2 Bentuk   lapisan   planet   mengelilingi   matahari.   ataupun   satelit mengelilingi   planet   hampir   menyerupai   lingkaran.   Yang
mengingkari hukum ini ialah Merkurius dan Pluto, yang masing- masing mempunyai keeksentrikan 0,206 dan 0,247.
3 Selain   lintasannya   yang   sepusat   konsentris   semua   lintasan tersebut   terdapat   pada   bidang   edar   yang   satu   dengan   lainnya
hampir berhimpitan. Dari beberapa keseragaman di atas telah timbul beberapa alur
pemikiran   yang   menunjukkan   status   permulaan   tata   surya   kita. Dalam garis besarnya berbagai pemikiran tersebut dapat digolongkan
jadi dua hal utama: 1 Teori yang mengemukakan asal dan pembentukan planet dalam
hubungannya   langsung   dengan   kelahiran   matahari.   Proses pembentukan itu dapat terjadi sekaligus maupun berurutan.
2 Teori yang  mengemukakan kehadiran planet di  sekeliling ma- tahari baru terjadi setelah matahari jadi bintang biasa normal
dan   mantap.   Kedalam   golongan   ini   termasuk   aliran   yang mengatakan bahwa:
a Materi   pembentuk   planet   berasal   dari   terlemparnya   matel
matahari sendiri atau materi bintang tersebut. Tumbukan di sini  tidak  perlu   berarti   tumbukan   antara   dua  buah  bintang
melainkan   berarti   matahari   dan   bintang   tersebut   hanya bersimpang jalan.
b Materi   dasar   pembentuk   planet   terkumpulkan   dari   materi antar bintang yang terseret oleh matahari dalam perjalan an
hidupnya mengelilingi pusat galaktika.
KEGIATAN BELAJAR 2. BUMI
a. Hipotesis Kejadian Bumi
diketahui   bahwa   kejadian   bumi   merupakan   hal   yang menakjubkan, sehingga hingga kini masih menjadi  polemic. Untuk
membahasnya hanya menelusuri cara terjadinya bukan siapa yang menjadikannya. Masalah yang terbesar yang mengganggu para ahli
pikir adalah bagaimana sebenarnya bumi ini tercipta. Banyak dugaan dikemukakan sesuai dengan tingkat kemajuan ilmu dan pengetahuan.
Pada permulaan abad ke-18 di daerah sebelah timur Mesopotamia,
13
yang   kini   dikenal   sebagai   Negara   Irak,   para   ahli   Archeologi menemukan sisa tulisan pada tanah liat. Ternyata tulisan itu memuat,
antara lain tentang kejadian bumi. Cerita tentang adanya banjir besar zaman   Nabi   Nuh,  juga  terdapat   dalam   tulisan   itu.   Hal   itu   sangat
sesuai  dengan  cerita-cerita  dalam kitab  suci.  Pada masa  kejayaan gereja   di   Eropa,   buku   Genesis   adalah   satu-satunya   yang   harus
dipercaya.   Pelopor   perubahan   ke   zaman   penelitian,   Copernicus Keppler,   Galileo   dan   Newton,   membawa   pandangan   baru   dalam
meninjau   sistem   tata   surya.   Teori   Newton   tentang   gravitasi, mendorong.   para   ahli   untuk   mengajukan   hipotesis   kejadian   bumi
dengan dasar ilmiah.
1 Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace Immanuel Kant 1755 dari Jerman, dalam bukunya “Al
gemeine   Naturgeschichte   und   Theorie   des   Himmels   nach newtonisehen Grundsatzen behandelt”, mencoba mengemukakan
pikiran tentang kejadian bumi. Berdasarkan teori Newton tentang gravitasi, Kant mengatakan bahwa, asal segalanya ini adalah dari
gas   yang   bermacam-macam,   yang   tarik   menarik   membentuk kabut   besar.   Terjadinya   benturan   masing-masing   gas,
menimbulkan panas. Pijarlah, dan itulah asal daripada matahari. Matahari   berputar   kencang,   dan   di   khatulistiwanya   memiliki
kecepatan   linear   paling   besar   sehingga   terlepaslah   fragmen- fragmen.
Fragmen-fragmen inilah yang tadinya pijar, melepaskan banyak panas, dan mengembun. Kemudian cair dan bagian luar
makin padat. Demikianlah terjadi planet-planet, termasuk bumi kita ini  Fessenden ,R.J and Fessenden J.S 2001.
Piere de Laplace 1796 sarjana Perancis, seorang filosof dan   ahli   matematika,   mengemukakan   pula   adanya   kabut,
meskipun sama sekali tidak kenal dengan Kant, ia beranggapan bahwa kabut asal itu telah berputar dan pijar. Di khatulistiwa
terjadi   penumpukan   awan.   Jika   massa   ini   mendingin   maka terlepaslah   sedikit   material   dari   induknya.   Fragment   tadi   jadi
dingin   dan   mengembun,   berputar   mengelilingi   induknya. Kemudian   menyusul   terlepasnya   fragmen   yang   kedua,   dan
ketiga. Sembilan buah planet yang kini beredar dianggap terjadi dengan cara yang sama. Induknya adalah matahari.
14
Massa   asal   matahari   itu   disebut   nebula,   sehingga hipotesis ini disebut hipotesis nebula. Karena Kant dan Laplace
serupa   dalam   mengemukakan   hipotesisnya,   maka   disebutlah hipotesis nebula dari Kant Laplace.
2 Hipotesis Planetesimal Chamberlain   dan   Moulton   masing-masing   ahli   Geologi
dan   ahli  Astronomi,   kira-kira   seratus   tahun   setelah   Kant   dan Laplace, mengejutkan hipotesa Planetesimal. Maka beranggapan
adanya  matahari  asal  yang  didekati  oleh  suatu  bin  tang  besar yang   sedang   beredar,   maka   terjadilah   tarik   menarik   sesuai
dengan   hukum   Newton.   Peledakan   di   matahari   melepaskan sebagian   materialnya   dan   tertarik   oleh   adanya   bintang   yang
mendekat tadi. Material matahari itu akan sedikit menjauh dan kemudian mendingin sementara bintang besar itu terus berlalu.
Selanjutnya terjadi pengembunan dan terbentuk sembilan planet dan planetoida.
3 Hipotesis Pasang surut Gas Dikemukakan   oleh   Jeans   dan   Jeffries   1930   sebagian
menyokong   hipotesis   planetesimal,   sambil   memperbaiki keberatan-keberatannya. Mereka berpikir adanya bintang besar
yang mendekat, kira-kira seperti bulan dengan bumi, yaitu bulan menyebabkan adanya pasang dan surut lautan. Bulan tak cukup
kuat   menarik   air   menjulur   jauh.   Akan   tetapi   matahari   yang didekati bintang besar itu menjauh, lidah api dari matahari asal
itu   putus   dari   induknya;   pecah   berkeping-keping   seraya   me- ngembun dan membeku menjadi planet-planet serta planetoida.
b. Susunan Lapisan Bumi