Identifikasi Karakteristik Responden Sekitar Kawasan Industri di Kelurahan Nanggewer Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat

31 Tabel 3. Matriks Metode Analisis No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1 Mengidentifikasi kondisi responden sekitar kawasan industri di Kelurahan Nanggewer Data primer dan sekunder Analisis deskriptif 2 Mengestimasi nilai kerugian yang dialalmi oleh responden akibat adanya industri di Kelurahan Nanggewer Data primer dan sekunder Metode cost of illness dan replacement cost 3 4 Mengestimasi besarnya WTA masyarakat Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut Data primer yang didapat dari kuesioner Wawancara dengan masyarakat yang terpilih menjadi responden Metode CVM Analisis regresi berganda dengan microsoft excel dan SPSS 15 Sumber : Penulis 2011

4.4.1 Identifikasi Karakteristik Responden Sekitar Kawasan Industri di Kelurahan Nanggewer

Analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi kondisi masyarakat dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana kondisi ekonomi, kesehatan, dan sosial dari masyarakat sekitar kawasan industri di Kelurahan Nanggewer. Beberapa kondisi responden yang perlu dideskripsikan misalnya, laju pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, gambaran sektor pendidikan dan kesehatan, dan sebagainya.

4.4.2 Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat

Pada penelitian ini, nilai kerugian yang diakibatkan dari pencemaran yang dihasilkan di kawasan industri Kelurahan Nanggewer diestimasi dengan menggunakan metode cost of illness dan replacement cost. Metode cost of illness yaitu mengestimasi kerugian ekonomi dengan menggunakan biaya kesehatan. Biaya kesehatan dikeluarkan oleh masyarakat di Kelurahan Nanggewer sebagai akibat dari mengonsumsi air tanah yang tercemar. Pada metode ini informasi yang 32 diperlukan diantaranya: 1 jenis penyakit, penyakit apa yang diderita oleh responden akibat mengonsumsi air sumur yang tercemar dan apakah penyakit tersebut penyakit turunan atau tidak, 2 tingkat mengalami penyakit, seberapa sering responden mengalami penyakit tersebut dalam satu tahun, 3 biaya, besar biaya yang dikeluarkan responden untuk mengobati penyakit yang diderita, 4 kemana pergi berobat, apakah ke rumah sakit atau PUSKESMAS. Selain akibat dari mengonsumsi air tanah, biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat juga akibat dari adanya pencemaran udara yang terjadi, udara yang dihirup telah terkontaminasi akibat adanya kawasan industri, hal ini juga menyebabkan timbulnya penyakit. Penyakit tersebut juga diestimasi dengan menggunakan metode biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat. Informasi yang diperlukan diantaranya: 1 jenis penyakit, penyakit apa yang diderita oleh responden akibat menghirup udara yang telah terkontaminasi dan apakah penyakit tersebut merupakan penyakit turunan atau tidak, 2 tingkat mengalami penyakit, seberapa sering responden menglami penyakit tersebut dalam satu tahun, 3 biaya, besar biaya yang dikeluarkan responden untuk mengobati penyakit yang diderita, 4 kemana pergi berobat, apakah ke rumah sakit atau PUSKESMAS. Besarnya biaya kesehatan didapat dari menghitung jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh responden untuk mengobati penyakitnya. Estimasi kerugian dengan menggunakan metode replacement cost didasarkan pada kasus penggunaan sumber lain akibat tercemarnya air sumur masyarakat yang dididentifikasi dengan penyebaran kuesioner. Informasi yang akan dicari terkait penggunaan metode replacement cost antara lain: 1 sumber air pengganti, yaitu darimana sumber air pengganti yang digunakan responden untuk 33 memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti MCK mandi, cuci, kakus dan minum, 2 jumlah konsumsi air pengganti, yaitu berapa besar jumlah konsumsi air pengganti yang digunakan responden, 3 biaya, yaitu besar biaya yang dikeluarkan responden untuk membeli sumber air pengganti. 4.4.3 Analisis Nilai WTA dari Masyarakat Terhadap Pencemaran Sekitar Kawasan Industri Kelurahan Nanggewer Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai dana kompensasi WTA yang bersedia diterima masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut. Untuk mengetahui nilai WTA pada penelitian ini akan digunakan pendekatan CVM, yang terdiri dari enam tahapan, yaitu: 1. Membangun Pasar Hipotetik Pasar hipotesis dibentuk atas dasar pencemaran yang terjadi akibat keberadaan industri di Kelurahan Nanggewer. Keberadaan industri memberikan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan. Timbulnya penurunan kualitas lingkungan akibat mendekatnya industri ke pemukiman warga di Kelurahan Nanggewer berupa pencemaran air, udara, kebisingan dan pencemaran lainnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kompensasi atas pencemaran tersebut dari pihak pencemar dibantu lembaga-lembaga yang terkait seperti Badan Lingkungan Hidup sebagai mediator. Kompensasi diperlukan karena sebenarnya masyarakat sekitar kawasan industri di Kelurahan Nanggewer memiliki hak untuk dapat memanfaatkan air tanahsumur