Contoh : tar- + dege ‘pijak’
→ tardege ‘tidak sengaja dipijak’ tar- + songgot ‘kejut’
→ tarsonggot ‘terkejut’ c. Menyatakan kesanggupan.
Contoh : tar- + alo ‘lawan’
→ taralo ‘dapat dilawan’ tar- + tuhuk ‘pikul’
→ tartuhuk ‘dapat dipikul’ d. Menyatakan tingkat paling.
Contoh tar- + bagak ‘cantik’
→ tarbagak ‘paling cantik’ tar- + gelleng ‘kecil’
→ targelleng ‘paling kecil’
4.2.5 Prefiks paN-
4.2.5.1 Bentuk Bentuk disini adalah bentuk terikat, maksudnya bentuk bahasa yang perlu
bergabung dengan unsur lain agar dapat dipakai dengan makna yang jelas. Proses pembentukan prefiks paN- sesuai dengan fonem awalan yang dilekatinya, yaitu
a. Prefiks paN- berubah menjadi pam- bila diikuti oleh bentuk dasar yang berfonem awal b, p. Dalam hal ini fonem p luluh.
Contoh : paN- + bola ‘belah’
→ pambola ‘pembelah’ paN- + poro ‘peras’
→ pamoro ‘pemeras’ b. Prefiks paN- berubah menjadi pan- bila diikuti oleh bentuk dasar yang
berfonem awal d, j, s, t. Fonem s, t luluh.
Universitas Sumatera Utara
Contoh : paN- + dilat ‘jilat’
→ pandilat ‘penjilat’ paN- + jait ‘jahit’
→ panjait ‘penjahit’ paN- + surat ‘tulis’
→ panurat ‘penulis’ paN- + tangko ‘curi’
→ panangko ‘pencuri’ c. Prefiks paN- berubah menjadi pang- bila diikuti oleh bentuk dasar yang
berfonem awal g, h dan vokal. Contoh :
paN- + anju ‘bujuk’ → panganju ‘pembujuk’
paN- + gaor ‘rusuh’ → panggaor ‘perusuh’
paN- + hapit ‘jepit’ → panghapit ‘penjepit’
d. Prefiks paN- berubah menjadi panga- bila diikuti oleh bentuk dasar yang berfonem awal l, r.
Contoh : paN- + loppa ‘masak’
→ pangaloppa ‘pemasak’ paN- + rambas ‘babat’
→ pangarambas ‘pembabat’ e. Prefiks paN- berubah menjadi pa- bila diikuti oleh bentuk dasar yang
berfonem awal sengau atau nasal seperti m, n, ng. Fonem N luluh. Contoh :
paN- + mate ‘mati’ → pamate ‘matikan’
paN- + nenget ‘kecil’ → panenget ‘kecilkan’
paN- + ngolu ‘hidup’ → pangolu ‘hidupkan’
Universitas Sumatera Utara
4.2.5.2 Distribusi Distribusi adalah kemampuan suatu morfem melekat pada jenis kata.
Prefiks paN- dapat melekat pada : a. Nomina
Contoh : paN- + pahat ‘pahat’
→ pamahat ‘pemahat’ paN- + ombak ‘cangkul’
→ pangombak ‘pencangkul’ b. Verba
Contoh : paN- + tuhor ‘beli’
→ panuhor ‘pembeli’ paN- + allang ‘makan’
→ pangallang ‘pemakan’ c. Adjektiva
Contoh : paN- + ngali ‘dingin’
→ pangali ‘dinginkan’ paN- + menek ‘kecil’
→ pamenek ‘kecilkan’ 4.2.5.3 Fungsi
Fungsi adalah peran suatu bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas. Prefiks paN- mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Prefiks paN- berfungsi membentuk nomina. Contoh :
paN- + jalang ‘salam’ → panjalang ‘penyalam’
paN- + seat ‘potong’ → paneat ‘pemotong’
b. Prefiks paN- berfungsi membentuk verba. Contoh :
Universitas Sumatera Utara
paN- + mate ‘mati’ → pamate ‘matikan’
paN- + menek ‘kecil’ → pamenek ‘kecilkan’
4.2.5.4 Nosi Nosi adalah maksud yang terkandung dalam suatu kalimat. Prefiks paN-
mempunyai nosi sebagai berikut : a. Menyatakan alat yang dipakai.
Contoh : paN- + ombak ‘cangkul’
→ pangombak ‘pencangkul’ paN- + sapu ‘sapu’
→ panapu ‘penyapu’ b. Menyatakan orang yang melakukan tindakan seperti yang tersebut pada
bentuk dasar. Contoh :
paN- + gais ‘jual’ → panggais ‘penjual’
paN- + tangko ‘curi’ → panangko ‘pencuri’
c. Menyatakan makna yang menyebabkan adanya sifat seperti yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh : paN- + nenget ‘kecil’
→ panenget ‘kecilkan’ paN- + dauk ‘lembut’
→ padauk ‘pelembut’
4.2.6 Prefiks pa-