Pengujian Autokorelasi GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

xci Dapat dilihat bahwa kolom Sig.Significance pada Tabel 4.16 koefisien regresi adalah 0,428; 0,845; 0,651 atau probabilitas lebih besar dari 0,05, maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Misalnya hal ini dapat dilihat dari indikator pengetahuan yaitu pengetahuan pengadminstarsian kantor, pelayanan, komunikasi tertulis dan komunikasi lisan, berpikir kreatif, kerjasama kelompok. Sehingga kompetensi yang dimiliki karyawan PT. Jamsostek Persero Cabang Medan mampu menunjang keproduktivitasan kerja karyawan, karena kompetensi pengetahuan, keterampilan, perilaku mempunyai pengaruh untuk menyelesaikan pekerjaan.

G. Pengujian Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi. Cara yang dapat digunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof. Singgih sebagai berikut : 1. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 3. angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi 4. angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berkut ini : Universitas Sumatera Utara xcii Tabel 4.17 Pengujian Autokorelasi Model Summary b .712 a .507 .458 3.47083 2.073 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, x3, x1, x2 a. Dependent Variable: y b. Pada bagian Model Summary, hasil pengujian setelah ada transformasi data, terlihat bahwa angka D-W sebesar +2,073 atau angka ini terletak diantara -2 dan +2. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi, dan variabel kompetensi yang terdiri dari knowledge, skill, attitude tidak merupakan variabel pengganggu variabel bebas yaitu produktivitas kerja karyawan. Misalnya untuk memudahkan proses kerja PT. Jamsostek Persero Cabang Medan telah melakukan manajemen sumber daya manusia yang berbasis kompetensi pengetahuan, keterampilan, perilaku. Dimana kompetensi disini dititik beratkan pada pengetahuan karyawan pada kinerja pelayanan dan perilaku merespon secara cepat pola pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan handal. Alasannya adalah karena keinginan Jamsostek menjadi lembaga jaminan sosial yang terpercaya dengan dilaksanakannya program kompetensi di bidang sumber daya manusia, sehingga menghasilkan pekerjan kerja karyawan secara produktif.

H. Pembahasan Hasil Penelitian