pertolongan (Kartini dan Kartono 1985).

Bimbingan adalah suatu proses bantuan khusus yang diberikan kepada para siswa dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangannya yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri, mengarahkan diri dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (Depdikbud 1993).

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau kelompok orang agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri (Aryatmi 1983).

Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Book Of Education

1955 (dalam Prayitno:1976)

Guidence is assistance made availale by personally and qualified and adequately trained man or woman to an individual of any age to help him manage his own life activities, developed his own points of view, make his own decisions, and carry his burdens”

Menurut Crow and Crow (dalam Djumhur dan Surya:1975:21)

Guidance dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah


(36)

pandangnya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri.

Guidence is assistance given to individuals in making intelegent choiseces and anjustments. It is based on the democratic principle that it is the duty and the right of every individual to choose his own way in life insofar as his choice does not interfere with the rigt for others. The ablity to make suck choices is not innate but, like other ablities, must be developed” Jones, Stefflre, and steawart,1970” (dalam Winkel 1981)

Bimbingan merupakan bantuan oleh seseorang kepada seorang dalam menentukan pilihan, penyesuaian dan pemecahan masalah dan bertujuan membantu si penerima agar bertambah kemampuan bertanggung jawab atas dirinya Jones, Stefflre, and steawart,1970” (dalam Winkel 1981)

guidence may be definet as that part of the total educationnal

program that helps provide the personal opportunities and sepcializet staff services by wich each individual can develop to the fullest of his abilites in term, of the domestic idea” .Motenson,and schmuller,1976 (dalam Gunarso Singgih, 1979)

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan, mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan dan dapat menjadi pribadi yang mandiri. Dengan kemandiriannya, diharapkan menambah percaya diri bagi siswa tersebut untuk melakukan kerja di lapangan.

Dari definisi-definisi diatas dapat dipetik beberapa pengertian bahwa:

a. Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan.

b. Bimbingan diberikan pada orang-orang dari berbagai

usia.

c. Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli.

d. Bimbingan bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang

yang dibimbing .

e. Bimbingan diselenggarakan berdasarkan prinsip

demokrasi.

f. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan secara

keseluruhan. 2. Fungsi Bimbingan Karir


(37)

Fungsi bimbingan karir(Depdikbud, 1993): a) Fungsi penyaluran

Memberikan layanan bimbibingan agar siawa memperoleh progaram pendidikan yang benar-benar sesuai sehingga dapat berkembang secara optimal, serta melayani tamatan agar dapat memanfaatkan hasil belajarnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kebahagiannya.

b)Fungsi penyesuaian

Memberikan layanan bimbingan agar siswa dan tamatan dapat melakukan penyesusian secara kreatif-positif (wealladjusted) terhadap situasi dan kondisi tertentu, baik dalam rangka belajar maupun bekerja.

c) Fungsi pencegahan

Memberikan layanan bimbingan agar siswa dapat mengantisipasi dan mengatasi kondisi dan situasi intern dan ekstern yang dapat menghambat perkembangan dirinya.

3. Tujuan Bimbingan Karir

Bimbingan (guidance) menunjukan pada dua hal yang masing- masing berdiri sendiri yaitu memberikan informasi dan menuntun/mengarahkan kearah satu tujuan. Tujuan bimbingan dapat dibedakan dalam tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya orang bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini. Tujuan akhir adalah supaya orang-orang mampu mengatur kehidupannya sendiri, mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangan dan menanggung sendiri (konsekuensi/resiko) dari tindakan-tindakannya (Winkel 1981).

Bimbingan, pada satu pihak, tidak diragukan lagi penting kehadiran dan perkembangannya dalam menyediakan pelayanan bantuan bagi individu dalam kondisi tertentu sifat pencegahan dan pengembangan bimbingan membantu individu terutama dalam memperoleh keterampilan dan kemampuan optimal yang dituntut oleh pekerjaan (Drs. Andi Mappiare 1984).

Bimbingan berusaha agar setiap individu mengenal dengan baik berbagai informasi tentang dirinya sendiri, minat-minatnya, kemampuannya, perkembangannya pada saat ini dalam berbagai bidang kehidupan dan rencana-rencananya atau ambisi-ambisinya untuk masa depan (Alberty: 1957, dalam Prayitno:1976)


(38)

Bimbingan hendaknya ialah untuk membantu individu melalui penyuluhan guna dapat membantu pilihan yang bijaksana, penyesuaian diri, dan penafsiran terhadap situasi yang kritis dalam hidupnya sedemikian rupa untuk menjamin perkembangan kemampuan pengarahan diri sendiri (Kelly, 1969,dalam prayitno:1976)

Bimbingan itu adalah bagian dari pendidikan di mana proses bantuan diberikan secara terus menerus dan sistematis dari seseorang baik petugas khusus maupun orang yang diberi wewenang kepada individu/kelompok agar individu/kelompok dapat memahami dirinya, membuat pilihan, menyesuaikan diri dalam memecahkan masalah sehingga terhindar dan dapat mengatasi kesulitan pada akhirnya tercapai kebahagiaan hidupnya (Fitri A.:2004).

