51
Nanggewer. Laporan Hasil Uji terhadap kandungan air limbah yang telah mencemari sumur warga Kelurahan Nanggewer dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Air Limbah Setelah Pengolahan
No. Jenis Parameter Satuan
Hasil Pemeriksaan
Kadar Maksimum yang Dibolehkan
1 TSS mgL
320
20 2 Sianida
Total mgL
0,02
0,2 3 Krom
Total mgL
0,46
0,5 4 Krom
Hexavalent mgL
0,15
0,1 5 Tembaga
Cu mgL
0,65
0,6 6 Seng
Zn mgL
2,14
1,0 7 Nikel
Ni mgL
0,72
1,0 8 Cadmium
Cd mgL
0,08
0,05 9 Timbal
Pb mgL
0,65
0,1
10 pH mgL
7,30
6,0-9,0 Sumber: Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2011
Keterangan: parameter yang diperiksa melebihi kadar maksimal
Selain pencemaran air, pencemaran udara juga terjadi di Kelurahan Nanggewer. Pencemaran udara dihasilkan dari cerobong asap yang dikeluarkan
hasil sisa pembakaran. Kerugian yang dialami masyarakat diestimasi dengan menggunakan dua metode yaitu biaya pengganti Replacement Cost dan biaya
pengobatan Cost of Illness. Biaya pengganti yang dihitung yaitu biaya yang dikeluarkan untuk kembali mendapatkan air bersih setelah air yang biasa mereka
gunakan tercemar, baik untuk konsumsi maupun untuk mandi, cuci, kakus MCK. Biaya pengobatan yaitu biaya yang dikeluarkan karena terjadinya
gangguan kesehatan akibat pencemaran air dan udara.
6.2 Keadaan Masyarakat Akibat Pencemaran
Keberadaan industri di sekitar kawasan pemukiman warga RT 01RW 05 Kelurahan Nanggewer tidak hanya menyebabkan kerugian atas penurunan
kualitas air sumur, tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat Kelurahan Nanggewer. Pencemaran yang terjadi berakibat pada timbulnya berbagai macam
52
penyakit, seperti gangguan pencernaan mag dan diare, gatal-gatal, gangguan saluran pernafasan dan lain-lain. Menurut data Pusat Kesehatan Masyarakat
Karadenan, penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat diantaranya Infeksi Saluran Pernafasan Atas ISPA dan gatal Dermatitis.
Kondisi ini menjelaskan bahwa pencemaran air dan udara yang diakibatkan dari keberadaan industri berdampak langsung pada gangguan
kesehatan warga setempat. Infeksi Saluran Pernafasan Atas ISPA menunjukkan adanya pencemaran udara yang terjadi, sedangkan gatal Dermatitis yang
sebagian besar diderita oleh responden menujukkan adanya pencemaran air. Pencemaran udara seperti tidak dipedulikan oleh pihak industri, cerobong asap
yang begitu dekat dengan pemukiman warga sangat mengganggu kesehatan. Pihak industri melakukan produksi pada tengah malam, dimana warga sedang
tertidur, hal ini sengaja dilakukan untuk menghindar dari penglihatan warga.. Menurut Kamami, 50 tahun, salah satu responden yang berjarak sangat dekat
dengan industri ≤ 100 m mengatakan pihak industri menghasilkan asap hasil sisa
produksi pada pukul 01.00 WIB hingga 03.00 WIB, hal ini bertujuan untuk menghindari penglihatan warga
.
