Status pernikahan Karakteristik Responden
tersebut sudah diklarifikasi bahwa sebenarnya responden yang menggunakan obat tradisional berarti sudah melakukan pengobatan mandiri.
Dalam penelitian ini juga dibahas mengenai pengertian swamedikasi atau pengobatan mandiri menurut responden. Menurut sebagian responden
mengungkapkan pengertian swamedikasi adalah penggunaan obat herbal atau tradisional, seperti temulawak dan jahe. Hal ini dapat terlihat dari beberapa kutipan
wawancara sebagai berikut: “Ya, seperti obat tradisional itu kan ya” NH.
“Itu bermacam-macam, ada yang pakai kimia, kalau yang tradisional pakai rempah-rempah, memang baik, tapi akhir ini di campur bahan
kimia ” N.
“Meracik obat sendiri, seperti memakai temulawak, jahe. Saya biasanya pakai obat herbal
” I. Menurut responden lainnya, swamedikasi adalah penggunaan obat, seperti
Paramex®. Pada ISO Indonesia volume 46 2011 tercatat bahwa Paramex® merupakan obat bebas terbatas yang berindikasi sebagai antipiretik dan analgesik.
Obat bebas terbatas merupakan salah satu kelompok obat yang digunakan untuk pengobatan mandiri dan dapat digunakan tanpa resep dokter. Hal ini dapat dilihat
dari kutipan wawancara berikut: “Seperti meminum obat Paramex®” H.
Pengertian swamedikasi menurut responden tersebut sesuai dengan pengertian yang diungkapkan oleh WHO 1998, yaitu swamedikasi atau
pengobatan mandiri adalah pemilihan obat, bukan hanya obat tradisional saja, melainkan juga obat untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali
sendiri. Mengacu pada pengertian WHO tersebut, pengertian swamedikasi menurut kutipan wawancara responden lainnya juga serupa. Responden tersebut mengatakan
bahwa swamedikasi adalah mengindentifikasi penyakit sendiri dan menggunakan obat yang biasa disimpan di rumah atas inisiatif mereka sendiri, dengan harapan
masyarakat memiliki simpanan obat yang dibeli di warung dan tanpa periksa ke dokter. Hal ini juga didukung oleh pengertian menurut FIP dan WSMI 1998 yang
mengungkapkan bahwa swamedikasi merupakan penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter oleh masyarakat atas inisiatif mereka sendiri. Kutipan wawancara
responden dapat dilihat sebagai berikut: “Belajar identifikasi penyakit sendiri dan mencari obat sendiri” RH.
“Ya mungkin yang manual, maksudnya menggunakan obat di rumah” D. “Ya, saya sendiri banyak mempraktikkan. Keluarga saya menggunakan
obat sendiri. Kalau saya pengobatan sendiri, percaya penyakit datang dan pergi itu dari yang Atas
” AIA. “Mengobati diri sendiri tanpa bantuan orang lain” R.
Menurut Meriati, Goenawi, Wijoyo 2013, swamedikasi dapat menjadi alternatif
pengobatan yang
diambil masyarakat
untuk meningkatkan
keterjangkauan pengobatan yang jauh dari pelayanan kesehatan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Djunarko dan Hendrawati 2011, pelayanan kesehatan yang
mahal dan tidak terjangkau membuat masyarakat mencari pengobatan yang lebih murah untuk penyakit yang relatif ringan. Oleh karena itu, responden
mengungkapkan pengobatan mandiri atau swamedikasi adalah alternatif pengobatan yang dapat digunakan untuk mengatasi sakit. Hal ini dapat dilihat dari
kutipan wawancara sebagai berikut. “Pengobatan sendiri itu alternatif pengobatan yang saya ambil kalau
sakit” I.