39 Verifikasi dilakukan dengan membandingkan nilai respon pada kondisi aktual dengan
prediksi dari optimasi. Program Design Expert 7.0 akan memberikan nilai CI Confident Interval dan PI Prediction Interval untuk setiap nilai prediksi respon pada taraf signifikansi 5. Navidi 2006
menyatakan bahwa confident interval menunjukkan keyakinan bahwa 95 dari populasi akan berada di antara mean dan stdev dengan 5 yang berada di luar itu.
Tabel 12. Hasil verifikasi beserta poin prediksi dari solusi yang terpilih
Respon Prediksi
Verifikasi 95 CI
low 95 CI
high 95 PI
low 95 PI
high
cooking loss 8.56
8.95 5.33
11.80 1.14
15.99 Elongasi
351.99 332.40
277.54 426.44
207.15 496.82
Prediksi dari program untuk respon cooking loss adalah 8.56 dan elongasi 351.99 pada mi sorgum dari proses suhu ekstruder 95
o
C dan kecepatan ulir 125 rpm. Hasil verifikasi pada Tabel 12 dari respon cooking loss dan elongasi adalah 8.95 dan 332.4. Hasil tersebut masih berada dalam
kisaran Confident Interval dan Prediction Interval sehingga prediksi dan hasil nyata dari solusi produk yang ditawarkan sesuai. Produk mi sorgum dari proses suhu 95
o
C dan kecepatan ulir 125 rpm ini akan dilanjutkan ke tahapan analisis selanjutnya, yaitu hedonik.
4.5. MI SORGUM-JAGUNG
Warna dari mi sorgum kering yang coklat menjadikan mi sorgum kurang menarik walaupun warna tersebut akan berubah menjadi putih pucat saat sudah direhidrasi. Lyons-Johnson 1997
menyatakan bahwa penduduk asia menyukai produk berwarna cerah dengan variasi warna kuning dari pucat sampai terang. Mi dengan warna abu-abu, coklat, ataupun kusam biasanya ditolak atau tidak
disukai. Suarni 2004 juga menyatakan bahwa warna olahan produk campuran tepung sorgum dan terigu kurang disukai panelis atau konsumen, namun masalah ini dapat diatasi dengan menambahkan
zat pewarna yang diperbolehkan Departemen Kesehatan. Dalam rangka meningkatkan penampilan dari mi sorgum, penelitian dikembangkan untuk membuat mi sorgum yang menggunakan campuran
tepung jagung sebagai adonannya. Di dalam proses ekstrusi, seringkali dilakukan pencampuran dari dua atau lebih bahan yang
berbeda dalam teknologi ekstrusi. Tujuan pencampuran tersebut adalah memperoleh produk akhir dengan komposisi gizi yang lebih baik, memiliki karakteristik yang diinginkan, meminimalisasi biaya,
mempermudah proses pengolahan dan lain-lain. Selain itu, proses pencampuran juga memberikan kemungkinan pemanfaatan sumber bahan pangan lain yang belum dimanfaatkan secara optimal
Muchtadi et al. 1988. Gambar 10 menunjukkan perbedaan warna mi sorgum.
40 Gambar 10. Foto a mi jagung 100, b mi sorgum-jagung 60:40, dan c mi sorgum 100
Hasil analisis fisik mi sorgum-jagung yang meliputi cooking loss dan elongasi dapat dilihat pada Tabel 13. Cooking loss mi sorgum-jagung sebesar 10.48, lebih besar dari mi sorgum pada
proses yang sama, yaitu 8.95. Sebaliknya, elongasi mi sorgum-jagung 275.74 lebih kecil dari mi sorgum 332.40. Charutigon et al. 2007 menyebutkan bahwa nilai cooking loss mi komersial yang
dapat diterima 12.5 basis basah atau sekitar 14.2 basis kering. Oleh karena itu, cooking loss mi sorgum-jagung memiliki nilai yang masih dapat diterima. Meskipun elongasinya lebih kecil dari mi
sorgum, mi sorgum-jagung tidak mudah hancur setelah dimasak dan memiliki tekstur yang cukup baik.
Tabel 13. Hasil analisis cooking loss dan elongasi mi sorgum-jagung
Parameter Nilai
Cooking loss 10.48
Elongasi 275.74
4.4. TINGKAT KESUKAAN PANELIS TERHADAP MI SORGUM