pembelian mesin dan peralatan, pembelian peralatan kantor dan kendaraan, biaya pra operasi dan biaya bunga selama pra operasi. Perincian biaya investasi
selengkapnya disajikan pada Lampiran 5. Besarnya biaya kerja per tahun yang diperlukan untuk mengoperasika n unit
produksi faktis gelap mencapai Rp 41 193 081 000. Biaya modal kerja ini mencakup biaya bahan baku, bahan tambahan dan biaya tenaga kerja gaji.
Perincian biaya modal kerja yang dibutuhkan disajikan pada Lampiran 8. Moda l dipe roleh da ri dua sumber, yaitu pinjaman dari bank sebesar 70
persen dan modal sendiri 30 persen. Perincian besarnya modal pinjaman, modal sendiri da n target wakt u pe ncairan kredit dapat dilihat pada Lampiran 9.
Tingkat kelayakan investasi unit produksi faktis gelap dari minyak jarak didasarkan atas kriteria : NPV, IRR, BC, PBP dan BEP. Dengan tingkat suku
bunga per tahun 16 persen dan harga produk Rp 38 500kg, unit produksi faktis gelap dari minyak jarak layak untuk dikembangka n dengan IRR dan BC masing-
masing sebesar 57.07 persen da n 5.95. Investasi unit produksi faktis gelap diharapkan dapat dikembalikan setelah 29 bulan atau setara dengan 2 561 597
kg.
Analisis sensitivitas . Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat
perubahan kelayakan unit produksi akibat adanya perubahan harga bahan baku dan harga jual produk. Hasil analisis sensitivitas disajikan pada Lampiran 14 dan
15. Dari analisis ini diketahui bahwa unit produksi faktis gelap dari minyak jarak masih layak dikembangkan bila harga bahan baku naik sebesar 10 persen. Dalam
kondisi ini, besarnya IRR dan BC masing- masing sebesar 26.46 persen dan 1.2, sedangkan nilai NPV dan BEP masing- masing sebesar Rp 5 542 220 657 dan 8
363 328 kg. Investasi unit produksi faktis gelap, dalam kondisi ini, diharapkan dapat dikembalikan setelah 94 bulan.
Dalam hal terjadi penurunan harga produk sebesar 10 persen, unit produksi faktis gelap dari minyak jarak ternyata tidak layak untuk dikembangkan dengan
IRR dan BC masing- masing sebesar 16.57 persen dan 0.33. Ini berarti bahwa kelayakan unit produksi faktis gelap dari minyak jarak sangat sensitif terhadap
penurunan harga produk.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Minyak jarak castor oil memenuhi syarat sebagai bahan baku pembuatan
faktis gelap b.
Penggunaan bahan pencepat ZDEC pada pembuatan faktis gelap menghasilkan waktu proses yang lebih singkat dibandingkan dengan bahan
pencepat TMTD.
c.
Kondisi pembuatan faktis gelap optimum yang diperoleh adalah konsentrasi sulfur 27.5 bsm, suhu 165
o
d.
Analisis spektrum FTIR terhadap faktis gelap yang dihasilkan menunjukkan dugaan adanya ikatan sulfida C – S yang terbentuk dari reaksi antara
sulfur dengan ikatan rangkap asam lemak. Adanya ikatan sulfida ikatan silang da lam faktis gelap juga ditunjukka n oleh terukurnya de nsitas ika tan
silang crosslink density. C, netralisasi minyak jarak dengan penambahan
NaOH, kecepatan pengadukan 135 rpm dan penambahan bahan pencepat ZDEC 3 bsm. Faktis gelap yang dihasilkan dari kondisi proses optimum
mempunyai karakteristik kadar ekstrak petroleum eter 11.5 persen, kadar sulfur bebas 1.83 persen, kadar abu 4.24 persen dan tingkat pH 7.36. Faktis
gelap yang dihasilkan termasuk mut u I.
e.
Hasil pendugaan laju pembentukan faktis gelap dengan indikator tak langsung penurunan kadar sulfur bebas menunjukkan bahwa reaksi
pembentukan faktis gelap dari minyak jarak diduga merupakan reaksi ordo satu.
f. Aplikasi faktis gelap yang dihasilkan dari perlakuan optimum pada
pembuatan selang LPG mampu mempersingkat waktu pengkomponan dan meningkatkan laju ekstrusi.
g. Dengan kapasitas produksi 5 000 kg bahan bakuhari, unit produksi faktis
gelap dari minyak jarak layak dikembangkan dengan IRR dan BC masing- masing sebesar 57.07 persen da n 5.95. Investasi unit produksi faktis gelap
diharapkan dapat dikembalikan setelah 29 bulan. Unit produksi faktis gelap dari minyak jarak masih layak dikembangkan jika terjadi kenaikan harga
bahan baku 10 persen dengan nilai IRR sebesar 26.46 persen dan BC 1.2. Namun demikian, unit produksi tersebut menjadi tidak layak bila terjadi
penurunan harga jual produk sebesar 10 persen.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disarankan beberapa hal : a.
