Manfaat Penelitian Pengaruh kemiripan kategori, citra merek dan keinovatifan konsumen pada kesuksesan perluasan merek dove.

12 kebutuhan.Produk dibagi menjadi 2 kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yaitu : a Produk konsumen Produk konsumen consumer product adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen untuk konsumsi pribadi. Produk konsumen ini juga digolongkan lagi menjadi 4 diantaranya : 1. Produk kebutuhan sehari-hari convenience product adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan pembelian yang minimum. Contohnya: makanan, pakaian, sabun, dll. 2. Produk belanja shopping product adalah produk dan jasa konsumen yang lebih jarang dibeli dan pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas, merek, harga, dan gayaproduk secara cermat. Contohnya: perabotan, mobil, jasa hotel serta maskapai penerbangan. 3. Produk khusus specialty product adalah produk dan jasa konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi merek di mana sekelompok pembeli signifikan bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contohnya: perlengkapan fotografi mahal, pakaian rancangan desainer terkenal, dll. 4. Produk yang tidak dicari unsought product adalah produk konsumen yang mungkin tidak dikenal konsumen atau produk yang mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya konsumen 13 tidak berpikir untuk membelinya.Contohnya: peti, asuransi jiwa, dll. b Produk industri Produk industri Industrial product adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu bisnis Kotler dan Amstrong, 2006:270. Berdasarkan penjabaran dan berbagai golongan produk tersebut, peneliti akan menjelaskan bahwa produk Dove yang sedang diteliti ini termasuk pada produk konsumen golongan kebutuhan sehari-hari. Dove dipositioningkan sebagai “pelembab”moisturizer, Dove mengandung ¼ moisturizing cream, yang maksudnya bahwa Dove pertama kali dikenalkan pada masyarakat dengan produk kecantikan kulit, badan dan rambut. Jelas bahwa produk Dove menciptakan produk perawatan untuk kebutuhan sehari- hari khususnya untuk wanita. A.3 Merek Merek Brand merupakan nama, istilah, simboldesainkombinasi dari elemen-elemen tersebut yang ditujukan untuk mengidentifikasi produkjasa dari seorang penjualkelompok penjual dan untuk mendiferensiasi produkjasa tersebut dari pesaing-pesaingnya Kotler dan Keller, 2011 Menurut Kotlerdan Keller 2011 citra merek brand image adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seoseorang terhadap 14 suatu merek. Oleh karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek ditentukan oleh citra merek tersebut, selain itu citra merek juga merupakan syarat dari brand yang kuat. Konsumen yang terbiasa mengunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image. Membangun citra merek yang positif dapat dicapai dengan program pemasaran yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan yang membedakan dengan produk lain. Gambar 2.1 Elemen Brand Equity Versi David Aaker Kotler dan Keller,2008 a Brand Equity Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek ini tercermin dari cara konsumen dalam berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan. b Brand Awareness Kesadaran merek adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa sebuah merek merupakan Brand Equity Brand Awareness Brand Quality Brand Associations Brand Loyalty 15 anggota dari kategori produk tertentu. Brand Awareness sendiri di definisikan menjadi 3 tingkatan, yaitu sebagai berikut : 1. Brand recognition pengenalan, merupakan tingkatan yang paling rendah, dimana para konsumen baru mengenal sebuah merek dan masih membutukan alat bantu untuk bisa mengingat merek tersebut. 2. Brand recall mengingatkan kembali, merupakan kesadaran merek langsung yang muncul di benak para konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan brand recognition dimana konsumen membutuhkan pengulangan penyebutan ulang untuk mengingatkan merek produk. 3. Top of mind puncak, merupakan tingkatan tertinggi dimana merek tertentu telah mendominasi di benak para konsumen, sehingga dalam level ini mereka tidak membutuhkan pengingat apapun untuk bisa mengenali merek produk tertentu. c Perceived quality persepsi kualitas, merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruan kualitas keunggulan suatu produk jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. d Brand loyalty loyalitas merek, merupakan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk jasa. 16 A.4 Perluasan Merek Perluasan merek Brand Extension merupakan strategi standar untuk memperkenalkan produk baru yang terus menerus mengalami perkembangan. Selain itu penerapan perluasan merek memberikan pengaruh yang positif terhadap merek yang sudah ada meskipun pengaruh tersebut hanya akan terjadi pada saat merek produk lama dan produk baru memiliki persepsi yang sama Aaker 1990; Aaker dan Keller 1990; Park, Milbreg dan Lason 1991. Strategi perluasan merek ini adalah strategi yang biasanya digunakan perusahaan-perusahaan dalam kegiatan mengeluarkan produk baru, namun apabila strategi ini gagal akan memberikan hal buruk yaitu menurunkan nilai merek yang sudah dikenal baik dan unggul di masyarakat. Secara garis besar, ada dua kategori pengklasifikasian dari perluasan merek Keller, 2003, yaitu: a Perluasan lini line extension, artinya merek induk digunakan pada merek sebuah produk baru yang mempunyai target ke segmen baru pada kategori produk yang sama dengan kategori produk merek induk. b Perluasan kategori category extension, artinya merek induk digunakan untuk masuk ke dalam kategori produk yang berbeda dengan kategori produk merek induk. 