Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

yang diamati. 1 Penelitian ini berusaha mengungkapkan, menggambarkan berbagai kondisi atau fenomena realita budaya interaksi edukasi dan program yang relevan untuk pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa di SMP Bakti Mulya 400. Dengan ini, peneliti mampu memahami dan memberikan makna terhadap rangkaian gambaran realita di sekolah tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus yang berorientasi pada kehendak memahami karakteristik individu maupun kelompok tertentu secara mendalam dalam sebuah penelitian lapangan. Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diwawancarai dan situasi yang diamati. Menurut Lexy J. Moleong, “Deskriptif di sini maksudnya bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang berasal dari wawancara, berbagai situasi di lapangan, dokumentasi dan lain-lain dengan menganalisis data tersebut terlebih dahulu ”. 2

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik Pengumpulan data merupakan tata cara atau langkah-langkah peneliti untuk mendapatkan data penelitian, peneliti harus menggunakan teknik dan prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Pengertian observasi, sebagaimana yang telah dikutip dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi FITK adalah suatu tindakan untuk mengamati dan mencatat seluruh kegiatan yang terjadi di lapangan sesuai dengan fakta yang ada yang dilakukan langsung oleh peneliti tanpa perantara apapun. 3 Adapun 1 Lexy J. Moleong, Metode Penelitioan Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997, cet. Ke-8, h. 3. 2 Ibid, h. 11. 3 Buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, Jakarta, 2013, .h 65. obyek penelitian kualitatif yang diobservasi adalah place tempat, actor pelaku, activities aktifitas. Observasi ini dilakukan dilakukan di SMP Bakti Mulya 400 yang beralamat Jl. Lingkar selatan Pondok Pinang Barat Jakarta selatan. Dalam penelitian ini, tokoh yang akan diteliti yaitu Wakasek. Bidang Kesiswaan, guru pembina OSIS, dan siswa-siswi pengurus OSIS. Aktivitas yang dilakukan adalah peneliti mengamati komponen-komponen sekolah terlebih dahulu baik gedung, tenaga pendidik, peserta didik, fasilitas-fasilitas dan hal- hal lain yang terkait dengan penelitian. Kemudian peneliti membuat catatan dan mencari informasi kepada warga sekolah yang akan ditindak lanjuti saat penelitian berlangsung. 2. Wawancara Menurut Lexy J. Moleong dalam bukunya,” Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee. yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 4 . Informan yang akan diwawancarai adalah Wakil kepala bidang kesiswaan dan pembina OSIS serta siswa yang menjadi pengurus OSIS. Dalam teknik wawancara berbentuk dialog dengan informan, dengan berpatokan kepada sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan. Dalam wawancara ini, peneliti mendapatkan data mengenai peran sekolah dan program-program kegiatan OSIS dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa. Dalam wawancara ini, peneliti mendapatkan data mengenai : a. Wawancara dengan Wakabid. Kesiswaan terkait dengan program sekolah dalam rangka pembinaan kepemimpinan siswa. b. Wawancara dengan pembina OSIS terkait dengan kegiatan-kegiatan OSIS dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa. c. Wawancara dengan siswa pengurus OSIS terkait dengan manfaat kegiatan-kegiatan OSIS dalam membentuk sikap kepemimpinan siswa. 4 Lexy, op. cit., hlm 186. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang akurat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya berdasarkan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. 5 Metode dokumentasi dalam penelitian ini akan digunakan untuk melihat data tentang : Sejarah dan latar belakang sekolah SMP BM 400 Jakarta serta sejarah dan latar belakang berdirinya kegiatan OSIS. Data yang penulis peroleh di lapangan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi tersebut dikelompokkan sesuai pertanyaan penelitian, kemudian dilakukan penyesuaian data. Data dari ketiga metode tersebut tidak bisa dipisahkan, karena satu sama lain saling melengkapi. Dengan metode ini peneliti dapat mengumpulkan data mengenai pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 baik data yang sudah tersedia maupun data yang didapat saat penelitian berlangsung.

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data