Sievert  dalam  penelitiannya  mengenai  hubungan  status perkawinan dan usia menopause menjelaskan bahwa hubungan
status perkawinan dengan usia menopause mungkin disebabkan oleh  aktivitas  seksual.  Wanita  yang  aktif  secara  seksual
minimal  seminggu  sekali  menunjukkan  kadar  estrogen  yang lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  wanita  yang  kurang  aktif
secara  seksual  Sievert  dkk.,  2001.  Namun,  hal  tersebut berbeda dengan hasil penelitian Kaczmarek di Polandia bahwa
tidak  ada  hubungan  yang  signifikan  antara  status  perkawinan dengan menopause Kaczmarek, 2007.
c. Status Pendidikan
Status  pendidikan  juga  dapat  menjadi  faktor  yang berhubungan  dengan  usia  menopause.  Hasil  penelitian
Schoenaker  menyatakan  bahwa  wanita  yang  memiliki  status pendidikan  tinggi  dan  menengah  akan  memasuki  masa
menopause  lebih  lambat  dibandingkan  dengan  wanita  yang memiliki  pendidikan  yang  rendah  Schoenaker  dkk.,  2014.
Hasil  penelitian  serupa  yaitu  hasil  penelitian  di  US  yang menyatakan  bahwa  terdapat  hubungan  antara  usia  menopause
dengan  status  pendidikan,  dimana  wanita  yang  memiliki pendidikan yang tinggi memiliki efek proteksi sebesar 0,77 kali
untuk  mengalami  menopause  prematur  dibandingkan  dengan wanita yang memiliki pendidikan rendah Gold dkk., 2013.
Sebaliknya,  Hasil  penelitian  Al  Deen  menyatakan  hal berbeda  bahwa  tidak  terdapat  hubungan  antara  status
pendidikan dengan usia menopause Al Deen dan Sadik, 2009. Penelitian Bansal et al juga menyatakan hal serupa bahwa tidak
ditemukannya  hubungan  yang  signifikan  antara  pendidikan dengan usia menopause. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
tingkat  pendidikan  merupakan  salah  satu  dari  faktor  sosial ekonomi  yang  dapat  berpengaruh  terhadap  usia  menopause
melalui  pola  dan  kualitas  dari  pola  makan,  paritas  dan  IMT, namun  pengaruh  secara  pasti  dari  tingkat  pendidikan  masih
belum jelas Tehrani dkk., 2014.
d. Status Pekerjaan
Status  pekerjaan  merupakan  salah  satu  faktor  yang  dapat mempengaruhi  usia  menopause.  Penelitian  di  Iraq  menyatakan
bahwa  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara  status pekerjaan  dengan  usia  menopause  Al  Deen  dan  Sadik,  2009.
Hasil  penelitian  Gold  menyatakan  bahwa  wanita  yang  tidak bekerja  berhubungan  dengan  kejadian  menopause  yang  lebih
awal  dibandingkan  dengan  wanita  yang  bekerja  Gold  dkk., 2001.
Namun, sebaliknya,
hasil penelitian
di Polandia
menyatakan  bahwa  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan antara  status  pekerjaan  dengan  usia  menopause  Kaczmarek,
2007. Hasil tersebut dapat terjadi karena status pekerjaan tidak
berhubungan  langsung  dengan  usia  menopause,  melainkan berhubungan  melalui  pola  gaya  hidup  dan  reproduksi
seseorang.
2 Faktor Reproduksi
a. Paritas
Paritas merupakan jumlah kehamilan terdahulu yang telah berhasil  dilahirkan  dan  mencapai  batas  viabilitas,  tanpa
memperhitungkan  jumlah  anak  Oxorn,  2010.  Paritas  dibagi menjadi  empat  kategori,  yaitu  cukup  bulan,  prematur,  aborsi,
dan  kelahiran  hidup  Haws,  2008.  Paritas  sering  dikaitkan dengan masalah-masalah reproduksi, salah satunya adalah usia
menopause.
