Berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir responden pada Tabel I menunjukkan bahwa pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah
lulusan SLTA SMA SMK sebesar 45. Menurut Melina 2011, seseorang dengan tingkat pendidikan SMA atau sederajat sudah mampu dalam mengolah
informasi yang didapat dan mempertimbangkan hal apa yang baik untuk dirinya. Pernyataan ini juga didukung oleh teori yang menyatakan bahwa
pendidikan adalah proses untuk menuju ke perubahan perilaku Notoatmodjo, 2007. Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan Figueras, Caamano, and
Gestal-Otero 2000 mengungkapkan bahwa responden berpendidikan tinggi lebih banyak yang melakukan pengobatan mandiri secara rasional.
5. Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi terbentuknya perilaku kesehatan dan kemungkinan penyakit yang akan muncul, dalam hal ini adalah
penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri. Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan responden pada Tabel I menunjukkan bahwa sebagian besar
pekerjaan responden adalah sebagai pedagang atau wiraswasta dan petani dengan persentase masing-masing sebesar 36 dan 32. Lokasi penelitian sebagian besar
merupakan daerah pertanian, sehingga secara langsung berpengaruh terhadap jenis pekerjaan masyarakat Desa Dieng. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Sudikyakto, Yunianto, Suripto, Kurniawan 2002, yaitu mata pencaharian penduduk di wilayah Dieng didominasi oleh sektor pertanian yang ditunjukkan
dengan rasio rumah tangga tani terhadap jumlah rumah tangga yang menunjukkan
angka 88,91. Sektor pertanian yang berkembang dan menjadi tanaman andalan adalah pertanian tanaman kentang, kubis dan carica.
Responden yang bekerja umumnya sering berhubungan dengan dunia luar ataupun berinteraksi dengan rekan kerjanya. Proses yang dijalani selama bekerja
setidaknya menyebabkan terjadinya tukar-menukar informasi yang akan mempengaruhi pola pikir responden dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi
keputusan pengobatan mandiri yang diambil. Selain itu, jenis pekerjaan juga akan berpengaruh terhadap besarnya pendapatan seseorang dalam 1 bulan.
6. Pendapatan per bulan
Tingkat konsumtivitas konsumen sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatannya. Oleh karena itu, tingkat pendapatan berpengaruh terhadap upaya
kesehatan masyarakat. Dalam hal ini adalah mengenai penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri. Seperti yang terlihat pada Tabel I menunjukkan bahwa
pendapatan per bulan dengan persentase terbesar 32 adalah ≥ Rp 1.000.000
sampai Rp 1.500.000 dan persentase pendapatan terendah adalah sebesar 7 yang berpendapatan
≥ Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000. Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa sebesar 3 tidak memiliki pendapatan karena belum bekerja,
sehingga masih ditanggung oleh keluarga. Adikuntati 2008 mengungkapkan bahwa tingkat pendapatan seseorang
berpengaruh terhadap sikap seseorang mengenai jenis pengobatan seseorang, termasuk swamedikasi. Masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi akan dengan
mudah mengakses sarana kesehatan, tetapi masyarakat dengan tingkat pendapatan