Tabel 4.31 menunjukkan hubungan antara komunikasi dengan motivasi atasan dalam bekerja secara efektif. Dari 17 responden 15 orang setuju bahwa
atasan sudah memotivasi mereka dalam bekerja secara efektif, 1 orang sangat setuju dengan motivasi tersebut, selanjutnya 5 orang tidak setuju dengan
komunikasi berjalan dengan motivasi yang diberikan atasan dalam bekerja secara efektif, 1 orang tidak setuju dengan motivasi yang siberikan oleh atasan dalam
bekerja. Hal ini terjadi karna atasan sering tidak berada di tempat sehingga
komunikasi atasan dan karyawan kurang lancar dan kinerja mereka kurang mendapatkan motivasi dari pemimpin. Tetapi secara umum komunikasi antara
atasan dan karyawan sudah berjalan komunikasi dua arah sehingga tercipta kondisi yang kondusif dimana sejatinya atasan sudah memotivasi karyawanya
bekerja dengan baik sehingga tercapai tujuan perusahaan.
4.4 Uji Hipotesis
Setelah analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang dilakukan maka peneliti melakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis ini di lakukan bertujuan
untuk menegetahui data yang di ajukan dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah rumus
Pearson Prouct Moment yaitu metode menganalisis data dan melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala nominal Riduwan,2004:217.
Untuk mendapatkan hasil dan koefisien korelasi pada penelitian ini akan menggunakan alat bantu softwear SPSS 18.0 melalui sub menu correlate pada
Universitas Sumatera Utara
pilihan bivariate. Berikut adalah tabel hasil uji korelasi dan uji signifikasi melalui alat bantu software SPSS 18.0 melalui sub menu correlate pada pilihan bivariate
Tabel 4. 31 Hasil Uji Korelasi
Pearson’s Corelation Product Moment antara Iklim Komunikasi dan Kepuasan Kerja
Iklim Komunikasi Kepuasan Kerja
Iklim Komunikasi Pearson Correlation
1 ,545
Sig. 2-tailed ,001
N 32
32 Kepuasan Kerja
Pearson Correlation ,545
1 Sig. 2-tailed
,001 N
32 32
Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Dari hasil analisis Pearson”s Correlation Product Moment di atas terdapat angka .545 yang di artikan sabagai 0,545 dan angka tersebut merupakan
angka koefesien korelasi. Untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefesien korelasi menurut Guilford Kriyantono, 2010: 171 yaitu sebagai
berikut: 0,20
= hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40
= hubungan rendah 0,41 – 0,70
= hubungan yang cukup berakti 0,71 – 0,90
= hubungan yang tinggi, kuat 0,90
= hubungan yang sangat tinggi, kuat sekali.
Berdasarkan skala Guilford, angka tersebut menunjukkan ‘hubungan yang cukup berakti’
berakti karna terdapat pada interval 0,41- 0,70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berakti antara
iklim komunikasi terhadap kepuasan kerja di PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang Medan II.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya untuk menghitung signifikansi digunakan rumus t sebagai berikut: t
hitung
= =
= =
= 3,562 Dari hasil uji signifikasi dapat diketahui bahwa t
hitung
3,562 t
tabel
Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y akan ditentukan denga rumus koefesien determinasi yaitu:
1,679, maka hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan kerja di PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II, Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya “Terdapat hubungan antara iklim komunikasiadengan kepuasan kerja di PT. CIMB Niaga Auto Finance cabang Medan II”
KP = r
2
= 0,545 x 100
2
= 29 x 100
Maka diperoleh kesimpulan wahwa variabel Iklim komunikasi memberikan pengaruh kepada kepuasan kerja sebesar 29 dan sisanya 71
dipenagruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Pembahasan