Karakterisasi Minyak Jarak HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabe l 6 Hasil pengukuran kadar sulfur bebas, pH dan kadar abu faktis gelap No Kombinasi Perlakuan Variabel respon Konsentrasi sulfur Suhu o Kadar sulfur bebas C pH Kadar abu 1 31 165 2.46 6.87 4.51 2 27.5 158 2.23 7.58 3.66 3 27.5 172 1.91 7.51 4.52 4 27.5 165 1.82 7.25 4.29 5 24 165 1.17 7.42 4.85 6 30 170 2.53 7.41 4.29 7 25 170 1.24 7.39 4.56 8 27.5 165 1.65 7.35 4.47 9 27.5 165 2.09 7.53 4.11 10 25 160 1.47 7.41 4.57 11 30 160 3.63 7.37 4.21 12 27.5 165 1.78 7.30 4.20 13 27.5 165 1.80 7.35 4.15 Berbeda dengan kadar sulfur bebas, variabel respon pH dan kadar abu faktis gelap tidak dipengaruhi secara nyata oleh perlakuan konsentrasi sulfur, suhu dan interaksi keduanya. Dari data penelitian tampak bahwa pH dan kadar abu faktis gelap relatif seragam simpangan baku cukup kecil pada rentang konsentrasi sulfur dan suhu yang diterapkan. Tingkat pH faktis gelap sudah memenuhi pH faktis mutu I, yaitu sekitar 7. Demikian juga dengan kadar abu faktis gelap yang dihasilkan sudah berada dibawah 5 persen sehingga memenuhi parameter mutu I. Keberhasilan mendapatkan faktis gelap dengan pH sekitar 7 dan kadar abu kurang dari 5 persen diduga karena diterapkannya cara netralisasi minyak jarak yang digunakan. Pada tahap optimasi, minyak jarak yang digunakan mempunyai bilangan asam 5.2 mg KOHg minyak. Oleh karena itu, minyak jarak perlu dinetralisasi terlebih dahulu dengan menambahkan NaOH dan sabun yang terbentuk serta sisa basa dipisahkan dari minyak jarak melalui proses pencucian dengan air hangat beberapa kali. Dengan proses tersebut, bilangan asam minyak jarak dapat dikurangi menjadi 0.4 mg KOHg minyak dan minyak mempunyai pH netral. Dengan mekanisme ini, maka pH faktis gelap yang dihasilkan juga cende rung netral dan praktis tidak ada penambahan kadar abu selama pembuatan faktis gelap. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Goldati 2005, Siskawati 2005, Kholid 2005, Alfian 2010 dan Sani 2010, netralisasi minyak dilakukan dengan menambahkan Na 2 CO 3 pada pembuatan faktis gelap tanpa memisahkan sabun yang terbentuk dan sisa basa yang ditambahkan. Dengan demikian minyak yang digunakan telah dapat diturunkan bilangan asamnya tetapi masih bersifat basa. Hal ini menyebabkan faktis gelap yang dihasilkan juga bersifat basa pH sekitar 9. Selain itu, dengan tidak adanya pemisahan sisa Na 2 CO 3 Optimasi dengan metode permukaan respon menunjukkan titik optimum diperoleh pada konsentrasi sulfur 27.5 bsm dan suhu 165 , diduga masih ada sisa logam Na yang terbawa pada pembuatan faktis gelap. Hal ini yang menyebabkan kadar abu faktis gelap yang dihasilkan masih cukup tinggi, diatas 5 persen. o Suhu optimum yang diperoleh dari penelitian ini 165 C. Setelah dikarakterisasi, faktis gelap yang dihasilkan dari perlakuan optimum ini mempunyai kadar ekstrak petroleum eter 11.5 persen, kadar sulfur bebas 1.83 persen, kadar abu 4.24 persen dan tingkat pH 7.36. Dengan karakteristik tersebut, maka faktis gelap yang diperoleh dapat dikategorikan sebagai mutu I. o C lebih tinggi dari suhu yang direkomendasikan oleh beberapa penelitian sebelumnya. Hasil penelitian Agritha 2005, menunjukkan bahwa suhu 150 o C merupakan suhu terendah yang dapat digunakan untuk membuat faktis gelap dari campuran minyak sawit dan minyak jagung. Faktis gelap tidak berhasil dibuat dengan penggunaan suhu yang lebih rendah 130 dan 140 o C. Oleh karena itu, suhu 150 o C direkomendasikan untuk digunakan dalam pembuatan faktis gelap. Hal sama juga disimpulkan dari penelitian Kholid 2005. Hal yang berbeda ditunjukkan dari penelitian Sani 2010, dimana faktis gelap dari minyak jarak castor oil berhasil dibuat dengan suhu 140 o C. Alfian 2010 juga berhasil membuat faktis gelap dari minyak jarak pagar dengan suhu 140 o C. Namun