Diperlukan kajian penggandaan skala unit pembuatan faktis gelap dari minyak jarak untuk mendapatkan rancangan reaktor yang dibutuhkan pada
ska la ko mersial. b.
Untuk mendapatkan gambaran kinerja yang lebih komprehensif dari faktis gelap yang dihasilkan, diperlukan pengujian aplikasi faktis gelap untuk
pembuatan barang jadi karet yang lebih luas seperti pipa dan selang berwarna.
DAFTAR PUSTAKA
Agritha G. 2005. Pembuatan faktis gelap berba han baku campuran minyak jagung dan minyak sawit kasar [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Alfa AA, Honggokusumo S. 1997. Pembuatan faktis dari minyak biji karet.
Prosiding Simposium Nasional Polimer II. ; Jakarta. Alfa AA. 2002. Bahan Kimia untuk Kompon Karet. Teknologi Barang Jadi
Karet Padat. Bogor: Balai Penelitian dan Teknologi Karet. Alfian. 2010. Optimasi konsentrasi sulfur dan bahan pencepat pada sintesa faktis
gelap dengan bahan baku minyak jarak pagar [skrips i]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Anonim. 2005. World Rubber Industry. www.IISRP.com [7 Februari 2005]. Anonim. 2005. Sulfur Vulcanization. www.people.virginia.edu [23 Juni 2005].
Anonim 2005. Factice. www.winahead.com [3 Januari 2005]. [AOAC]. American Official Analytical Chemistry. 1995. Official Methods of
Analysis of the Association of Official Analytical Chemist. Washington: AOAC.
[ASTM]. American Society for Testing and Material. 1993. ASTM and Other Specifications and Classifications for Petroleum Products and Lubricants
Philadelphia: ASTM. Baron H. 1948. Modern Rubber Chemistry. New York: Hutchinson’s Scientific
Technical Publication. Bernardini E. 1983. Vegetable Oils and Fats Processing, Rome: Interstampa.
Box GEP, Hunter WG, Hunter JS. 1978. Statistic for Experiment. An Introduction to Design, Data Analyses and Model Building. New York:
John Wiley Sons. Box GEP, Drapper NR. 1987. Empirical Model Building and Response
Surfaces. New York: John Wiley Sons, Inc. Blow CM. 1982. Rubber Technology and Manufacture. London: The Plastic and
Rubber Institute, Butterworth Scientific. Carrington JH. 1962. The manufacture and testing of factice. Di Dalam:
Symposium on Factice As an Aid to Productivity in The Rubber Industry. London: National College of Rubber Technology.
Clark. 1962. Chemistry of factice. Di Dalam: Symposium on Factice As an Aid to Productivity in The Rubber Industry. London: Nationa l College of
Rubber Technology. Coran, A. Y. 1978. Vulcanization. Di dalam F. R. Eirich ed. 1978. Science and
Technology of Rubber. Academic Press, San Fransisco. 291-335. Craig AS. 1969. Concise Encyclopedia Dictionary of Rubber Technology.
Amsterdam: Elsevier Publishing Company. De Garmo EP, Williams GS, John RC. 1984. Engineering Economy. New
Jersey: Marcel Dekker, Inc. Dinas Perkebunan NTB. 2010. Laporan Tahunan. Mataram.
Dinas Perkebunan Jawa Timur. 2010. Laporan Tahunan. Surabaya. Departemen Pertanian. 2009. Hasil Pencarian Berdasarkan Komoditi. [terhubung
berkala].http:database.deptan.go.idbdsphasil_kom.asp[4 Maret 2009. Fernando RN. 1971. Manufacture of dark factice from rubb er seed oil. Journal of
The Rubber Research Institute of Ceylon 47: 59-64. Flint CF. 1955. Factice : relation of structure to properties. The Journal of The
Institution of Rubber Industry. 283 : 151-162. Harrison J B. 1952. Factice : its use and function in rubb er technology. The
Journal of The Institution of Rubber Industry 283: 117-138. Hartley CWS. 1977. The Product of The Oil Palm and Their Extraction. London:
Longman. Hicks CR. 1982. Fundamentals Concepts in the Design of Experiments. New
York: CBS College Publishing. Honggokusumo S. 1988. Sistem Vulkanisasi. Balai Penelitian dan Teknologi
Karet, Bogor. Indian Rubber Institute. 1998. Rubber Engineering. New Delhi: Tata McGraw-
Hill Publishing Company Limited. Juningsih RN. 2006. Pembuatan faktis menggunakan bahan baku campuran
minyak sawit kasar dengan minyak jarak dan minyak jagung [skrips i]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Kemp W. 1979. Organic Spectroscopy. London: The McMillan Press Ltd. Kholid MI. 2005. Pembuatan faktis gelap dari minyak sawit kasar dan minyak
kedelai [skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
79 Kirk RE, Othmer DF. 1993. Encyclopedia of Chemical Technology Vol : 15.
New York: The Interscience Encyclope dia Inc. Lever AE. 1951. Factice: a review of its characteristics. The India-Rubbber
Journal 26 : 4-7. Mardiyah SA. 2011. Pengaruh metode netralisasi dan kecepatan pengadukan
terhadap mut u faktis gelap dari minyak jarak castor oil [skr ipsi]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Maspanger DR. 2002. Sifat Fisik Karet. Teknologi Barang Jadi Karet Padat. Bogor : Balai Penelitian dan Teknologi Karet.