Sedangkan tujuan itu sendiri untuk membawa anak didik yang dibimbing dapat mengembangkan hidupnya, dapat membuat pilihannya dan dapat bertanggungjawab atas pilihannya. Dengan kata lain tujuan bimbingan merupakan bantuan kepada individu agar individu tersebut dengan kemampuan sendiri dapat mengarahkan dirinya, mengatasi kesulitan-kesulitannya, membuat keputusan dalam menentukan pilihannya serta mendapatkan kehidupan yang layak dalam hidupnya (Fitri A.:2004).

Tujuan bimbingan karier dibagi menjadi dua:

a. Bimbingan dalam sekolah menurut Yusuf G. (1992:100)

1) Siswa dapat membedakan lebih terinci sifat-sifat

kepribadiannya (kemampuan, bakat khusus, minat, nilai dan sifat-sifat kepribadiannya) dan mampu melihat perbedaannya dengan orang lain. Selanjutnya ia dapat mengidentifisikan daerah dan tingkat pekerjaan yang mungkin sesuai dengan dirinya.

2) Siswa dapat membedakan antara beberapa daerah pekerjaan

yang luas dalam pengertian:

a)Yang mungkin memberikan kepuasan potensinya,

b) Sifat pekerjaan dan tugas-tugas pekerjaan yang harus

dilakukan,

c) Dampak masa depan dari perkembangan teknologi

terhadap daerah pekerjaan tertentu,

d) Sumbangan yang berarti dari suatu daerah pekerjaan

tertentu terhadap perkembangan masyarakat sekitarnya,

e) Tuntutan masa depan terhadap para pekerja dalam dunia


(39)

f) Siswa dapat membedakan bermacam- macam dunia pendidikan yang tersedia, yang dapat memberikan latihan persiapan untuk pekerjaan mendatang,

g) Siswa mampu mengidentifikasikan keputusan

mendatang yang ia harus putuskan dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang berbeda,

h) Siswa dapat memilih pekerjan dari lingkup pekerjan

yang luas dan mempelajarinya secara mendalam,

i) Siswa dapat membedakan di antara banyak pekerjan

dalam pengertian:

I. Sejumlah jenis pendidikan yang dibutuhkan

untuk persiapan memasuki dunia pekerjan,

II. Isi, alat, letak, produksi atau pelayanan

pekerjaan-pekerjaan itu,

III. Nilai pekerjaan itu bagi masyarakat.

j) Siswa dapat memilih atau menyelesaikan pendidikan

atau latihan dengan dasar pilihan kariernya. b. Tujuan bimbingan karir di luar sekolah

Menurut Roosdi A.S.(1988) Tujuan intervensi dalam proses bimbingan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu penyembuhan, pencegahan, rehabilitasi.

Hershenson dan Power 1987 (dalam Roosdi A.S.;1988).

mengemukakan bimbingan meliputi: pencegahan, pemberian fasilitas, penyembuhan, rehabilitasi dan peningkatan. Lebih jauh dikemukakan bahwa pada lima macam tujuan intervensi bimbingan itu melibatkan:

1) Menggerakan dan menerapkan modal- modal yang telah dimiliki klien

untuk mengatasi masalah yang dihadapinya,

2) Mengembangkan keterampilan-keterampilan lain klien yang

diperlukan untuk mengatasi masalah yang ia hadapi itu,

3) Merubah lingkungan klien untuk mengurangi masalah yang dihadapi

dan/atau memberikan kemudahan-kemudahan dalam memecahkan masalah

Siswa-siswa SMK agak berbeda dengan siswa-siswa lainnya di sekolah umum seperti SMU. Siswa SMK sudah terarah pada suatu jenis pekerjaan tertentu sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Dengan demikian bimbingan yang telah dikemukakan di atas harus membutuhkan pengkajian lebih lanjut sesuai dengan keadaan dan tuntutan bimbingan karir di SMK dewasa ini. Tujuan bimbingan karir adalah menekankan tentang pentingnya informasi dunia kerja


(40)

terhadap perkembangan dewasa ini, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan sesuai dengan tuntutan pekerjaan, dapat menentukan pekerjaan serta dapat bekerja secara produktif.

