dengan permainan game berbentuk pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi pelajaran.
Menurut Slavin TGT berhasil meningkatkan skill-skill dasar, pencapaian, interaksi positif antar siswa, harga diri, dan sikap penerimaan pada siswa-siswi lain
yang berbeda.
31
Dengan menggunakan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam mata pealajaran IPS.
E. Hasil Penelitian Yang Relevan
Sebelum adanya penelitian ini, sudah ada beberapa penelitian atau tulisan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang menggunakan atau menerapkan model
pembelajaran cooperative learning tipe TGT pada beberapa mata pelajaran yang berbeda-beda seperti yang dikemukakan oleh:
1. Yanti Sudarmi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament TGT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 20132014 Di SD Seririt
Kabupaten Buleleng. Dari penelitian yang telah dilaksanakan, tujuan penelitian tersebut antara lain :
a Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe
TGT dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
31
Miftahul Huda, Op. Cit. h.197.
b Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran cooperative learning
tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini berhasil dilaksanakan oleh Yanthi Sudarmi.
32
2. Modesta Yani Rante Bunga dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siswa Kelas IV SD Bala Kecamatan Jono Oge.
Dari penelitian yang telah dilaksanakan, tujuan penelitian tersebut antara lain untuk :
a Mendeskripsikan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT.
b Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran cooperative learning tipe
TGT dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, penelitian ini berhasil dilaksanakan oleh Modesta Yani Rante Bunga.
33
Dengan keberhasilan dua peneliti pendahulu maka peneliti pun tertarik meneliti penelitian ini. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti pendahulu
dengan peneliti pada penelitian ini adalah terletak pada tujuan, dan juga penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT pada mata pelajaran, subjek, dan
lokasi penelitian yang berbeda.
32
Yanthi Sudarmi “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament TGT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV Di SD
No 1 Seririt Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 20132014.
33
Modesta Yani Rante Bunga Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Siswa Kelas IV SD Bala Kecamatan Jono
Oge 2014.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
34
Dalam penelitian tindakan kelas hipotesis yang diperlukan adalah hipotesis kerja, yang hendak dicarikan jawabannya melalui data yang dikumpulkan. Hipotesis ini
disebut hipotesis kerja, karena dalam penelitian ini hipotesis ini dicari sesuai atau tidaknya dengan data pendukung yang dikumpulkan dari setting penelitian. Fungsi
hipotesis secara umum untuk memberikan petunujuk kepada para guru atau peneliti didalam setting dan penentuan data yang perlu diambil guna memecahkan
permasalahan. Pada penelitian tindakan kelas hipotesis kerja perlu ditetapkan sejak awal
tingkat perencanaan, dimana peneliti ingin melakukan penelitian dengan ide umum, kemudian penetapan hipotesis sebagai acuan dalam tindakan. Langkah selanjutnya
dilakukan pengambilan data oleh para peneliti dengan satu atau beberapa teknik yang relevan misalnya observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini penulis mengajukan
hipotesis tindakan yaitu : Model pembelajaran cooperative learning tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Peserta didik pada mata pelajaran IPS Kelas IV SDN 2
Sukamaju Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus.
34
Sugiyono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D Bandung : CV. Alvabeta, 2014, h.64.