Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
sekolah dasar. Pembelajaran IPS pembelajaran lebih ditekankan pada pengembangan ide-ide yang penting dalam memahami, mengapresiasikan dan menerapkan dalam
kehidupan.
6
Pembelajaran IPS diharapkan dapat menyiapkan anggota masyarakat di masa yang akan datang dan dapat membina warga negara yang baik yang mampu
memahami dan menelaah secara kritis kehidupan sosial disekitarnya, serta mampu aktif berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan, baik di masyarakatnya, negara
maupun dunia. Guru harus memiliki kemampuan mengemas pembelajaran secara baik
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan lancar dan dapat menumbuhkan minat belajar serta mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Model pembelajaran yang melibatkan peran aktif peserta didik untuk bekarjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning.
Cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
7
Dalam pembelajaran cooperative learning setiap peserta didik akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompoknya, sehingga setiap
6
Ahmad Susanto, pengembangan pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar Jakarta: charisma putra utama, 2014, h. 37.
7
Rusman, Op. Cit. h. 202.
peserta didik akan memilki kesempatan yang sama untuk memberikan konstribusi demi keberhasilan kelompok.
Terdapat banyak tipe pembelajaran kooperatif, diantaranya tipe teams games tournament TGT. Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 hingga 6 ornag siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan
suku ras yang berbeda.
8
Tipe pembelajaran TGT dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik secara individual. Karena dalam pembelajaran ini tugas yang diberikan harus
dikerjakan secara bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apa bila dari anggota kelompok tidak mengerti dengan tugas yang diberikan maka anggota kelompok lain
yang bertangung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya. Ciri khas pada tipe TGT ini adalah peserta didik belajar secara berkelompok
dalam memahami materi yang telah guru berikan, lalu mereka diuji secara individual mealalui game akademik. Nilai yang mereka peroleh dari game akan menentukan
skor kelompok mereka masing-masing. Lima tahapan dalam pembelajran kooprartif tipe TGT Menurut Slavin dikutif oleh Rusman yaitu penyajian kelas, belajar dalam
kelompok, permainan, pertandingan dan penghargaan kelompok. Tujuan utama
8
Ahmad Susanto, Op. Cit. h. 233.
dalam pembelajaran cooperative learning adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.
9
Melihat dari berbagai kajian teori yang ada dalam model cooperative learning tipe TGT dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi hasil belajar peserta didik. Dalam
konteks ini proses pembelajaran IPS diharapkan meningkatkan hasil belajar peserta didik kearah yang lebih baik dan menimbulkan kemampuan yang lebih baik untuk
menjalin hubungan sosial dan kemampuan mengembangkan rasa saling mempercayai diantara teman dan dapat membina warga negara yang baik yang mampu memahami
dan menelaah secara kritis kehidupan sosial disekitarnya, serta mampu secara aktif berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan dalam masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan terlihat bahwa proses pembeajaran IPS kelas IV SDN 2 Sukamaju Kecamatan Ulu Belu Kabupaten
Tanggamus guru dalam mengajar menggunakan metode ceramah. Di mana guru berdiri di depan kelas dan menjelaskan materi pelajaran yang diberikan. Sementara
itu peserta didik diam mendengarkan penjelasan guru. Dalam suasana demikian, peserta didik cenderung bersikap pasif dan hanya menerima begitu saja pelajaran,
sehingga menimbulkan rasa bosan dan jenuh peserta didik untuk mengikuti pelajaran. Kemudian pada saat guru memberikan tugas masih ada peserta didik yang tidak bisa
menjawab tugas yang guru berikan adapun jawabannya masih asal-aslan
10
. Kondisi pembelajaran yang demikian menyebabkan pencapaian hasil belajar peserta didik
9
Rusman, OP. Cit. h. 210.
10
Hasil observasi awal di kelas IV SDN 2 Suka Maju Tanggal 23 Juli 2016.
menjadi rendah. Hal tersebut peneliti ketahui dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti diperoleh dari dokumen hasil belajar guru dimana mayoritas
peserta didik belum berhasil mencapai batas minimum atau nilai KKM IPS yng telah ditetapkan.
Dengan adanya Nilai IPS masih dibawah KKM tersebut sangat mempengaruhi prestasi pada peserta didik itu sendiri. Deskripsi hasil belajar peserta didik dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel I Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV
SDN 2 Suka Maju Kecamatan Ulu Belu KabupatenTanggamus
Tahun Pelajaran 20162017 NO
NAMA PESERTA DIDIK
KKM NILAI
KETERANGAN
1. Alfi Hidayah
63 55
Tidak Tuntas 2.
Andika Hadi Pratama 63
50 Tidak Tuntas
3. Angga Saputra
63 45
Tidak Tuntas 4.
Bela Dinia Putri 63
65 Tuntas
5. Dafit Tria Hasiyanto
63 50
Tidak Tuntas 6.
Danu Rajinda 63
65 Tuntas
7. Dewi Sofiyani
63 60
Tidak Tuntas 8.
Dio Kurniawan Sandi 63
65 Tuntas
9. Hiksa Alferin
63 45
Tidak Tuntas 10.