6.3 Sumber Air dan Volume yang Digunakan oleh Responden untuk
MCK
Kualitas air sumur warga yang tercemar akibat keberadaan industri mendorong masyarakat untuk mencari sumber air baru baik untuk keperluan
konsumsi maupun untuk mandi, cuci, kakus. Meskipun sudah ada bentuk tanggung jawab dari pihak industri dengan melakukan pemasangan air PDAM
gratis untuk sumur warga yang tercemar, tetapi warga tetap dibebankan dengan tanggungan per bulan dari pemakaian air PDAM tersebut. Hal ini menjelaskan ada
53
biaya yang dikeluarkan oleh warga untuk mendapatkan sumber air bersih baru. Tanpa ada pencemaran, warga mendapatkan sumber air bersih secara gratis dari
air sumur masing-masing, kondisi ini jelas merugikan masyarakat. Hal ini sangat terlihat dimana responden yang bertempat tinggal pada wilayah satu dan wilayah
dua mengalami banyak kerugian. Pada wilayah satu jarak
≤ 100 m masih banyak responden yang menggunakan air tanah utnuk memenuhi kebutuhan MCK. Responden sebenarnya
menyadari bahwa air tanah mereka sudah tidak layak meskipun untuk MCK. Sebanyak 15 responden masih memanfaatkan air tanah untuk keperluan MCK,
volume air tanah rata-rata per kepala keluarga per bulan sebesar 13,76 m
3
. Hal ini dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi responden di wilayah satu yang masih
rendah. Ada dua responden yang memakai air PDAM untuk memenuhi kebutuhan MCK, jumlah maksimum volume air PDAM per bulannya mencapai 48,50 m
3
yang hanya digunakan untuk keperluan MCK. Hal ini jelas merupakan kerugian, karena tanpa terjadi pencemaran responden seharusnya bisa menggunakan air
tanahnya secara aman untuk memenuhi kebutuhan MCK. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 5.
54
Tabel 5. Sumber dan Volume Penggunaan Air untuk MCK oleh Responden
Wilayah Sumber
Air Jumlah
Responden Volume Penggunaan Air M
3
PDAM Air
Tanah Total Min Max
Rata- rata
Min Max Rata-
rata
Sampel PDAM
2 1,30 48,50
24,90 - - -
49,80
1 Air Tanah 15 -
- -
3,85 26,75
13,76 206,35
PDAM+ Air Tanah
1 10,40 10,40 10,40 10,70 10,70 10,70 21,10
PDAM 9 3,10 45
12,37 - - - 111,30
2 Air Tanah
14 -
- -
4,70 23,80
11,23 157,25
3 PDAM
2 1,20
5 3,10
- -
- 6,20
Air Tanah 5
- -
- 6
13,19 10,84
54,19
Sumber: Data Primer Diolah, 2011
Untuk wilayah dua sebanyak sembilan responden memilih menggunakan air PDAM untuk memenuhi kebutuhan MCK. Volume rata-rata air PDAM yang
dibutuhkan sebesar 12,37 m
3
. Masih banyak responden yang tetap menggunakan air tanah, yaitu sebanyak 14 responden. Sebagian besar responden menjelaskan
bahwa mereka terpaksa tetap menggunakan air tanah karena tidak mendapatkan kompensasi pemasangan instalasi air PDAM dari pihak industri. Jumlah ini jauh
lebih kecil dibandingkan volume yang dibutuhkan pada wilayah satu. Hal ini menjelaskan bahwa pencemaran air tanah lebih parah terjadi pada responden yang
bertempat tinggal di wilayah satu jarak ≤ 100 meter. Keadaan ekonomi
responden di wilayah dua lebih baik dibandingkan responden di wilayah satu, faktor ini yang menyebabkan jumlah responden yang lebih banyak dalam
penggunaan air PDAM di wilayah dua. Untuk wilayah tiga hanya sebanyak dua responden yang menggunakan air PDAM, sedangkan lima responden tetap
menggunakan air tanah. Secara umum responden yang berada pada wilayah satu menghabiskan
volume air PDAM paling besar dibandingkan responden yang berada pada
55
wilayah dua dan tiga untuk keperluan MCK dengan pemakaian rata-rata 24,90 m
3
per bulannya.
6.4 Sumber Air dan Volume yang Digunakan oleh Responden untuk