7. Polybios 204-122 AD
Mengenai negara, Polybios melanjutkan paham Aristoteles. Menurut Polybios, proses perkembangan, pertumbuhan dan
kemerosotan bentuk-bentuk negara secara psikologis bertalian dengan sifat-sifat manusia menurut ajaran Aristoteles, yaitu bahwa tidak
adanya bentuk negara yang abadi disebabkan karena terkandung benih-benih pengrusakan, seperti pemberontakan, revolusi dll.
Benih-benih tersebut disebabkan karena sifat-sifat manusia, yaitu :
a. Keinginan akan persamaan Yaitu terdapatnya hasrat persamaan terhadap mereka yang
merasa dirinya sama dengan orang-oranglain . b. Keinginan akan perbedaan
Yaitu terdapatnya hasrat perbedaan terhadap mereka yang merasa dirinya berbeda dengan orang lain.
B. ZAMAN ROMAWI
1. Masa Kerajaan
Yaitu masa koningschap atau kerajaan. Bentuk negara adalah monarki dan dipimpin oleh seorang raja.
2. Masa Republik
Republik atau republiek berasal dari kata res kepentingan dan publica umum. Republik adalah pemerintahan yang dijalankan
untuk kepentingan umum.
Arinita Sandria, SH., M.Hum FH - UNIKOM
35
3. Masa Prinsipat
Masa principat dimulai dari masa Caesar. Walaupun pada saat itu, raja-raja Romawi belum mempunyai kewibawaan, namun pada
hakekatnya mereka memerintah secara mutlak. Kemutlakan ini didasarkan pada Caesarismus, yaitu adanya
perwakilan yang menghisap, dari pihak Caesar terhadap kedaulatan rakyat.
Kedaulatan rakyat saat itu disalahgunakan, dimana dalam lapangan ilmu negara digunakan konstruksi Ulpianus yang
menyatakan, bahwa : kedaulatan rakyat diberikan kepada prinsep atau raja melalui suatu perjanjian yang termuat dalam undang-
undang yang disusun olehnya dan diatur dalam Lex Regia. Jadi, landasan hukumnya adalah perjanjian yang terletak dalam
lapangan hukum perdata. Setelah kekuasaan diberikan kepada Prinsep maka rakyat pada kenyataannya tidak dapat meminta
pertanggung jawaban atas perbuatan prinsep. Ahli hukum doktoris iuris yang terkenal pada saat itu adalah
Gajus, Modestinus, Paulus, Papinianus dan Ulpianus. Dalam caesarismus dikenal semboyan yang berbunyi :
a. Solus publica suprema lex
kepentingan umum mengatasi undang-undang b.
Princepes legibus solutus est Rajalah yang menentukan kepentingan umum.
Pada dasarnya, pemerintahan untuk kepentingan umum tersebut dirumuskan dalam undang-undang sehingga derajat kepentingan
umum lebih tinggi dari undang-undang. Namun, yang merumuskan kepentingan umum adalah raja. Otomatis, dalam merumuskan
kepentingan umum tersebut raja bertindak demi kepentingan pribadinya.
Arinita Sandria, SH., M.Hum FH - UNIKOM
36
Dengan demikian, princep dengan berkedok kedaulatan rakyat memerintah demi kepentingan umum, sebenarnya memerintah
dengan sewenang-wenang. Peraturan hukum Romawi pada abad ke-6 atas perintah Kaisar
Justinianus 527-565 dikodifikasi dan dinamakan Corpus Iuris Civilis yang terdiri atas 4 bagian :
a. Institutiones Merupakan buku pelajaran atas lembaga-lembaga hukum
Romawi dan berlaku sebagai himpunan undang-undang. b. Pandectae atau Digesta
Merupakan himpunan karangan yang memuat pendapat para ahli hukum Romawi. Jika hakim ragu-ragu mengenai putusan
atas suatu hal maka putusannya harus didasarkan pada pandectaedigesta.
c. Codex Merupakan kumpulan undang-undang yang dibuat dan
ditetapkan oleh raja-raja Romawi. d. Novallae
Merupakan himpunan tambahan dan penjelasan keterangan bagi codex.
4. Masa Dominat
Dominat atau dominaat adalah masa dimana kaisar secara terang- terangan menjadi raja mutlak, bertindak menyeleweng, menginjak-
injak hukum dan kemanusiaan. Hal ini terlihat dengan adanya manusia dibakar hidup-hidup, manusia diadu dengan manusia lain
atau dengan singa gladiator dan dijadikan tontonan umum, rakyat kelaparan sementara raja dan pengikutnya berpesta pora.
C. ZAMAN ABAD PERTENGAHAN