Bagi SMK sebaga i lembaga pendidikan yang mempersiapkan anak didik sebagai calon tenaga kerja untuk bekerja pada bidang tertentu sangat diperlukan adanya bimbingan karir, walaupun bimbingan individu dan bimbingan akademik yang dikemas dalam bentuk bimbingan dan penyuluhan masih mutlak diperlukan.

Bertolak dari uraian di atas maka bimbingan karir dalam penelitian ini dibatasi seberapa efektif bimbingan karir yang dilakukan oleh sekolah ditinjau dari pendapat siswa.

D. Prestasi Belajar Kejuruan

1. Pengertian Prestasi Belajar Kejuruan

Prestasi Belajar adalah penguasaan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dari nilai test atau hasil test, hasil belajar (Winkel, 1985)

Hasil test hasil belajar siswa/prestasi siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi belajarnya. Evaluasi adalah usaha penelitian terhadap suatu hal, bisa dari tujuan yang ingin dicapai, gagasan, cara kerja, metode pemecahan (Nana Sudjana, 1990:28) usaha mengevaluasi hasil bagi siswa biasanya dilakukan dengan suatu pengukuran dalam letak ujian tertulis, lisan maupun praktek yang diberi skor, dan skor tersebut nampak dalam rapor siswa yang diterima setiap akhir semester.

Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan. Proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur menggunakan alat ukur yaitu test. Hasil yang diperoleh itu merupakan itu merupakan bentuk aktualisasi diri (Winkel, 1985:16)


(41)

Dari pendapat Winkel dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah dari proses belajar yang dapat dicapai oleh siswa yang dilakukan dengan cara evaluasi terhadap hasil belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pengajaran dan proses belajar dicapai.

Menurut Nana Sudjana (1990:13) penilaian itu suatu tindakan atau kegiatan yang melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil- hasil belajar yang diperhatikan setelah mereka menempuh pengalaman belajar.

Sumardi Suryabrata (1998) berpendapat ada hal- hal pokok dalam belajar yaitu :

a) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral change,

actual maupun potensial).

b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan

baru.

c) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Roestiyah N.K faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua (Roestiyah,1982;159)

a. Faktor Internal

Yang dimaksud faktor Internal adalah faktor-faktor yang terjadi dari dalam itu sendiri. Faktor internal ini diantaranya sebagai berikut: 1) Tujuan belajar yang jelas

Siswa yang menganggap dirinya masuk sekolah bukan kemauan diri sendiri tetapi memenuhi anjuran orang tua, atau hanya sekedar juga gengsi melanjutkan sekolah karena memperoleh hadiah sepeda bagus. Bila kondisi demikian bukan kemajuan yang diperolehnya, melainkan kegagalan atau kekecewaan yang akan didapat. Jadi seseorang yang akan belajar harus mempunyai tujuan yang jelas jika ingin prestasi baik. Minat terhadap bahan mata pelajaran


(42)

Minat menentukan sukses atau gagalnya kegiatan seorang siswa. Dalam mengikuti pelajaran di sekolah lanjutan setiap siswa hendaknya mempunyai minat terhadap pelajaran yang sedang diikutinya. Kurangnya minat belajar berpengaruh terhadap prestasinya.

2) Kesehatan

Badan yang sehat akan lebih menguntungkan bagi setiap orang. Dengan badan yang sering sakit-sakitan dan kurang tenaga merupakan faktor yang menghambat kemajuan belajar seseorang. Adanya gangguan emosional, rasa tidak tenang, khawatir, mudah tersinggung, gangguan dalam proses berfikir, semuanya mengakibatkan kegiatan belajar terganggu.

3) Kecakapan mengikuti pelajaran

Cakap mengikuti pelajaran apabila siswa mengerti hal yang disiarkan kemudian merangsangnya menambah pengetahuan yang lebih luas. Untuk bisa memahami dan mengerti isi pelajaran diperlukan perhatian yang terkonsentrasi, senantiasa bertanya dan mengajukan masalah- masalah dalam dirinya, menanggapi secara kritis apa yang diajarkan, sebelum mengikuti pelajaraan lebih dulu mempelajari pokok-pokok yang akan diajarkan. Kegagalan atau hambatan dalam kemajuan pelajaran seringkali disebabkan karena siswa kurang cakap mengikuti pelajaran dengan baik. Karena itu menguasai teknik mengikuti pelajaran adalah perjuangan.

b. Faktor Eksternal

Yang dimaksud dengan factor ini adalah faktor- faktor yang datang dari luar antara lain(Roestiyah,1982):

1) Faktor yang datang dari lingkungan keluarga

Kita ketahui sebagian besar waktu belajar dilaksanakan dirumah karena aspek-aspek kehidupan dalam keluarga turut mempengaruhi kemajuan belajar, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor untuk suksesnya belajar anak.