Penelitian  Pathak  menyatakan  bahwa  wanita  dengan paritas  yang  lebih  sedikit  cenderung  akan  mengalami
menopause pada usia dini dibandingkan dengan wanita dengan jumlah  paritas  yang  lebih  banyak  Pathak  dkk,  2010.  Hal
tersebut  didukung  oleh  penelitian  Delavar  bahwa  wanita  yang tidak  memiliki  anak  akan  mengalami  menopause  lebih  awal
Delavar, 2010. Penelitian  Meschia  menyatakan  hal  yang  sama  bahwa
semakin  banyak  wanita  melahirkan  anak  akan  semakin  lama wanita  tersebut  mengalami  menopause.  Hal  ini  mungkin
disebabkan  oleh  jumlah  cadangan  ovarium  atau  tingkat  Anti- Mullerian  Hormone  pada  saat  dewasa  tinggi.  Namun,  hasil
penelitian  Bragg,  yang  dilakukan  pada  wanita  sejak  lahir hingga  dewasa  muda,  menyatakan  bahwa  pada  wanita  dengan
paritas  lebih  banyak  yang  lebih  tinggi  memiliki  kadar  Anti- Mullerian  Hormone  yang  sedikit  dibandingkan  dengan  paritas
rendah Bragg, 2012. Wanita  dengan  paritas  tinggi,  memiliki  jumlah  kumulatif
siklus  menstruasi  yang  lebih  rendah  dibandingkan  dengan wanita  yang  tidak  memiliki  anak.  Dengan  demikian,  dapat
mempengaruhi  jumlah  cadangan  oosit  yang  lebih  banyak  dan paparan  hormon  estrogen  yang  lebih  lama  sehingga  wanita
yang  memiliki  paritas  banyak  cenderung  akan  mengalami menopause  pada  usia  yang  lebih  lambat  Dorjgochoo  et  al.,
2008. Namun,  hasil  penelitian  Gold  menyatakan  hal  sebaliknya
bahwa  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan  antara  paritas dengan  usia  menopause  Gold  et  al.,  2013.  Hasil  yang  sama
yaitu hasil penelitian yang dilakukan pada wanita di Iran Utara menyatakan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara wanita
yang  tidak  memiliki  anak  dengan  wanita  yang  memiliki  anak minimal  satu  Delavar  dan  Hajiahmadi.,  2011.  Masih  tidak
konsistenya  hasil  penelitian  mengenai  hubungan  antara  paritas dengan  usia  menopause  sehingga  variabel  ini  perlu  untuk
diteliti.
b. Usia Menarche
Usia  menarche  merupakan  usia  saat  pertama  kali mengalami  menstruasi.  Menarche  merupakan  pertanda  awal
mulanya  fungsi  ovarium  untuk  berovulasi  dan  menandakan terjadinya  pubertas  pada  seorang  wanita.  Usia  terjadinya
menarche  seringkali  dihubungkan  dengan  masalah  kesehatan terutama  kesehatan  reproduksi.  Beberapa  penelitian  seringkali
menyatakan  bahwa  terdapat  hubungan  antara  usia  menarche dengan usia terjadinya menopause.
Penelitian  di  Polandia  menyatakan  bahwa  wanita  dengan usia menarche yang lebih awal akan mengalami menopause 0,3
tahun  lebih  cepat  dibandingkan  dengan  wanita  dengan  usia menarche  yang  lebih  lama  Kaczmarek,  2007.  Namun,
penelitian  di  wilayah  rural  Turki  menyatakan  bahwa  usia menarche  kurang  dari  13  tahun  mencegah  terjadinya
menopause dini Vehid dkk., 2006. Wanita  yang  mengalami  menarche  pada  usia  yang  lebih
cepat  memiliki  jumlah  Anti-Mullerian  hormone  AMH  yang lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  wanita  yang  mengalami
menarche pada usia yang lebih lambat. AMH disekresikan oleh sel-sel  granulosa  dalam  pertumbuhan  folikel  ovarium  primer,
sekunder  dan  antral,  dengan  sekresi  tertinggi  terdapat  pada tahap  sekunder  dan  antral,  kemudian  berakhir  dengan
pertumbuhan  folikel  lanjut.  Tingkat  AMH  rendah  pada  saat
lahir,  meningkat  pada  masa  kanak-kanak  dan  puncaknya  pada saat  remaja,  kemudian  menurun  secara  bertahap  berdasarkan
usia Bragg dkk., 2012. Namun  demikian,  hubungan  antara  usia  menopause
dengan  usia  menarche  masih  tidak  konsisten.  Hasil  penelitian Henderson  menyatakan  bahwa  tidak  terdapat  hubungan  yang
signifikan  antara  usia  menarche  dengan  usia  terjadinya menopause  Henderson  dkk.,  2008.  Kaczmarek  2007  dalam
penelitiannya  menyebutkan  bahwa  hal  ini  dapat  disebabkan oleh  pola  hidup  pada  saat  awal  kehidupan  seseorang  yang
mempengaruhi fungsi ovarium, seperti pola diet pada saat anak- anak  dan  remaja,  beban  kerja,  keseimbangan  energi  dan  stress
Kaczmarek, 2007.
c. Usia Pertama Melahirkan
Hasil penelitian
Dorjgochoo menyatakan
terdapat hubungan  antara  usia  pertama  melahirkan  dengan  usia
menopause,  bahwa  wanita  yang  pertama  kali  melahirkan  di bawah 20 tahun akan mengalami menopause yang lebih lambat
Dorjgochoo  dkk.,  2008.  Hasil  tersebut  didukung  oleh  hasil penelitian  Al-Deen  yang  menyatakan  bahwa  adanya  hubungan
antara  usia  pertama  melahirkan  dengan  usia  menopause  Al- Deen dan Sadik, 2009.
