Dampak Perkawinan Poligami Terhadap Kehidupan Keluarga

78 suami melakukan poligami serta masing-masing isteri, baik isteri pertama dan isteri kedua menerima perkawinan poligami ini. Keharmonisan rumah tangga sebenarnya sangat tergantung dengan niat tulus saat melangsungkan perkawinan itu sendiri disertai dengan komitmen yang kuat untuk mempertahankan nilai-nilai religi yang menjadi dasar semua tindakannya. Dalam keluarga yang berpoligami, niat suami untuk melaksanakan poligami akan sangat berpengaruh dalam menciptakan ketentraman rumah tangga tersebut. Niat yang tulus dan kemauan yang tidak kenal lelah sangat menentukan, karena pada dasarnya poligami bagi seorang suami adalah medan jihad yang panjang dan bagi isteri kadang dapat diartikan bencana ataupun pada kenyataannya poligami dapat menjadi nikmat tersendiri dalam kasus-kasus tertentu.

C. Dampak Perkawinan Poligami Terhadap Kehidupan Keluarga

Beberapa dampak positif yang terjadi pada isteri maupun anak bagi pelaku poligami di desa Bojong Indah, antara lain: 1. Terhindar dari perbuatan maksiat dan perzinahan. Hasil wawancara dengan pelaku poligami, bahwa poligami adalah jalan untuk menghindari perbuatan maksiat dan zina, karena menurut mereka, ini satu-satunya jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan menambah pahala dengan membantu kehidupan keluarga isteri kedua. 2. Memperbanyak keturunan. 79 Poligami merupakan cara untuk memperbanyak keturunan, terbukti pelaku poligami di desa Bojong Indah mempunyai banyak anak, diantara isteri pertama dan isteri kedua memiliki anak masing-masing enam dan bahkan sudah ada yang menikah serta memiliki anak, sehingga keluarga poligami ini menjadi keluarga besar dengan keturunannya. 3. Melindungi dan mengangkat martabat para janda. Poligami dianggap sebagai perlindungan terhadap janda dan mengangkat derajat para janda, karena dengan berpoligami, para janda merasa kehidupannya sudah ada yang mengayomi dan ada yang bertanggungjawab atas keluarga tersebut. 4. Isteri terpacu untuk melakukan hal yang terbaik bagi suaminya, karena adanya persaingan antara isteri. Pelaku poligami merasa ini adalah jalan untuk mencari pahala dan surga bagi isteri, para isteri berlomba memberikan perhatian dan melayani suami dengan penuh rasa kasih sayang, menurut para isteri ini dilakukan karena semata-mata karena Ridha Allah SWT. 5. Melatih kesabaran dan menekan egoisme. Poligami juga merupakan ajang latihan bagi para pelaku poligami untuk melatih kesabaran dan menekan egoisme, karena dengan itu semua, emosi semakin terkendali sehingga kehidupan keluarga poligami ini menjadi tenang, ketika ada permasalahan dapat di selesaikan dengan cara bermusyawarah. 80 6. Status yang jelas bagi wanita yang dinikahi. Perempuan yang di poligami, menganggap bahwa dengan ia melakukan perkawinan ini status dirinya menjadi jelas, yaitu memiliki seorang suami yang bertanggungjawab atas keluarga dan dapat bersosialisasi dengan masyarakat tanpa adanya kesenjangan di antara masyarakat sekitar. 44 Kendati demikian, perkawinan poligami juga mempunyai dampak negatif yang di rasakan oleh pelaku poligami, di antaranya: 1. Timbulnya perasaan inferior atau menyalahi diri sendiri; isteri merasa bahwa tindakan suami berpoligami adalah akibat dari ketidakmampuan dirinya dalam memenuhi kebutuhan biologis. 2. Ketergantungan ekonomi kepada suami; ada beberapa suami memang dapat berlaku adil pada isteri-isterinya, tetapi pada pratiknya suami lebih mementingkan isteri muda dan menelantarkan isteri dan anak-anaknya terdahulu, akibatnya isteri tidak memiliki pekerjaan dan akan sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 3. Terhalanginya hak anak, yaitu seperti pembuatan akte kelahiran untuk syarat pendidikan dan pembagian harta waris. 4. Sering terjadinya pernikahan di bawah tangan, yaitu pernikahan yang tidak dicatatkan pada kantor catatan sipil atau Kantor Urusan Agama KUA. Karena perkawinan yang tidak dicatatkan dianggap 44 Dampak positif yang dirasakan oleh pelaku poligami di desa Bojong Indah, Kec.Parung, Kab.Bogor. 81 tidak sah oleh Negara, walaupun perkawinan tersebut sah menurut Agama. Namun, apabila terjadi perceraian, maka yang di rugikan adalah pihak perempuan, karena tidak ada bukti autentik yang menjadi syarat perkawinan tersebut. 5. Terjangkitnya penyakit menular seksual PMS, karena sering berganti-ganti pasangan, maka menjadi rentan terhadap penyakit yang menular seperti HIVAIDS. 45

D. Faktor-Faktor Terjadinya Perkawinan Poligami