2) Faktor yang datang dari masyarakat

Pada umumnya masyarakat tidak akan menghalangi kemajuan belajar siswa, sebaliknya mereka membutuhkan tenaganya setelah anak atau siswa tamat belajar kelak.

3) Faktor yang datang dari lingkungan sekolah

Faktor yang mempengaruhi kemajuan belajar tidak saja bersumber dari diri siswa dan keluarga, akan tetapi dapat bersumber dari sekolah. Sebab-sebab hambatan yang timbul terhadap kemajuan belajar siswa menjadi tanggung jawab sekolah untuk memperbaikinya.


(43)

Tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor (Nagalim Purwanto, 1992):

a) Faktor eksterna l

Faktor eksternal yang terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumen. Faktor lingkungan meliputi alam dan lingkungan sekitar. Sedang faktor instrument meliputi kurikulum atau bahan pelajaran, guru, sarana dan prasarana serta administrasi.

b) Faktor internal

Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis. Faktor psiologis meliputi kondisi fisik dan kondisi panca indra. Sedang faktor psikologis meliputi bakat, motivasi, minat, kemampuan kognitif, kecerdasan dll.

Dari pendapat di atas, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalah faktor yang berasal dari dalam individu (internal) yang meliputi faktor fisiologis, faktor lingkungan dan faktor instrumen. Namun yang paling berpengaruh adalah faktor dari dalam individu.

Faktor-faktor yang me mpengaruhi proses belajar yang akhirnya juga berpengaruh terhadap prestasi belajar (Depdikbud 1993) adalah:

a. Keadaan khusus seseorang (sifat pribadi)

1) Kemampuan

Manusia berbeda dari manusia lain. Salah satu perbedaannya adalah dalam hal kemampuan. Dalam kenyatannya ada yang dikaruniai kemampuan tinggi, sehingga mudah mempelajari sesuatu. Kebalikannya ada orang yang kemampuannya kurang sehingga ia mengalami kesulitan mempelajari sesuatu.

2) Kehendak dan Kemauan

Kehendak sangat mempengaruhi corak yang akan diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bilamana ia tidak mampu atau tidak ada kehendak atau kemauan erat pula hubungannya dengan minat (interest) yang dimiliki, karena minat mengarah timbulnya kehendak seseorang.

3) Umur

Pada umumnya diakui semakin tua seseorang, maka proses perkembangan mentalnya makin bertambah baik. Akan tetapi pada unsur-unsur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental tidak seperti ketika ia berumur belasan


(44)

tahun.bukan pada usia yang sangat lanjut, proses-proses perkembangan ini sangat lanjut, proses-proses ini akan menurun.

b. Keadaan bahan yang dipelajari

Usaha untuk mempelajari sesuatu tertentu tergantung akan apa yang dipelajari. Ada bahan yang sukar, ada bahan yang mudah. Bahan-bahan yang mengandung makna mempunyai kecendrungan yang mudah diingat dari pada bahan yang tidak bermakna sama sekali (Depdikbud 1993)

c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan metode belajar

Apakah kita belajar dengan global (whole method) yaitu

belajar secara keseluruhan terlebih dahulu baru kemudian menuju

kedetailnya, atau secara bagian perbagian (part method) yaitu

mempelajari bagian perbagian dulu kemudian melihat keseluruhan. Apabila cara mempelajari dengan suara/sambil mendengarkan musik atau cara mempelajari tidak dengan suara dan harus tenang (Depdikbud 1993).

Menurut Winkel (1985), banyak faktor yang bisa mempengaruhi proses belajar pada diri seseorang khususnya siswa.

a. Faktor-faktor dari pihak siswa

1) Faktor intelektual: taraf intelegensi; kemampuan belajar, cara belajar.

