53
b. Daftar pertanyaan. c. Metode catatan prestasi.
d. Metode dengan pilihan terarah Forced Choice Methode. e. Metode peristiwa kritis Critical Incident Methode.
f. Skala peringkat yang dikaitkan dengan tingkah laku Behaviorally Anchored Ratting Scale.
g. Metode peninjauan lapangan Field Review Methode. h. Tes dan observasi prestasi kerja Performance Test and Observation.
i. Pendekatan evaluasi komparatif Comparative Evaluation Approach. Metode penilaian berorientasi masa depan, menggunakan asumsi
bahwa pegawai tidak lagi sebagai objek penelitian yang tunduk dan tergantung kepada penyelia, tetapi karyawan dilibatkan dalam proses
penilaian. Menurut Rivai 2011:573, Adapun teknik-teknik yang digunakan yaitu :
a. Penilaian diri sendiri Self Appraisal. b. Manajemen berdasarkan sasaran Management By Objective.
c. Penilaian secara psikologis. d. Pusat penilaian Assesment Center.
4. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja
dimaksudkan sebagai
proses penilaian
pelaksanaan tugas performance seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan
standar kinerja atau tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi kinerja disebut
54
juga “performance evaluation” atau ”performance appraisal” yang secara harfiah berarti memberi nilai atau harga. Dengan demikian evaluasi
kinerja berarti memberi nilai atas pekerjaan yang telah dilakukan Simanjuntak, 2011: 107.
Evaluasi kinerja adalah satu sistem dan cara penilaian pencapaian hasil kerja satu pemerintahan dan organisasi lainnya, penilaian pencapaian
hasil kerja setiap individu yang bekerja didalam dan untuk pemerintahan tersebut. Evaluasi atau pengukuran kinerja dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan: a. Mengumpulkan dan menyeleksi informasi,
b. Mengembangkan dan mengkaji informasi, c. Menarik kesimpulan.
Simanjuntak, 2011:19-24.
5. Indikator Kinerja
Menurut Bangun 2012:233, kinerja pegawai dapat diukur melalui:
a. Jumlah Pekerjaan Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu
atau kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan. Setiap pekerjaan memiliki persyaratan yang berbeda sehingga
menuntut karyawan harus memenuhi persyaratan tersebut baik pengetahuan, keterampilan, kemampuan yang sesuai.
55
b. Kualitas pekerjaan Setiap pegawai dalam instansi harus memenuhi persyaratan tertentu
untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut suatu pekerjaan tertentu.
c. Ketepatan waktu Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, untuk jenis
pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki ketergantungan atas pekerjaan lainnya.
d. Kehadiran Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran pegawai dalam
mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan. e. Kemampuan kerja sama
Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang pegawai saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh
dua orang pegawai atau lebih, sehingga membutuhkan kerjasama antar pegawai sangat dibutuhkan.
Desseler 2010 : 329 mengemukakan bahwa ada enam faktor umum yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja karyawan secara
individual, yaitu : a. Kualitas Quality
Adalah akurasi, ketelitian dan tingkat dapat diterimanya kinerja pekerjaan.
56
b. Produktifitas Productivity Kuantitas dan efisiensi yang dihasilkan pekerjaan dalam periode
waktu tertentu. c. Pengetahuan mengenai pekerjaan Job knowledge
Keahlian praktis dan teknik dan informasi yang digunakan dalam pekerjaan.
d. Keterpercayaan Reliability Tingkat dimana kayawan dapat dipercaya berkaitan dengan
penyelesaian pekerjaan dan penindak lanjutannya. e. Ketersediaan vailability
Tingkatan dimana, karyawan tepat waktu, mengobservasi penentuan waktu istirahatjam makan dan keseluruhan catatan kehadiran.
f. Kebebasan Independence Tingkat kinerja pekerjaan dengan sedikit atau tanpa supervisi.
F. Penelitian Terdahulu