Analisis Fungsi Willingness to Accept

36 TWTA = total WTA WTA i = WTA individu sampel ke-i P = jumlah populasi n i = jumlah sampel ke-i yang bersedia menerima sebesar WTA i = responden ke-i yang bersedia menerima dana kompensasi N = jumlah sampel 6. Evaluasi Pelaksanaan CVM Evaluasi CVM ini akan mengacu kepada Mitchell dan Carson, 1989 dalam Garrod dan Willis, 1999 yaitu penelitian yang berkaitan dengan benda- benda lingkungan dapat mentolerir nilai R 2 hingga 15.

4.4.4 Analisis Fungsi Willingness to Accept

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap WTA masyarakat Kelurahan Nanggewer. Alat analisis yang digunakan adalah model regresi berganda. Berdasarkan teori tentang WTA persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: midWTA i = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + β 8 X 8 . є i .....4 Estimasi parameter yang diharapkan adalah β 1 , β 2 , β 4, β 5, β 8 0 dan β 3 , β 6, β 7 Dimana : midWTA i = nilai tengah WTA responden β = konstanta β 1 sampai β 8 = koefisien regresi X 1 = jumlah tanggungan orang X 2 = tingkat pendidikan tahun X 3 = pendapatan rupiahbulan X 4 = usia tahun X 5 = lama tinggal tahun X 6 = dummy variabel penilaian responden terhadap kompensasi yang telah dilakukan bernilai 1 untuk puas, 0 untuk tidak puas X 7 = dummy variabel sudah dapat kompensasi pemasangan air bernilai 1 untuk sudah dapat, 0 untuk belum dapat X 8 = dummy variabel ada atau tidak, upaya mengatasi pencemaran bernilai 1 untuk ada, 0 untuk tidak ada i = responden ke i yang bersedia menerima kompensasi є = galat 37 Diantara kedelapan variabel diatas, variabel yang diduga berbanding lurus dengan nilai WTA adalah variabel jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, usia lama tinggal, dan ada atau tidaknya upaya untuk mengatasi pencemaran. Banyaknya jumlah tanggungan dalam keluarga akan mempengaruhi besarnya nilai kompensasi yang diinginkan responden. Semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin tinggi pula nilai kompensasi yang diinginkan. Tingginya tingkat pendidikan seseorang pun akan berbanding lurus dengan nilai kompensasi yang diinginkan responden. Hal ini karena responden yang berpendidikan tinggi akan menyadari akan seberapa besar kerugian yang ditanggung. Begitu juga dengan variabel lama tinggal, adanya pencemaran membuat masyarakat dengan lama tinggal lebih lama merasa dirugikan. Kerugian ini timbul karena sebelumnya merasa dapat memanfaatkan sumberdaya yang tersedia tanpa ada pencemaran. Hal ini yang diduga masyarakat yang lebih lama tinggal cenderung menginginkan nilai WTA yang lebih tinggi. Pada variabel usia pun demikian, semakin tinggi usia responden, maka semakin paham akan kerugian yang diterima akibat penurunan kualitas lingkungan di Kelurahan Nanggewer. Untuk variabel ada atau tidaknya upaya yang dilakukan responden untuk mengatasi pencemaran, ketika responden merasa telah ada upaya bernilai 1 atau telah ada biaya yang dikeluarkan untuk melakukan upaya tersebut maka nilai WTA yang diinginkan responden diduga semakin besar. Untuk variabel yang diduga berpengaruh negatif terhadap nilai WTA adalah variabel pendapatan , penilaian responden terhadap kompensasi yang telah dilakukan, dan sudah dapat kompensasi pemasangan instalasi air. Untuk variabel pendapatan, diduga semakin tinggi pendapatan seseorang maka responden 38 tersebut cenderung tidak memperhatikan besarnya nilai kompensasi karena merasa berkecukupan untuk menanggungnya sendiri. Untuk penilaian responden terhadap kompensasi yang telah dilakukan semakin responden merasa tidak puas bernilai 0 maka diduga nilai WTA semakin besar. Hal ini berlaku juga dengan variabel sudah dapat kompensasi atau belum, ketika responden belum mendapatkan kompensasi pemasangan instalasi air gratis bernilai 0 maka diduga nilai WTA yang diinginkan semakin besar. 39

V. GAMBARAN UMUM

Dokumen yang terkait

Perubahan Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Nanggewer Mekar, Kecamatan Cibinong Akibat Kegiatan Industri

0 10 101

Distribusi Polutan di Udara Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus : Daerah Industri Cibinong Kab. Bogor)

0 4 1

Persepsi, Preferensi, dan Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Lingkungan Pemukiman Sekitar Kawasan Industri (Kasus Kawasan Industri di Kelurahan Utama, Cimahi, Jawa Barat)

0 10 204

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara

1 10 12

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi akibat Pencemaran Air Tanah : Studi kasus di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat

2 10 257

Estimasi Biaya Eksternal dan Willingness to Accept Masyarakat Akibat Pencemaran di Sekitar Kawasan Pabrik Gula Cepiring, Kendal

1 7 93

. Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Dan Willingness To Accept Masyarakat Akibat Pencemaran Limbah Cair Sarung Tenun, Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang

0 2 100

Estimasi Nilai Kerugian Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah di Sekitar Kawasan Industri (Studi Kasus Industri Keramik di Kelurahan Nanggewer, Kabupaten Bogor)

5 36 94

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Pencemaran Di Sekitar Kawasan Industri Baja (Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon).

0 6 101

Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Kegiatan Industri Pengolahan Aspal Di Kelurahan Kayumanis, Kota Bogor

2 8 86