2) Faktor nonintelektual; motivasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi akibat sosial dan lain sebagainya.

b. faktor fisik: kondisi fisik. c. Faktor di luar siswa

1. Faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah

a) Kurikulum pengajaran

b) Disiplin sekola h c) Fasilitas belajar

d) Pengelompokan siswa

2. Faktor-faktor sosial disekolah e) Sistem sosial

f) Status sosial siswa g) Interaksi guru-siswa 3) Faktor-faktor situasional

a) Keadaan politik-ekonomi

b) Keadaan waktu dan tempat


(45)

3. Fungsi prestasi belajar kejuruan

Oleh karena itu perlu penilaian dalam proses belajar yang berfungsi antara lain untuk mengetahui akan kemajuan yang telah dicapai, yang pada umumnya berpengaruh baik terhadap pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, artinya menyebabkan prestasi selanjutnya lebih baik. Manfaat penilaian (Sumardi Suryabrata 1998) antara lain :

a. Memberikan data untuk dapat menentukan status anak didik di dalam

kelasnya.

b. Memberikan ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh

suatu lembaga pendidikan.

c. Merupakan inti laporan tentang kemajuan dan murid-murid kepada orang

tua/pejabat pemerintah yang berwenang, guru- guru dan juga murid-muridnya

Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa akan mempengaruhi konsekuensi terhadap penyelesaian studinya, yang pada akhirnya akan menunjukkan proses apa yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pola perubahan tingkah laku selama pengalaman berlangsung, prestasi belajar juga dapat mencerminkan fungsi yang dapat ditunjukkan sebagai aspek-aspek yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam pengalaman edukatif.

Berdasarkan batasan di atas dimaksudkan prestasi belajar di dalam penelitian ini adalah kecakapan nyata yang dapat diukur berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil interaktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsung proses belajar mengajar edukatif untuk mencapai suatu tujuan.


(46)

Berdasarkan batasan di atas yang dimaksud prestasi belajar di dalam penelitian ini adalah kecakapan nyata yang dapat diukur berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil interaktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsung proses belajar mengajar.

E. Sekolah Menengah Kejuruan

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jalur pendidikan sekolah atau pendidikan formal dalam sistem pendidikan di Indonesia. Sebagai lembaga pendidikan formal, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.080/U/1993 tentang kurikulum SMK, SMK diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta

mengembangkan sikap professional.

b. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi

serta mampu mengembangkan diri.

c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi

kebutuhan dunia kerja dan industri pada saat ini dan masa yang akan datang.

d. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang

produktif, adaptif, dan kreatif.

Program Pendidikan Sekolah Menengah kejuruan dikelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu:

a. Kelompok pertanian dan kehutanan, antara lain: agrobisnis,

agronomi, peternakan, perikanan, pengelolaan hasil pertanian.

b. Kelompok teknologi dan industri, antara lain: Permesinan,

otomotif, kelistrikan, elektronika, kontruksi bangunan gedung dan bangunan air, pertambangan, perkapalan, kemaritiman, grafika, kimia, tekstil, penerbangan, informatika, dan intrumentasi industri.

c. Kelompok bisnis manajemen, antara lain: andministrasi

perkantoran, akuntansi, keuangan dan perbankan, kesekretarisan, perdagangan, usaha penjualan, dan perkoperasian.


(47)

d. Kelompok kesejahteraan masyarakat, antara lain: pelayanan masyarakat dan pengembangan masyarakat.

e. Kelompok pariwisata, antara lain: perhotelan, boga, busana,

dan kecantikan.

f. Kelompok seni dan kerajinan, antara lain: seni rupa, industri, kerajinan dan seni pertunjukan.

Kemudian setiap kelompok program tersebut masih dibagi menjadi beberapa jurusan, dan selanjutnya setiap jurusan dipecah lagi menjadi beberapa program studi.

Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dalam jangka waktu pendidikannya ada yang tiga tahun dan ada pula yang empat tahun.

F. Penelitian-Penelitian Sebelumnya.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Cicilia Sari Wahyuni (2004).

Dengan judul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru, Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Dengan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Tarakanita Kalasan Sleman”.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi

dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?

2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan atara motivasi

belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan atara kegiatan

belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?

4. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi,

motivasi belajar dan kegiatan belajar dengan hasil belajar akuntansi siswa SMK Swasta di Kabupaten Sleman?

Penelitian ini menggunakan metode ekspos facto dengan pendekatan

korelasional yaitu mengetahui sejauh mana hubungan yang ada antara variabel bebas (Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru, Motivasi Belajar dan Kegiatan Belajar Akuntansi Siswa) dan variabel terikat adalah (hasil belajar akuntansi).

Disebut ekspos facto Karena terjadinya data sudah berlangsung dan sudah terjadi di mana peneliti tidak perlu memberi perlakuan lagi. Pendekatan korelasional digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih.