Montgomery DC. 2001. Design and Analyses of Experiments. New Jersey: John Wiley Sons, I nc.
Morton M. 1959. Introduction to Rubbber Technology. New York: Reinhold Publishing Corporation.
Ogunniyi. 2005. Castor Oil : A Vital Industrial Raw Material. Journal of Biosource Technology 97 2006 : 1086-1091.
Park SH. 1996. Design and Analyses for Engineering. New York: Chapman Hall Inc.
Reynolds. 1962. Histor ical and economic aspect of factices. Di Dalam: Symposium on Factice As an Aid to Productivity in The Rubber Industry.
London: National College of Rubber Technology. Ruud DF, Watson J. 1973. Process Synthesis. New Jersey: Prentice Hall.
Sani NA. 2010. Pengaruh suhu dan konsentrasi sulfur terhadap mut u faktis
gelap berbahan dasar minyak jarak [skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Seider WD, Seader JD, Lewin DR. 1999. Process Design Principles : Synthesis, Analyses and Evaluation. New York: John Wiley Sons, Inc.
Siskawati. 2005. Pembuatan faktis gelap dari minyak jarak, minyak jagung dan minyak kedelai [skrips i]. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Sonntag. 1979. Composition and Characteristic of Individual Fats and Oils.
Didalam D. Swern ed. 1982. Bailey’s Industrial Oil and Fat Product Vol. 2, 4
th
Edition. John Wiley and Sons, Inc., New York. Sonntag NOV. 1982. Rubber-like Materials. New York: John Wiley and Sons,
Inc.
Sombatsompop. 1998. Practical Use of the Mooney-Rilvin Equation for Determination of Degree of Cross Linking of Swollen NR Vulcanisates.
J. Sc. Soc. Thailand 24: 199-204. Suparto, D. dan A. S. Santosa. 2002. Kimia dan Teknologi Vulkanisat. Teknologi
Barang Jadi Karet. Balai Penelitian dan Teknologi Karet, Bogor. 35-48. Swern, D. 1979. Bailey’s Industrial Oil and Fat Products. Singapo re: John
Wiley Sons Inc. Tatterson GB. 1991. Fluid Mixing and Gas Dispersion in Agitated Tanks. New
York: McGraw-Hill, Inc. Wahyu W. dan Sri S. 2012. Jarak Kepyar. Tanaman Penghasil Minyak Kastor
untuk Berbagai Industri. Seri Budi Daya. Yoyakarta: Penerbit Percetakan Kanisius.
Winspear GG. 1968. The Vanderbilt Rubber Handbook. New York: R. T. Vanderbilt Company, Inc.
Lampiran 1. Prosedur analisis karakterisasi minyak jarak, faktis gelap, kerapatan ikatan silang dan aplikasi faktis gelap untuk pembuatan selang
LPG 1. Bilangan Asam AOAC, 1995
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas yang terkandung di dalam minyak atau lemak. Bilangan asam dihitung berdasarkan bobot
molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Minyak atau lemak yang akan diuji ditimbang sebanyak 5 – 10 gram dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan 50 ml alkohol netral 95 . Selanjutnya dipanaskan selama 10 menit diatas penangas air sambil diaduk.
Larutan tersebut didinginka n, kemudian dititrasi dengan larutan KOH 0.1 N dengan indikator phenolpht halein 1 persen, sampai terbentuk warna merah
jambu yang tidak hilang selama 10 detik. Bilangan asam dihitung dengan rumus berikut :
2. Bilangan Penyabunan AOAC, 1995 Bilangan pe nyabunan dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH yang
dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Sebanyak 3 – 5 gram contoh minyak yang akan diuji ditimbang di dalam erlenmeyer 200 ml,
kemudian ditambahkan 50 ml larutan KOH beralkohol 0.5 N. Setelah itu erlenmeyer dihubungkan dengan pendingin tegak dan contoh tersabunkan
dengan sempurna, yaitu jika diperoleh larutan yang bebas dari butir-butir lemak. Larutan kemudian didinginkan, selanjutnya dititrasi dengan larutan
HCl 0.5 N dengan indikator phenolpt halein 1 pe rsen, sampai warna merah jambu hilang. Perhitungan Bilangan Penyabunan mengikuti rumus berikut :