Namun  sebaliknya,  hasil  penelitian  di  Iran  Utara menyatakan bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan rata-rata
usia  menopause  antara  wanita  yang  pertama  melahirkan  pada usia    20  tahun  dan  wanita  yang  melahirkan  pada  usia
≥  20 tahun  Delavar  dan  Hajiahmadi,  2011.  Hasil  penelitian  lain
yaitu  penelitian  mengenai  usia  menopause  dan  faktor-faktor yang  mempengaruhinya  pada  7183  wanita  di  Polandia,
menyatakan  bahwa  tidak  terdapat  hubungan  yang  signifikan antara  usia  menopause  dengan  usia  pertama  melahirkan
Kaczmarek,  2007.  Dengan  demikian,  hasil  penelitian mengenai  usia  menopause  dengan  usia  pertama  melahirkan
masih belum konsisten sehingga perlu untuk diteliti.
d. Penggunaan Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi merupakan suatu upaya mencegah pertemuan sel  telur  dengan  sperma  untuk  mencegah  kehamilan  dengan
memakai cara, alat atau obat-obatan BKKBN, 2011. Terdapat beberapa  pilihan  penggunaan  alat  kontrasepsi,  salah  satunya
adalah  penggunaan  kontrasepsi  oral  pil  KB.  Kontrasepsi  oral dapat  mencegah  kehamilan  dengan  cara  mengkonsumsi  obat
tersebut  setiap  hari  pada  wanita  usia  subur.  Namun, penggunaan kontrasepsi oral sering dikaitkan dengan gangguan
reproduksi  salah  satunya  adalah  pengaruhnya  terhadap  usia menopause.
Beberapa  hasil  penelitian  menyatakan  bahwa  terdapat hubungan  yang  signifikan  antara  penggunaan  kontrasepsi  oral
dengan  usia  menopause.  Penelitian  Gold  2001  menyatakan
bahwa  penggunaan  kontrasepsi  oral  berhubungan  dengan  usia menopause  Gold  dkk.,  2001.  Hasil  penelitian  tersebut
diperkuat  oleh penelitian Vries  bahwa penggunaan kontrasepsi oral  dengan  dosis  tinggi  ≥50  μg  selama  ≥  3  tahun
meningkatkan  risiko  sebesar  1,12  kali  untuk  mengalami menopause yang lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang
tidak menggunakan kontrasepsi  oral  dan pengguna kontrasepsi oral dosis yang lebih
rendah ≤50 μg Vreis dkk., 2001. Vreis
menjelaskan dalam
penelitiannya bahwa
penggunaan  kontrasepsi  oral  dalam  dosis  yang  tinggi  dapat menekan  FSH  sehingga  meningkatkan  kadar  radikal  bebas
oksidatif  pada  sel  granulosa.  Jika  hal  itu  terjadi,  akan  terjadi apoptosis folikel yang dikarenakan oleh aktivasi endonuklease.
Selain  itu,  penggunaan  kontrasepsi  oral  akan  mempercepat penipisan  follicles  pool  dengan  menurunkan  konsentrasi
gonadotropin, sehingga memungkinkan perkembangan spontan folikel  primordial  menjadi  tahap  akhir  perkembangan  folikel
Vreis, 2001.
3 Faktor Gaya Hidup
a. Merokok
Penelitian  Meschia  menyatakan  bahwa  perokok  memiliki usia  menopause  yang  lebih  cepat  dibandingkan  dengan  bukan
perokok  Meshia,  2000.  Penelitian  Gold  menyatakan  bahwa wanita  yang  tidak  merokok  berhubungan  dengan  kejadian
menopause  yang  lebih  lambat  Gold,  2013.Penelitian  Hardy menyatakan  bahwa  wanita  yang  merokok  berisiko  sebanyak
1,31  kali  untuk    mengalami  perimenopause  lebih  awal  dan sebanyak  1,63  kali  berisiko  mengalami  menopause  lebih  awal
dibandingkan dengan wanita bekas perokok Hardy, 2000.
Hasil  penelitian  Waylen  menyatakan  bahwa  kadar  serum ihibitan  B  pada  wanita  perokok  semakin  kecil  dibandingkan
dengan  bekas  perokok  dan  bukan  perokok  yang  menyebabkan penuaan  pada  ovarian  menjadi  lebih  cepat  Waylen,  2010.