(48)

Dengan hasil penelitian:

a. Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang

kompetensi guru dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa kelas II akuntansi SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.

b. Ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan

hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.

c. Ada hubungan positif dan signifikan antara kegiatan belajar dengan

hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.

d. Persepsi siswa tentang kompetensi guru, motivasi belajar dan kegiatan belajar mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar akuntansi keuangan siswa SMK Tarakanita Kalasan kelas II akuntansi pada semester 2.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Andayani (2004).

Dengan judul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Bimbingan Karir, Dan Prestasi Belajar Siswa Degan Cita-Cita Siswa Setelah Lulus Sekolah Menengah Kejuruan Studi Kasus Siswa Kelas III Tahun Ajaran 2003/2004 SMK YPKK I Sleman”

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi

siswa terhadap pelaksanaan PSG dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman?

2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi

siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi

belajar siswa dengan cita-cita siswa SMK YPKK I Sleman?

Dalam penelitian yang dilaksanakan, jenis penelitian menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkap suatu masalah dan keadan sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta.

Studi Kasus (Case Study) yaitu penelitian yang mengambil suatu

permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian tertentu, maka kesimpulan yang akan diambil bersifat khusus yaitu hanya tentang obyek penelitian tersebut.

Dengan hasil penelitian:

a. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan yang

positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel X2 =5,991. Nilai hitung X2hitung sebesar 6,02. >

2

X tabel. Nilai koefisien kontingensi ( C ) = 0,24 menunjukkan bahwa faktor persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan positif dengan cita-cita siswa setelah sekolah menengah sebesar 24 %.


(49)

b. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel 2 =5,991

X . Nilai hitung 2

X hitung sebesar 1,35 <X2tabel. menunjukkan bahwa faktor persepsi siswa terhadap

pelaksanaan bimbingan karir tidak mempunyai hubungan positif dengan cita-cita siswa setelah sekolah menengah.

c. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan PSG mempunyai hubungan yang

positif dan signifikan dengan cita-cita siswa setelah lulus sekolah menengah. Hal ini dapat dibuktikan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan df (degree of freedom / derajat kebebasan) = (2-1) (3-1) = 2 tampak bahwa dalam tabel X2 =5,991. Nilai hitung X2hitung sebesar 11,47 > X2tabel. Nilai koefisien kontingensi ( C ) = 0,32 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mempunyai hubungan positif dengan cita-cita siswa setelah sekolah menengah sebesar 32 %.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Caesilia Yusti Setya Rini (2004).

Dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Berprestasi, Pembimbingan dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Keberhasilan Pendidikan Sistem Ganda Studi Kasus Siswa-Siswi Kelas III Jurusan Akuntansi SMK Tarakanita Kalasan”

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

motivasi berprestasi dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda?

2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

pembimbingan dengan keberhasilan pend idikan sistem ganda?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda?

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, yaitu suatu jenis penelitian yang mendalam mengenai unit sosial tertentu, karena pengumpulan data dan analisis data dalam jangka waktu tertentu. Maka kesimpulan dari hasil penelitian hanya dapat dipakai pada tempat di mana dilakukan penelitian.

Dengan hasil penelitian:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2: 15,266 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,63 ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi berprestasi yang ada pada diri siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pembimbingan

dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran


(50)

2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2 : 8,991 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,50 ini berarti bahwa semakin tinggi kegiatan pembimbingan yang dilakukan siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar

siswa dengan keberhasilan pendidikan sistem ganda pada kelas III jurusan akuntansi SMK Tarakanita Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004. Dari hasil analisis Chi kuadrat hitung didapat X2 : 18,866 dan Nilai Koefisien kontingensi C : 0,67 ini berarti bahwa semakin tinggi prestasi belajar siswa, maka akan semakin tinggi pula keberhasilan pendidikan sisrtem ganda.

Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa faktor motivasi berprestasi, pembimbingan, prestasi belajar siswa mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidikan sistem ganda. Pembimbingan sangat perlu dilakukan sehingga siswa selalu termotivasi untuk berprestasi karena siswa yang memiliki motivasi tinggi biasanya mempunyai semangat belajar tinggi, sehingga prestasi belajar tinggi. Hal ini menjadi salah satu syarat untuk menjadi peserta praktek. Siswa yang sedang melakukan kegiatan PSG tetap memerlukan pembimbingan agar dapat melaksanakan program pelatihan di DU/DI. Sehingga dapat tercapai apa yang menjadi tujuan dari program PSG dan ada manfaat yang didapat. Hal ini karena keberhasilan PSG pada lembaga pendidikan kejuruan merupakan langkah yang sangat penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas lulusan yang siap kerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan ketenagakerjaan.

G. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir yang diajukan sebagai berikut :

1. Pengaruh antara pelaksanaan Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa.

Dalam implementasi program praktek industri di dunia kerja banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Para siswa dapat memahami karakteristik suatu pekerjaan dan mengerti kemampuan apa yang diperlukan untuk dapat menyesuaikan pekerjaan tersebut dengan baik. SMK merupakan suatu lembaga sekolah yang menyiapkan siswanya untuk terjun ke lapangan kerja,


(51)

sehinga implementasi praktek industri di dunia kerja banyak pengalaman yang diperoleh siswa. Para sis wa dapat memahami karakteristik suatu pekerjaan dan mengerti kemampuan apa yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.

H1: Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif

antara implementasi Praktek Industri terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa SMK.

2. Pengaruh pelaksanaan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja

Siswa.

Bimbingan karir yang dikemukakan pada kajian teoritis di muka, banyak berisikan informasi jenis pekerjaan, menyesuaikan serta mengembangkan karir dalam pekerjaan.

Semakin banyak dan semakin sering orang mendapat informasi tentang berbagai bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang studinya dan banyak mendapatkan bimbingan dalam pemenuhan aspek-aspek yang dibutuhkan dalam pekerjaan, maka siswa tersebut mempunyai kesiapan diri dalam memasuki dunia kerja.

H2: Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif

antara implementasi Bimbigan Karir terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa SMK.

3. Pengaruh antara Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa.


(52)

Siswa SMK memang dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja, jadi prestasi belajar mempunyai hubungan dengan kesiapan mental kerja siswa. Semakin tinggi prestasi belajarnya kemungkinan besar akan semakin mampu untuk me ngatasi permasalahan-permasalahan dalam belajar. Dengan demikian dalam meraih tujuan mereka semakin bisa membangun kesiapan mental siswa seperti yang mereka harapkan.

Kesiapan kerja seseorang dapat diketahui dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam bekerja.

H3: Berdasarkan uraian di atas diduga ada pengaruh yang positif

antara implementasi Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa.

4. Pengaruh siswa terhadap pelaksanaan praktek industri, Bimbingan Karir dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap Kesiapan Mental Kerja Siswa.

Kesempatan untuk mendapatkan suatu pekerjaan terbuka bagi orang yang mendapatkan layanan bimbingan karir seperti informasi adanya lowongan kerja, mengetahui persyaratan yang diperlukan oleh pekerjaan ataupun mengerti cara memasuki dunia kerja yang didukung dengan prestasi belajar yang tinggi sebagai aspek yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam pengalaman edukatif dan kemampuan serta pengalaman mengenai dunia kerja yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dengan demikian diduga bahwa siswa yang mempunyai prestasi belajar yang tinggi, implementasi praktek industri yang tinggi dan banyak bimbingan karirnya akan semakin tinggi kesiapan kerjanya.


(53)

H4: Dari uraian di atas prngaruh antara variable bebas yaitu

pelaksanaan praktek industri, Bimbingan Karir, Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap variable terikatnya yaitu Kesiapan Mental Kerja Siswa SMK dapat digambarkan sebagai berikut:

H3

H4

H1

H2

Terhadap Kesiapan mental Kerja Siswa SMK Pengaruh pelaksanaan praktek industri

Pengaruh Bimbingan Karir.


(54)

BAB III

METODE PENELITAN

Jenis Penelitian

Menurut Sukardi (2003:3) Penelitian adalah suatu cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik itu hasil temuan yang memang sudah sebetulnya sudah ada (discovery) maupun penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta (invention). Sesuai dengan tujuan penelitian dan variabel bebas yang dipilih dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau manipulasi pada variabel penelitian, melainkan hanya mengungkap fakta berdasarkan pengukuran yang telah ada pada diri responden sebelum penelitian ini dilakukan, oleh karena itu penelitian ini termasuk penelitian

Expost facto artinya penelitian sesudah kejadian atau sesudah fakta dan ada

pula peneliti yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi

penelusuran kembali.

Dalam penelitian ini termasuk pendekatan kuantitatif artinya semua informasi atau data disusun dan wujudkan dalam bentuk angka. Analisisnya bardasarkan angka dengan analisis statistik. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bersifat koreksional, karena penelitian ini berusaha menelaah pengaruh antara satu variabel terhadap variabel yang lain.


(55)

Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil tempat penelitian SMK PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No.2 Bantul Yogyakarta. Tahun ajaran 2005/ 2006

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret 2006.