mereka tanpa tercemar. Pada kasus ini, pihak industrilah yang mendekat kepada masyarakat daerah pemukiman. Kompensasi yang akan dilakukan pihak pencemar dibantu dengan BLH sebagai mediasi adalah dalam bentuk pemasangan instalasi air bersih dan pemberian dana kompensasi. Pemberian dana kompensasi ini ditujukan sebagai pertanggung jawaban atas 34 penurunan kualitas lingkungan di Kelurahan Nanggewer tersebut. Selanjutnya, pasar hipotetik dibentuk dalam skenario sebagai berikut: Skenario: Apabila pihak pencemar dibantu dengan pihak BLH sebagai mediasi akan melakukan upaya untuk mengatasi masalah pencemaran yang dimaksudkan bentuk solusi dan kompensasi terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi di Kelurahan Nanggewer. Program yang akan dilakukan berupa pemasangan instalasi air bersih dan pemberian dana kompensasi. Besarnya dana kompensasi akan ditanyakan langsung kepada masyarakat Kelurahan Nanggewer, berapa nilai yang bersedia mereka terima atas penurunan kualitas lingkungan sebagai dampak dari keberadaan industri. Besar dana kompensasi yaitu berkisar Rp 50.000 - Rp 200.000KKbulan. Melalui skenario diatas, maka responden akan mengetahui gambaran tentang situasi hipotetik mengenai rencana adanya upaya dari pihak pemerintah dan pencemar untuk mengatasi pencemaran yang terjadi. 2. Memperoleh Nilai Tawaran Metode yang dipilih dalam penelitian ini untuk memperoleh nilai tawaran adalah Bidding Game. Metode ini dilakukan dengan melakukan penawaran, dimulai pada penawaran maksimal atau pada penelitian ini sebesar Rp 200.000, hingga angka minimum yang mau diterima oleh responden. 3. Menghitung Dugaan Nilai Tengah WTA EWTA EWTA dapat diduga dengan melakukan nilai rata-rata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTA dibagi dengan jumlah responden. Perhitungan dari dugaan nilai rataan WTA EWTA responden ditentukan dengan rumus: 35 EWTA = .................................................................1 Dimana : EWTA = dugaan rataan WTA W i = batas bawah kelas WTA pada kelas ke-i P f = frekuensi relatif kelas yang bersangkutan n = jumlah kelas interval i = kelas ke-i 4. Menduga Kurva Penawaran WTA Menduga kurva penawaran merupakan proses menentukan variabel- variabel yang diduga berpengaruh terhadap nilai WTA. Pendugaan kurva penawaran akan dilakukan menggunakan persamaan berikut ini : Mid WTA = fX 1 , X 2 , X 3 , X 4, X 5, X 6, X 7, X 8 . є .................................2 Dimana: Mid WTA = nilai tengah WTA responden X 1 = jumlah tanggungan orang X 2 = tingkat pendidikan tahun X 3 = pendapatan rupiahbulan X 4 = usia tahun X 5 = lama tinggal tahun X 6 = dummy variabel penilaian responden terhadap kompensasi yang telah dilakukan bernilai 1 untuk puas, 0 untuk tidak puas X 7 = dummy variabel sudah dapet kompensasi pemasangan instalasi air bernilai 1 untuk sudah dapat, 0 untuk belum dapat X 8 = dummy variabel ada atau tidak, upaya mengatasi pencemaran bernilai 1 untuk ada, 0 untuk tidak ada Є = galat 5. Menjumlahkan data Penjumlahan data adalah proses dimana penawaran rata-rata nilai tengah penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. Nilai total WTA dari masyarakat diduga dengan menggunakan rumus: TWTA = ..............................................................3 Dimana : 36 TWTA = total WTA WTA i = WTA individu sampel ke-i P = jumlah populasi n i = jumlah sampel ke-i yang bersedia menerima sebesar WTA i = responden ke-i yang bersedia menerima dana kompensasi N = jumlah sampel 6. Evaluasi Pelaksanaan CVM Evaluasi CVM ini akan mengacu kepada Mitchell dan Carson, 1989 dalam Garrod dan Willis, 1999 yaitu penelitian yang berkaitan dengan benda- benda lingkungan dapat mentolerir nilai R 2 hingga 15.

4.4.4 Analisis Fungsi Willingness to Accept

Dokumen yang terkait

Perubahan Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Nanggewer Mekar, Kecamatan Cibinong Akibat Kegiatan Industri

0 10 101

Distribusi Polutan di Udara Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus : Daerah Industri Cibinong Kab. Bogor)

0 4 1

Persepsi, Preferensi, dan Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Lingkungan Pemukiman Sekitar Kawasan Industri (Kasus Kawasan Industri di Kelurahan Utama, Cimahi, Jawa Barat)

0 10 204

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara

1 10 12

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi akibat Pencemaran Air Tanah : Studi kasus di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat

2 10 257

Estimasi Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Pabrik Gula Cepiring, Kendal

1 7 93

. Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Dan Willingness To Accept Masyarakat Akibat Pencemaran Limbah Cair Sarung Tenun, Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang

0 2 100

Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus Industri Keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor)

5 36 94

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

0 6 101

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Kegiatan Industri Pengolahan Aspal Di Kelurahan Kayumanis, Kota Bogor

2 8 86