Schoenake  dalam  penelitiannya  menjelaskan  bahwa  merokok berhubungan  dengan  produksi  hormone  dan  metabolism,
termasuk ekspresi  gen CYP1A2 dan pengurangan kadar serum estrogen,  meningkatnya  konsentrasi  2-hydroxyestrogen  dan
meningkatnya  kuantitas  dari  androgen.  Semua  itu  dapat berpengaruh
terhadap efek
anti-estrogen yang
dapat menyebabkan  menopause  menjadi  lebih  cepat  Schoenaker,
2014. Meskipun
demikian, penelitian
mengenai dampak
merokok  terhadap  menopause  masih  tidak  konsisten.Penelitian Delavar  menyatakan  tidak  ada  hubungan  antara  merokok
dengan menopause Delavar dan Hajiahmadi, 2010.
b. Aktivitas Fisik
Prevalensi  wanita  menopause  pada  usia  kurang  dari  40 tahun lebih tinggi pada  wanita  yang memiliki aktivitas fisik  di
luar  rumah  Vehid  dkk,  2006.  Penelitian  Gold  menyatakan bahwa  wanita  yang  memiliki  aktifitas  fisik  yang  tinggi  akan
mengalami usia menopause yang lebih cepat Gold dkk, 2013. Hal tersebut didukung oleh hasil meta-analisis Schoenaker yang
menyatakan  bahwa  wanita  dengan  aktifitas  fisik  sedang  dan tinggi  akan  mengalami  menopause  lebih  cepat  dibandingkan
dengan wanita dengan aktifitas fisik  yang rendah Schoenaker, 2014. Aktivitas fisik yang tinggi dapat mempengaruhi ovarium
menjadi  terbatas  dengan  mengurangi  serum  estrogen  dan meningkatkan  hormon  seks  globulin  yang  dapat  menyebabkan
terjadi menopause lebih cepat Schoenaker, 2014.
D. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Ket:             = faktor sosio-demografi = faktor reproduksi
= faktor gaya hidup Modifikasi dari: Bragg dkk., 2012; Dorjgochoo dkk., 2008; Vreis dkk.,
2001; Waylen dkk., 2010; Schoenaker dkk., 2014
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan  kerangka  teori  yang  telah  dijelaskan  sebelumnya,  dapat dibentuk  suatu  kerangka  konsep  untuk  dapat  mendeskripsikan  variabel-
variabel yang akan diteliti, yaitu:
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan  gambar  diatas,  dijelaskan  bahwa  variabel-variabel  yang diteliti  hubungannya  dengan  usia  menopause  adalah  tahun  lahir,  status
perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan, paritas, usia menarche, usia
Usia Menopause
- Faktor Sosio-Demografi
1. Tahun Lahir 2. Status Perkawinan
3. Status Pendidikan 4. Status Pekerjaan
- Faktor Reproduksi
1. Paritas 2. Usia Menarche
3. Usia Pertama
Melahirkan 4. Riwayat Penggunaan
Kontrasepsi Oral -
Faktor Gaya Hidup 1. Status Merokok
2. Aktivitas Fisik
pertama  kali  melahirkan,  penggunaan  kontrasepsi  oral,  merokok  dan aktivitas fisik. Sedangkan variabel lainnya tidak diteliti.
Konsumsi  alkohol  tidak  diteliti  dalam  penelitian  ini  dikarenakan konsumsi alkohol di Indonesia tidak terlalu banyak seperti di Negara-negara
lain sehingga hasilnya akan homogen. Selain itu, hasil penelitian Mikkelsen menyatakan  bahwa  tidak  terdapat  hubungan  antara  konsumsi  alkohol
dengan  usia  menopause  Mikkelsen,  2006.  Penelitian  Mikkelsen  2006 dan  Kinney  2006  menemukan  bahwa  tidak  terdapat  hubungan  asosiasi
antara  konsumsi  kafein  dengan  menopause  Mikkelsen,  2006;  Kinney, 2006.
Peneliti  merupakan  seorang  yang  tidak  ahli  dalam  mengukur  pola makan sehingga untuk meghindari adanya bias informasi, maka pola makan
tidak  diteliti  dalam  penelitian  ini.  Selain  itu,  penelitian  Park  2002 menyatakan  tidak  terdapat  hubungan  antara  pola  makan  dengan  usia
menopause  Park,  2002.  Penelitian  Martin  menyatakan  bahwa  pengaturan pola  makan  seperti  pengaturan  konsumsi  lemak  dan  karbohidat  tidak
berpengaruh terhadap usia terjadinya menopause Martin, 2006.