22 Analisis Sidik Ragam ANOVA menghasilkan dua persamaan, yaitu persamaan faktor kode
dan faktor aktual. Persamaan faktor kode merupakan persamaan dengan memasukkan nilai suhu dan kecepatan ulir dengan mengkonversinya terlebih dahulu menjadi nilai diantara -1 dan 1. Suhu dan
kecepatan ulir paling rendah memiliki nilai -1, sedangkan suhu dan kecepatan ulir paling tinggi bernilai 1. Oleh karena itu, persamaan ini hanya terbatas untuk memprediksi nilai respon input yang
berada dalam kisaran pengukuran, yaitu suhu ekstruder 80-95
o
C dan kecepatan ulir 50-125 rpm. Persamaan aktual merupakan persamaan dengan input berdasarkan nilai yang sebenarnya. Tahapan
selanjutnya adalah verifikasi nilai cooking loss dan elongasi terhadap prediksi pada RSM. Hasil prediksi disesuaikan dengan nilai respon pada Confident Interval dan Prediction Interval. Hasil
verifikasi yang diinginkan memiliki nilai yang dekat dengan nilai prediksi dan berada di dalam kisaran CI dan PI.
3.3.3. Pembuatan Mi Sorgum-Jagung
Mi sorgum-jagung diproduksi melalui proses yang sama dengan mi sorgum, perbedaannya terletak pada bahan bakunya saja. Bahan baku yang digunakan pada pembuatan mi sorgum-jagung
adalah tepung sorgum dan tepung jagung dengan perbandingan 60:40, air 55, dan garam 2. Proporsi penambahan tepung jagung dilakukan dengan trial and error agar warna kuning pada mi
mirip dengan warna kuning pada mi terigu komersial. Mengingat daya serap air dari kedua tepung ini berbeda, maka terlebih dahulu dilakukan uji
coba mengenai persentase jumlah air yang harus ditambahkan. Uji coba yang pertama dilakukan dengan mengambil titik tengah dari kedua persentase air, yaitu 57.5 dari jumlah air pada mi jagung
60 dan mi sorgum 55. Adonan tepung yang dihasilkan lebih basah yang membuatnya sulit untuk dimasukkan ke dalam ekstruder. Kemudian, kedua tepung lalu ditambahkan ke dalam adonan
sehingga kadar air yang ditambahkan menurun hingga 55. Pada kondisi demikian, karakteristik adonan sudah sesuai dan memiliki tingkat kebasahan yang cukup untuk produk ekstrusi. Adonan
sorgum-jagung kemudian dimasukkan ke dalam ekstruder dengan suhu 95
o
C dan kecepatan ulir 125 rpm
3.3.4. Uji Hedonik Mi Sorgum
Uji hedonik dilakukan menggunakan dua sampel, yaitu mi sorgum dan mi sorgum-jagung yang telah direhidrasi. Pengujian dilakukan pada 33 orang panelis tak terlatih. Penggunaan panelis
lebih sedikit dari yang biasa dilakukan 70 karena sampel mi memiliki waktu masak yang lama 16 menit sehingga total waktu untuk 1 kali pengujian sekitar 35 menit. Selain itu, pengujian harus segera
dilakukan setelah mi diangkat agar sifat fisik mi tidak banyak berubah. Hasil uji hedonik memberikan informasi mengenai karakteristik sensori serta deskripsi atribut produk yang meliputi warna mi,
kekeruhan air rebusan mi, elongasi, kekerasan, dan rasa. Pengujian akan dilakukan di laboratorium dengan uji rating hedonik skala 1-5. Skala yang digunakan dalam pengujian ini adalah :
1 = sangat tidak suka 2 = tidak suka
3 = moderat 4 = suka
5 = sangat suka
23 Selain menilai menggunakan angka, panelis juga diminta untuk mengisi kolom komentar
pada tiap atribut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui alasan penilaian panelis pada atribut tertentu. Selain itu, data komentar menjadi data kualitatif sederhana sebagai informasi tambahan. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam ANOVA pada SPSS 17. Metode analisis yang digunakan adalah Paired Sample T-Test yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan yang nyata terhadap dua sampel mi.
3.4. ANALISIS DAN PENGUKURAN