ratakelas kontrol adalah 65,40 maka kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen 2 lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas eksperimen 1 paling baik jika dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 2 maupun nilai rata-
rata kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan
asesmen kinerja terbaik jika dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah siswa menggunakan pembelajaran berbasis masalah maupun kemampuan
pemecahan masalah siswa menggunakan pembelajaran ekspositori.
4.2.2 Hasil Pengamatan
1. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Diagram perbandingan persentase aktivitas siswa tiap pertemuan pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol ditunjukkan pada Gambar
4.1. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran65 halaman 233.
Gambar 4.1 Diagram Persentase Aktivitas Siswa
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
Eksperimen 1 Eksperimen 2
Kontrol 71.50
57.14 50.36
82.14 60.70
60.50 93.29
73.21 64.43
pertemuan 1 pertemuan 2
pertemuan 3
71
2. Hasil Pengamatan Kinerja Guru
Diagram perbandingan persentase kinerja guru tiap pertemuan pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol ditunjukkan pada Gambar
4.2. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran66 halaman 251.
3. Hasil Pengamatan Pendidikan Karakter Bangsa PKB
Diagram perbandingan persentase pendidikan karakter bangsa siswa tiap pertemuan pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol
ditunjukkan pada Gambar 4.3. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran67 halaman 269.
75.00 80.00
85.00 90.00
95.00 100.00
Eksperimen 1 Eksperimen 2
Kontrol 85.70
83.90 82.10
91.07 89.26
87.50 96
93.00 92.90
pertemuan 1 pertemuan 2
pertemuan 3
Gambar 4.2 Diagram Persentase KinerjaGuru 72
4. Hasil PengamatanKualitas Pembelajaran
Diagram persentase kualitas pembelajaran tiap pertemuan pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol ditunjukkan pada Gambar
4.4. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran68 halaman 287.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
Eksperimen 1 Eksperimen 2
Kontrol 62.50
60.00 52.50
75.00 65.50
60.00 83.50
75.00 70
pertemuan 1 pertemuan 2
pertemuan 3
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
Eksperimen 1 Eksperimen 2
Kontrol 68.97
64.52 62.07
75.86 71.90
66.52 89.50
80.55 72.35
pertemuan 1 pertemuan 2
pertemuan 3
Gambar 4.3 Diagram Persentase PKB
Gambar 4.4 Diagram Persentase Kualitas Pembelajaran 73
4.3 Pembahasan
Dalam penelitian dipilih secara acak kelas VIIIA sebagai kelas ekperimen 1 yang dikenai pembelajaran berbasis masalah dengan asesmen kinerja, kelas
VIIIB sebagai kelas ekperimen 2 yang dikenai pembelajaran berbasis masalah dan kelas
VIIID sebagai
kelas kontrol
yang dikenai
pembelajaran ekspositori.Berdasarkan hasil analisis tahap awal diperoleh data yang
menunjukkan bahwa kelas yang diambil sebagai sampel dalam penelitian berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen.Hal ini berarti sampel
berasal dari kondisi atau keadaan yang sama yaitu pengetahuan yang sama.
1. Ketuntasan Belajar
Berdasarkan hasil uji ketuntasan belajar, siswa yang dikenai pembelajaran berbasis masalah dengan asesmen kinerja maupun siswa yang dikenai
pembelajaran berbasis masalah telah mencapai ketuntasan klasikal. Pada kelas eksperimen 1 dari 30 siswa terdapat 28 siswa yang tuntas individual, 2 siswa tidak
tuntas individual, dan mencapai ketuntasan klasikal 93,33. Pada kelas eksperimen 2 dari 29 siswa terdapat 26 siswa yang tuntas individual, 3 siswa tidak
tuntas individual, dan mencapai ketuntasan klasikal 89. Pada kelas kontrol dari 30 siswa terdapat 18 siswa yang tuntas individual, 12 siswa tidak tuntas
individual, dan mencapai ketuntasan klasikal 60. Dengan demikian, ketuntasan klasikal pada kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan
asesmen kinerja paling baik jika dibandingkan dengan kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah maupun pembelajaran ekspositori. Hasil ini
menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dengan asesmen kinerja 74