Subyek dan Obyek Penelitian 1.Subyek Penelitian

Semua siswa kelas tiga jurusan Akuntansi dan Penjualan SMK PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

a. Pengaruh pelaksanaan Praktek Industri terhadap Kesiapan

Mental Kerja Siswa .

b. Pengaruh pelaksanaan Bimbingan Karir terhadap Kesiapan

Mental Kerja Siswa .

c. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Mental Kerja

Siswa .

d. Pengaruh pelaksanaan Praktek Industri, Bimbingan Karir, dan

Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan terhadap Kesiapan mental kerja siswa.


(56)

D. Populasi dan Sampel Penelitian. 1. Populasi.

Populasi (Babbie dalam Sukardi 2003). adalah elemen penelitian penelitian yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas III SMK PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel menurut vockell 1983 (dalam Consuelo 1993:161)., adalah berkenaan dengan strategi-strategi yang memungkinkan untuk mengambil suatu subkelompok dari kelompok yang lebih besar, lalu kelompok kecil ini di gunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan tentang kelompok besar tersebut

Di SMK PUTRA TAMA Jln. Mgr. Alb. Sugiyopranoto No. 2 Bantul Yogyakarta, populasi yang akan diambil sampelnya adalah seluruh siswa kelas III. Dari keseluruhan populasi sample sebanyak 94 siswa. Sebagai pertimbangan Sukardi (2003:54) Menyatakan populasi target dengan populasi akses yang paling baik adalah sama besar. Tetapi peneliti dapat mencapai hasil baik, jika misalnya akses yang dicari mencapai 80% sampai 100% dari populasi target.


(57)

Teknik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunukan tehnik menurut Isaac dan Michael 1981 (dalam Sukardi 2003:55) formula empiris dan dapat ditulis sebagai berikut (Tabel jumlah sampel terdapat dilampiran 115):

(

)

) 1 ( ) 1 ( 2 2 2 P P X N d p P P N X S − + − − ⋅ ⋅ = Keterangan

S = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi akses

P = Proporsi populasi sebagai dasar asumsi pembuatan tabel . Harga ini diambil P = 0,05

d = Derajat ketetapan yang direfleksikan untuk kesalahan yang dapat

ditoleransikan dalam fluktuasi proporsi sampel P,d umumnya diambil 0,05.

2

X = Nilai tabel Chi-square untuk satu derajat kebebasan relatif level konfiden yang diinginkan. X2 =3,941 tingkat kepercayaan 0,95

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden baik laporan tentang pribadinya maupun hal- hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto,1998). Teknik kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel terikat


(1)

Coefficient Correlationsa

1,000 ,069 -,164

,069 1,000 -,101

-,164 -,101 1,000

,181 ,005 -,010

,005 ,025 -,002

-,010 -,002 ,021

prestasi belajar praktek industri bimbingan karir prestasi belajar praktek industri bimbingan karir Correlations Covariances Model 1 prestasi belajar praktek industri bimbingan karir

Dependent Variable: mental kerja a.

Collinearity Diagnosticsa

3,963 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00

,025 12,632 ,00 ,91 ,11 ,01

,011 19,248 ,04 ,05 ,89 ,05

,001 57,838 ,96 ,04 ,00 ,95

Dimension 1 2 3 4 Model 1 Eigenvalue Condition Index (Constant) praktek industri bimbingan karir prestasi belajar Variance Proportions

Dependent Variable: mental kerja a.

Residuals Statisticsa

37,73 52,74 46,31 2,885 88

-19,539 13,681 ,000 6,708 88

-2,973 2,229 ,000 1,000 88

-2,862 2,004 ,000 ,983 88

Predicted Value Residual

Std. Predicted Value Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: mental kerja a.


(2)

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: mental kerja

Lampiran Uji Normalitas

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

88 88 88 88

46.31 25.73 39.33 34.9725

7.302 4.645 5.181 1.74722

.134 .097 .105 .076

.068 .068 .105 .055

-.134 -.097 -.056 -.076

1.253 .909 .984 .711

.087 .381 .287 .693

N

Mean Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

mental kerja praktek industri bimbingan karir prestasi belajar

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(3)

Lampiran Uji Heteroskedastisitas

Nonparametric Correlations

Correlations

1.000 .108 -.058 .027

. .318 .590 .801

88 88 88 88

.108 1.000 .159 -.015

.318 . .140 .889

88 88 88 88

-.058 .159 1.000 -.068

.590 .140 . .529

88 88 88 88

.027 -.015 -.068 1.000

.801 .889 .529 .

88 88 88 88

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N praktek industri bimbingan karir prestasi belajar

E error term Spearman's rho praktek industri bimbingan karir prestasi


(4)

(5)

(6)