2. Bagi Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan dan informasi mengenai prevalensi wanita menopause serta sebagai
identifikasi awal wanita yang berisiko mengalami morbiditas di masa yang akan datang serta sebagai dasar perencanaan kesehatan terutama
kesehatan reproduksi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah bukti dan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menopause yang diharapkan dapat sebagai
masukan untuk penelitian berikutnya.
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada bulan April sampai Juni
2015. Penelitian ini dilakukan pada wanita usia 30 tahun keatas di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi menopause, rata-rata usia menopause dan faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menopause
pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Menopause
The Council of Alfiliated Menopause Societies CAMS menyatakan menopause merupakan penghentian menstruasi secara
permanen yang bukan merupakan penyakit melainkan proses alamiah sebagai akibat dari berkurangnya produksi ovarium yang dihasilkan oleh
hormon seksual. Menopause dapat dinyatakan ketika seorang wanita tidak mengalami siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut Kalb, 2007.
Menurut World Health Organization WHO, menopause adalah pemberhentian siklus menstruasi secara permanen yang disebabkan oleh
hilangnya aktivitas folikel ovarium yang dinyatakan apabila mengalami amenorrhea tidak menstruasi selama 12 bulan WHO, 1996. Fase
menopause dibagi menjadi dua yaitu perimenopause dan postmenopause. Perimenopause merupakan fase transisi menuju menopause dimana mulai
terjadi perubahan hormon dan terjadi siklus menstruasi secara tidak teratur. Sedangkan postmenopause merupakan fase dimana wanita tidak
mengalami menstruasi lebih dari 12 bulan Martin, 2013. Prematur menopause merupakan menopause yang terjadi pada usia 40 tahun,
sedangkan menopause dini terjadi pada usia ≤ 45 tahun dan menopause terlambat terjadi pada usia 53 tahun Shuster dkk, 2011Fox-Spencer
dan Brown, 2007.
1. Natural Menopause
Natural menopause merupakan sebuah proses alamiah dari berhentinya periode menstruasi. Proses tersebut biasa terjadi pada
wanita berusia antara 48 dan 55 tahun sebagai akibat tidak adanya hormon yang dihasilkan oleh ovarium, dengan kata lain, ovarium
sudah tidak lagi memproduksi hormon Kalb, 2007.
2. Induced Menopause
Induced menopause terjadi ketika seseorang berhenti menstruasi diakibatkan karena operasi pengangkatan ovarium hysterectomy atau
pemberhentian fungsi ovarium akibat kemoterapi, radiasi, terapi obat, atau proses pengobatan lainnya. Induced menopause dapat terjadi pada
usia kapan saja karena merupakan hasil dari sebuah kondisi fisik yang tidak diharapkan Kalb, 2007.
B. Mekanisme Terjadinya Menopause
2. Penuaan reproduksi pada wanita adalah perkembangan alami yang terjadi melalui 3 tahap, yaitu masa reproduksi, transisi menopause, dan akhirnya
menopause. Penuaan reproduksi pada wanita diduga disebabkan oleh penurunan kualitas dan kuantitas oosit di primordial, menengah dan folikel
primer Steiner, 2011. Menopause merupakan proses panjang dari terjadinya atresia follikular yang dimulai selama fase interurin dan terjadi
secara terus-menerus hingga terjadinya menopause. Sel embrio primordial wanita berasal dari kuning telur yang berkembang menjadi oogenia yaitu
sel yang belum matang. Sekitar 7 juta oogenia dibentuk pada bulan kelima
dari perkembangan janin. Kemudian, oogenia akan berkembang menjadi oocytes hampir sepenuhnya menjadi sel kelamin Martin, 2013.
3. Pembentukan oocytes berhenti pada saat janin perempuan berusia lima bulan dan tidak dapat melanjutkan memproduksi oocytes pada saat lebih
dari lima bulan di dalam uterus. Pada saat transisi menuju masa menopause terjadi proses degenerasi dan resorpsi 3,4 sampai 7 juta sel
sehingga akan menjadi kurang dari 1000 folikel yang tersisa Martin, 2013.
4. Oogonia yang semula berjumlah 7 juta, mengalami penurunan sehingga hanya menghasilkan sekitar 2 juta oocytes pada saat lahir dan menjadi
sekitar 400.000 pada awal pubertas. Folikel dan oocytes, yang merupakan unit perkembangan, merosot sebelum ovulasi Martin, 2013. Sedikitnya
jumlah folikel menyebakan penurunan jumlah sel granulosa. Sedikitnya sel granulosa menyebabkan menurunnya produksi Anti-mullerian
Hormone AMH dan inhibin. Rendahnya jumlah inibin pada fase luteal dan fase awal folekular menyebabkan peningkatan secara prematur
follicle-stimulating hormone FSH. Fase folikular dari onset awal menstruasi sampai terjadinya ovulasi menjadi singkat. Dengan demikian,
peningkatan awal fase FSH dan estradiol dan siklus menstruasi yang menjadi singkat dapat diamati pada wanita yang telah berkurang ovarium
cadangannya Steiner, 2011. 5. Selama menopause, penurunan produksi estrogen dan inhibin ovarium
mengurangi sinyal umpan balik negatif terhadap hipofisis dan hipotalamus dan menyebabkan peningkatan yang progresif pada kadar gonadotropin.