Replacement Cost dan Cost of Illness Contingent Valuation Method CVM

21 Tabel 2. Jenis Industri dan Limbahnya No. Jenis Industri Jenis Limbah Dampak 1 Industri pupuk Uap asam NH 3 , bau, partikel Menyebabkan hujan asam Menyebabkan sakit kepala 2 Industri pangan Hidrokarbon Karbon monoksida Penyebab Kanker Penyakit jantung dan pernapasan 3 Industri pertambangan Nitrogen dioksida Iritasi paru-paru 4 Industri metalurgi tembaga, baja, seng, timah, dll Karbon monoksida Hidrokarbon Pernapasan Pusing Kanker Gatal-gatal Sumber: Kristanto 2004

2.6 Replacement Cost dan Cost of Illness

Penurunan kualitas lingkungan memberikan dampak negatif terhadap masyarakat Kelurahan Nanggewer. Dipandang dari sisi ekonomi, kerugian atau penurunan atas kualitas lingkungan akan menyebabkan timbulnya biaya. Pada penelitian ini akan dibahas dua macam biaya yang ditanggung oleh masyarakat Kelurahan Nanggewer yaitu Replacement Cost dan Cost of Illness. Replacement Cost atau biaya pengganti merupakan metode yang digunakan untuk menilai suatu sumber daya alam yang dilihat dari biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan atau memperbaiki sumberdaya tersebut setelah adanya kerusakan Garrod dan Willis, 1999. Metode Replacement Cost dapat digunakan untuk menentukan nilai suatu aset pada saat ini. Biaya kesehatan atau Cost of Illness didefinisikan sebagai metode yang digunakan untuk mengestimasi kerugian yang ditanggung masyarakat yang didasarkan pada biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan akibat adanya penurunan kualitas lingkungan. Apabila dijabarkan, metode biaya kesehatan ini terdiri dari biaya rumah sakit, biaya obat, biaya perawatan, dan penurunan produktivitas berkurangnya waktu bekerja. 22

2.7 Contingent Valuation Method CVM

Metode ini disebut Contingent Valuation karena metode ini mencoba mendorong orang untuk mengungkapkan apa yang akan mereka lakukan jika mereka ditempatkan pada kondisi tertentu. Pada awalnya, metode ini didasarkan atas ide sederhana bahwa jika kita ingin mengetahui berapa nilai yang bersedia dikeluarkan atau diterima oleh orang untuk mencapai kondisi lingkungan tertentu, kita dapat menanyakannya kepada mereka. Studi Contingent Valuation telah digunakan untuk mempelajari banyak faktor lingkungan, diantaranya yaitu kualitas udara, nilai keindahan alam, kualitas kondisi pantai, perlindungan spesies liar, dan kepadatan populasi alam liar Fauzi, 2006. CVM pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui: pertama, keinginan membayar WTP dari masyarakat, misal terhadap perbaikan kualitas lingkungan air, udara, dan sebagainya, dan kedua keinginan menerima WTA masyarakat atas suatu kondisi lingkungan yang rusak. Teknik CVM didasarkan pada asumsi hak kepemilikan, jika individu yang ditanya tidak memiliki hak-hak atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam, maka pengukuran yang relevan adalah dengan mengukur seberapa besar keinginan membayar untuk memperoleh barang tersebut. Sebaliknya, jika individu yang kita tanya memiliki hak atas sumberdaya maka pengukuran yang relevan adalah seberapa besar keinginan untuk menerima kompensasi yang paling minimum atas hilang atau rusaknya sumberdaya yang dia miliki Fauzi, 2006. Penilaian WTA perlu dilakukan di Kelurahan Nanggewer, karena pada kasus ini pihak industri yang mendekat ke pemukiman warga di Kelurahan Nanggewer. Langkah-langkah dalam metode CVM adalah : 23 1. Menyusun pasar hipotetik Langkah yang pertama adalah menetapkan suatu alasan untuk suatu barang atau jasa dimana tidak ada arus pembayaran. 2. Memperoleh penawaran bid Metode untuk memperoleh penawaran diantaranya adalah bidding games yaitu dengan cara responden diberikan penawaran yang lebih tinggi secara progresif hingga mereka memperoleh nilai max WTP atau min WTA, payment card yaitu suatu kisaran nilai yang sudah diberikan pada kartu dan responden diminta untuk memilih satu, open-ended question yaitu responden diminta memberi laporan tentang max WTP atau min WTA, close ended question ada tiga jenis yaitu dichotomous choice diberikan sebuah penawaran, responden diminta jawaban ya atau tidak, double bounded choice yang menjawab tidak pada penawaran pertama akan diberikan penawaran selanjutnya, dan yang terakhir trichotomous choice responden diberikan tiga pilihan untuk membayar ya, tidak atau indiferen. 3. Mengestimasi mean WTPWTA Dengan tiga pendekatan pertama dalam menimbulkan penawaran, nilai mean dan median dari WTP atau WTA dapat diperoleh. 4. Mengestimasi kurva penawaran 5. Menentukan total WTA agregating data 6. Evaluasi Pelaksanaan CVM

2.8 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Perubahan Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Nanggewer Mekar, Kecamatan Cibinong Akibat Kegiatan Industri

0 10 101

Distribusi Polutan di Udara Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus : Daerah Industri Cibinong Kab. Bogor)

0 4 1

Persepsi, Preferensi, dan Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Lingkungan Pemukiman Sekitar Kawasan Industri (Kasus Kawasan Industri di Kelurahan Utama, Cimahi, Jawa Barat)

0 10 204

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara

1 10 12

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi akibat Pencemaran Air Tanah : Studi kasus di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat

2 10 257

Estimasi Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Pabrik Gula Cepiring, Kendal

1 7 93

. Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Dan Willingness To Accept Masyarakat Akibat Pencemaran Limbah Cair Sarung Tenun, Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang

0 2 100

Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus Industri Keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor)

5 36 94

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

0 6 101

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Kegiatan Industri Pengolahan Aspal Di Kelurahan Kayumanis, Kota Bogor

2 8 86