Sistem Manajemen Kinerja Manajemen Kinerja

3.2.1. Sistem Manajemen Kinerja

6 Dalam sebuah perusahaan, terdapat hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan stakeholder, yaitu penanam modal, karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat. Hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan tersebut mengalami perubahan yang substansial beberapa tahun terakhir ini. Hubungan yang kompleks tersebut dapat dijabarkan seperti tampak pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Jejaring Hubungan Stakeholder Pada era saat ini selain pihak pengelola perusahaan, para investor juga mengerti arti pentingnya perusahaan untuk memenuhi berbagai kepuasan setiap stakeholder. Mereka menyadari apabila perusahaan tidak memberikan perhatian yang cukup kepada kepuasan setiap stakeholder, hal tersebut akan membawa dampak pada reputasi perusahaan dan pangsa pasarnya. Sebaliknya, jika perusahaan memperhatikan dan berusaha memenuhi berbagai 6 Wibisono, Dermawan.2006. Manajemen Kinerja, Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Erlangga. Jakarta Universitas Sumatera Utara permintaankepentingan dari masing-masing stakeholder, perusahaan juga dapat menuntut kontribusi yang lebih dari masing-masing stakeholder tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Neely 2002 dalam pendekatan pengukuran kinerja Prism. Contoh kontribusi yang dapat diberikan stakeholder kepada perusahaan tertera pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Kontribusi dari Para Stakeholder Pihak yang Berkepentingan Stakeholder Kontribusi Contribution Investor • Pertumbuhan modal • Besarnya resiko • Dukungan jangka panjang Pelanggan customers • Keuntungan • Pembelian ulang • Loyalitas • Umpan balik Pihak Perantara intermediaries • Perencanaan di masa depan • Informasi kebutuhan di masa depan Karyawan employees • Fleksibilitas • Keterampilan ganda • Sumbang saran Pemasok supplier • Subpemasok yang lebih luas • Pedagang yang lebih sedikit • Solusi yang menyeluruh • Integrasi Pemerintah regulators • Konsistensi yang adil • Saran-saran nonformal • Keterlibatan lebih awal Masyarakat communities • Ketersediaan tenaga terampil • Hibah-hibah • Dukungan Kelompok pesaing pressure group • Kerja sama yang lebih erat • Berbagi penelitian Mitra alliance partners • Saling menjual dan membeli • Pengembangan yang saling mendukung • Berbagi ongkos Sumber: Buku Manajemen Kinerja, Konsep, Desain, dan Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan Universitas Sumatera Utara Bukanlah hal yang sederhana untuk dapat memenuhi semua permintaan dan kepentingan stakeholder dalam sebuah kerangka Sistem Manajemen Kinerja. Permasalahan yang sering muncul adalah: 1. Perusahaan gagal menerjemahkan keinginan dan kebutuhan wants and needs dari setiap stakeholder. 2. Adanya ketidakcocokan antara keinginan dan kebutuhan wants and needs perusahaan dengan masing-masing stakeholder, bahkan sering kali menimbulkan pilihan yang saling kontradiksi. 3. Ukuran kinerja yang digunakan tidak sesuai dengan strategi, proses, dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan wants dan needs tersebut. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut berbagai perusahaan mencoba mengadopsi macam kerangka sistem manajemen kinerja yang telah dikenalkan oleh para ahli secara luas pada dekade terakhir, seperti : 1. SMART Cross Lynch, 1989 2. Performance Measurement Questionnaire Dixon dkk, 1990 3. Performance for World Class Manufacturing Maskell, 1991 4. Quantum Performance Measurement Model Hronec, 1993 5. The Balance Scorecard Kaplan Norton, 1992 6. Prism Neely Adams, 1999 7. Malcolm Baldrige National Quality Award Departemen of Commerce, USA, 1987 8. ISO Series Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Dasar Perancangan Sistem Manajemen Kinerja