Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Oral

bahwa wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi oral mengalami menopause 0,7 tahun lebih awal dibandingkan dengan wanita yang menggunakan kontrasepsi oral Kaczmarek, 2007. Literatur mengenai riwayat penggunaan kontrasepsi oral dengan usia menopause masih menjadi perdebatan, dimana beberapa penelitian mengungkapkan hasil sebaliknya. Penelitian Parazzini di Italia menyatakan bahwa tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara usia menopause dengan riwayat penggunaan kontrasepsi oral Parazzini, 2007. Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian Delavar pada wanita di Iran bahwa tidak ditemukannya hubungan antara usia menopause dengan riwayat penggunaan kontrasepsi oral Delavar dan Hajiahmadi, 2011. Kontrasepsi merupakan suatu upaya mencegah pertemuan sel telur dengan sperma untuk mencegah kehamilan dengan memakai cara, alat atau obat-obatan BKKBN, 2011. Terdapat beberapa pilihan penggunaan alat kontrasepsi, salah satunya adalah penggunaan kontrasepsi oral pil KB. Kontrasepsi oral dapat mencegah kehamilan dengan cara mengkonsumsi obat tersebut setiap hari pada wanita usia subur. Kontrasepsi oral atau pil KB merupakan salah satu metode kontrasepsi hormonal yang efektif dalam mencegah kehamilan dan merupakan salah satu metode yang paling disukai karena kesuburan langsung kembali bila penggunaan dihentikan Prasetyawati dkk., 2012. Dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal lainnya, kontrasepsi oral memiliki kandungan hormone estrogen dan progesterone. Kandungan estrogen dan progesteron yang terdapat dalam alat kontrasepsi oral berdampak pada perubahan ovarium, dimana pemberian hormon estrogen dan progesteron akan merangsang hipofisis tidak memproduksi kedua hormone tersebut. Hal demikian akan mempengaruhi produksi gonadotropin FSH dan LH. Penggunaan kontrasepsi oral dalam dosis yang tinggi dapat menekan konsentrasi FSH. Ketidakberadaan FSH dalam tubuh akan meningkatkan kadar radikal bebas oksidatif pada sel granulosa. Jika hal tersebut terjadi, maka akan menyebabkan aktivasi endonuklease, dengan demikian akan memulai apoptosis folikel. Selain itu, penggunaan kontrasepsi oral akan mempercepat penipisan follicles pool dengan menurunkan konsentrasi gonadotropin, sehingga memungkinkan perkembangan spontan folikel primordial menjadi tahap akhir perkembangan folikel Vreis, 2001. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi oral dapat berpengaruh terhadap usia menopause yang lebih cepat. Oleh sebab itu, sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi non hormonal seperti metode amenore laktasi MAL dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR. Sehingga sangat penting bagi tenaga kesehatan untuk melakukan promosi mengenai penggunaan alat kontrasepsi non hormonal kepada Pasangan Usia Subur PUS maupun kepada Wanita Usia Subur WUS.

E. Hubungan antara Faktor Gaya Hidup dengan Usia Menopause pada

Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015 1. Status Merokok Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden 93,8 berstatus tidak merokok, begitu juga dengan wanita yang sudah menopause sebagian besar 87,8 berstatus tidak merokok. Hasil uji statistik menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata usia menopause antara wanita bertatus merokok, pernah merokok dan tidak pernah merokok. Wanita yang merokok mengalami menopause yang lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang pernah merokok dan tidak merokok tabel 5.4. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kaczmarek di Polandia menyatakan bahwa baik wanita yang aktif merokok maupun wanita yang pernah merokok memiliki hubungan yang signifikan dengan menopause dini Kaczmarek, 2007. Hasil penelitian serupa yaitu penelitian Gold 2013 menyatakan bahwa wanita yang tidak merokok berhubungan dengan kejadian menopause yang lebih lambat Gold dkk., 2013. Selain itu, hasil penelitian di Oslo, Norwegia menyatakan bahwa wanita yang berstatus merokok memiliki risiko sebesar 1,71 kali lebih tinggi untuk mengalami menopause dini dibandingkan dengan wanita yang berstatus tidak merokok. Wanita yang merokok lebih dari 10 batang rokok perhari memiliki risiko sebesar 1,54 kali untuk mengalami menopause dini dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok Mikkelsen dkk., 2007. Beberapa penelitian menyatakan hubungan sebaliknya. Hasil penelitian prospektif di Eropa menyatakan tidak terdapat perbedaan rata- rata usia menopause antara wanita yang merokok, pernah merokok maupun yang tidak pernah merokok Nagel dkk., 2005. Serupa dengan hasil penelitian Delavar di Iran Utara menghasilkan p-value sebesar 0,430 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan rata-rata usia menopause antara wanita perokok dengan wanita bukan perokok Delavar dan Hajiahmadi, 2011. Perbedaan hasil penelitian tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan definisi mengenai merokok. Merokok merupakan salah satu faktor gaya hidup yang memiliki berbagai dampak negatif terhadap kesehatan. Salah satunya adalah dampak terhadap kesuburan dan telah diidentifikasi oleh beberapa studi menjadi faktor penyebab menopause dini atau premature ovarian failure POF. Merokok dapat memberikan efek langsung terhadap folikel ovarium yang ditunjukkan oleh efek signifikan terhadap konsentrasi serum inhibin B. Inhibin serum B di produksi dari sel granulosa dalam folikel ovarium yang membantu dalam mengatur pelepasan FSH. Oleh karena itu, penurunan inhibin B cenderung mencerminkan penurunan folikel. Hasil penelitian Waylen menyatakan bahwa kadar serum inhibin B pada wanita perokok semakin kecil dibandingkan dengan bekas perokok dan bukan perokok yang menyebabkan penuaan pada ovarian menjadi lebih cepat Waylen, 2010. Selain itu, Schoenaker dalam penelitiannya menjelaskan bahwa merokok berhubungan dengan produksi hormon dan metabolisme, termasuk ekspresi gen CYP1A2 dan pengurangan kadar serum estrogen, meningkatnya konsentrasi 2-hydroxyestrogen dan meningkatnya kuantitas dari androgen. Semua itu dapat berpengaruh terhadap efek anti-estrogen yang dapat menyebabkan menopause menjadi lebih cepat Schoenaker, 2014. Efek anti-estrogen yang terkandung di dalam rokok dapat menyebabkan menopause dini sebagai akibat dari penghancuran oosit oleh polisiklik aromatik hidrokarbon yang terkandung dalam rokok Meschia dkk., 2000. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa merokok dapat memberikan dampak kesehatan berupa usia menopause yang lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang pernah merokok dan tidak merokok. Oleh sebab itu, disarankan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan promosi kesehatan mengenai larangan merokok terutama untuk wanita terkait dengan dampak rokok itu senditi terhadap kesehatan reproduksinya.

2. Aktifitas Fisik

Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar responden 51,4 memiliki aktivitas fisik sedang. Begitu juga dengan responden yang menopause, sebagian besar memiliki aktivitas fisik sedang. Hasil uji statistik menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata usia menopause antara wanita dengan aktivitas fisik tinggi, sedang maupun rendah tabel 5.4. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian di Polandia mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menopause yang menyatakan bahwa tidak ditemukan hubungan antara