Morfologi Morfofonemik KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

agar dapat dipakai dengan makna yang jelas. Distribusi adalah kemampuan suatu morfem melekat pada jenis kata. Fungsi adalah peran suatu bahasa dalam satuan sintaksis yang lebih luas. Nosi adalah maksud yang terkandung dalam suatu kalimat.

2.1.2 Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan teori struktural dengan buku acuan Morfologi suatu Tinjauan Deskriptif Ramlan,1985 dan 1987 dan Pengajaran Morfologi Tarigan, 1985 yang dianggap sangat relevan dengan penelitian ini. Sehingga penjelasan makna suatu prefiks secara eksplisit dapat dilakukan dengan cara mempertimbangkan arti gramatikal prefiks tersebut.

a. Morfologi

Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik Ramlan, 1987 : 21. Satuan yang paling kecil yang diselidiki oleh morfologi ialah morfem, sedangkan yang paling besar berupa kata. Morfem ialah satuan gramatik yang paling kecil; satuan gramatik yang tidak mempunyai satuan lain sebagai unsurnya. Kata ialah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satu satuan bebas merupakan kata. Menurut jenisnya morfem dapat dibedakan menjadi Universitas Sumatera Utara morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas merupakan morfem asal, atau morfem dasar yang dapat digabungkan dengan morfem terikat, sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dasar. Contoh : me- + baca → membaca, terdiri dari morfem bebas baca dan morfem terikat me-.

b. Morfofonemik

Apabila dua morfem berhubungan atau diucapkan yang satu sesudah yang lain, ada kalanya terjadi perubahan pada fonem atau fonem-fonem yang bersinggungan. Studi tentang perubahan-perubahan pada fonem-fonem yang disebabkan oleh hubungan dua morfem atau lebih itu serta pemberian tanda- tandanya disebut morfofonemik Samsuri, 1994 : 201. Morfofonemik mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain Ramlan, 1987 : 83 - 105. Dalam bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfofonemik, yaitu : 1. Proses perubahan fonem 2. Proses penambahan fonem 3. Proses hilangnya fonem Proses perubahan fonem, misalnya terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasarnya. Fonem N pada kedua morfem itu berubah menjadi mem-, men-, meny-, dan meng- dan morfem peN- berubah menjadi pem-, pen-, peny-, dan peng-. Perubahan-perubahan itu tergantung pada kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Contoh : Universitas Sumatera Utara meN- + paksa → memaksa meN- + dapat → mendapat meN- + suap → menyuap meN- + kutip → mengutip Proses penambahan fonem antara lain terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dengan bentuk dasarnya yang terjadi dari satu suku. Fonem tambahannya ialah ə, sehingga meN- berubah menjadi menge- dan peN- menjadi penge-. Contoh : meN- + bom → mengebom peN- + bom → pengebom Akibat pertemuan morfem -an, ke-an, peN-an dengan bentuk dasarnya, terjadi penambahan fonem ? apabila bentuk dasar itu berakhir dengan vokal a, penambahan w apabila bentuk dasar itu berakhir dengan u, o, aw, dan terjadi penambahan y apabila bentuk dasar itu berakhir dengan i, ay. Contoh : -an + hari → harian hariyan ke-an + pulau → kepulauan kepulawwan per-an + sama → persamaan persama?an Proses hilangnya fonem N pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem l, r, y, w, dan nasal. Contoh : meN- + lerai → melerai Universitas Sumatera Utara peN- + waris → pewaris Fonem r pada morfem ber-, per-, dan ter- hilang sebagai akibat pertemuan morfem-morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem r dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan ər. Contoh : ber- + serta → beserta ter- + rekam → terekam Fonem p, t, s, k pada awal morfem hilang akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem itu. Contoh : meN- + sapu → menyapu peN- + sapu → penyapu

c. Afiksasi