17 Ada beberapa bentuk perluasan merek yang dapat dilakukan Aaker, 1990, yaitu: a Perluasan lini line extension, yaitu versi baru dari produk dalam kategori yang sama, seperti rasa baru, kemasan baru, atau ukuran kemasan baru. b Perluasan vertikal stretching the brand vertically, adalah perluasan yang dilakukan terhadap kategori produk yang sama. Perluasan dapat dilakukan ke level yang lebih tinggi stretchingmoving up atau ke level yang lebih rendah stretching moving down. c Perluasan merek brand extension, artinya menggunakan merek yang telah ada di pasaran established brand untuk masuk ke dalam kategori yang berbeda. d Co-branding, yaitu penggunaan dua merek untuk meningkatkan persepsi manfaat yang dimiliki produk tersebut sehingga mengurangi biaya yang harus dikeluarkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perluasan merek sebagai berikut : a Reputation Reputasi dianggap sebagai hasil yang diperoleh dari kualitas produk, pemasaran, penerimaan merek produk di pasaran, pengalaman konsumen dengan merek dan informasi mengenai merek tersebut. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Zain Ul 18 Abidden dan Abdul Latif 2011 dikatakan bahwa reputasi merek menunjuk pada persepsi konsumen terhadap kualitas pada merek induk yang kemudian akan mempengaruhi perluasan merek. b Consumer Perception Fit Consumer Perception Fit dianggap sebagai kesesuaian dan kesamaan yang dirasakan konsumen terhadap produk induk dengan produk perluasannya. Kesamaan dan kesesuaian produk induk dengan produk perluasannya dapat dilihat dari ciri features, atribut, fungsi atau kegunaan dan manfaat. c Perceived Risk Penerimaan resikodianggap sebagai ketidakpastian yang dihadapi konsumen ketika konsumen tidak bisa meramalkan konsekuensi dari sebuah keputusan pembelian Schiffman dan Kanuk, 2004. d Innovativeness Keinovatifan konsumen adalah aspek kepribadian yang berhubungan dengan penerimaan konsumen untuk ide-ide baru dan keinginan untuk mencoba produk baru atau merek baru. Berkaitan dengan Consumer Innovativeness, Schiffman dan Kanuk 2004 dan Assael 1992 mengatakan bahwa terdapat sebuah category of adaptor yang adalah klasifikasi rencana yang mengindikasi posisi konsumen mengadopsi sebuah produk baru di lihat dari terms of time . Lima Adaptor Categories yang biasanya terdapat dalam literature diantaranya : Inovator Innovators, Pemakai awal Early 19 adopters , Mayoritas awal Early majority, Mayoritas belakangan The late majority , Orang yang terlambat Laggards. Adapun alasan perusahaan melakukan strategi perluasan merek brand extension Aaker, 1990, diantaranya : a Meningkatkan peluang keberhasilan produk baru Konsumen dapat membuat kesimpulan dan menyusun ekspetasi tentang komposisi dan kinerja produk baru berdasarkan apa dan sejauh mana tentang merek induk yang telah mereka ketahui. Misalnya ketika Dove memperkenalkan produk baru yaitu deodorant, konsumen mungkin sudah merasa nyaman dan mengenal baik kualitas Dove sehingga konsumen tidak segan untuk mencoba produk baru yang dikeluarkan Dove karena pengalaman dan pengetahuan mereka mengenai produk Dove lainnya yang sudah melekat di benak mereka. b Memberikan umpan balik positif kepada merek induk dan perusahaan. Perluasan merek dapat membantu mengklarifikasi arti merek dan nilai merek atau meningkatkan loyalitas dan persepsi konsumen tentang kredibilitas merek tersebut. Misalnya produk shampo Dove melakukan perluasan lini yang awalnya hanya untuk wanita sekarang mengeluarkan produk shampo Dove untuk pria, hal ini dilakukan dengan tujuan sebagai dasar untuk perluasan selanjutnya pada segmen pria. 20 A.5 Kemiripan Kategori Kemiripan Kategori category similarity adalah suatu tingkatan dimana perluasan merek dianggap mirip dengan produk dari kategori asli merek tersebut Smith dan Park, 1992. Menurut Hem, Chernatony, Iversen, 2003, perluasan merek ke kategori yang dianggap lebih mirip dengan kategori induknya akan lebih diterima dibanding perluasan dilakukan ke kategori yang tidak ada kemiripan. A.6 Keinovatifan innovativeness Menurut Keller 2003, produk atau merek baru yang berhasil serta inovatif dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau merek yang up to date. Dalam kaitannya dengan brand extension, konsumen cenderung untuk mengevaluasi produk baru tersebut dengan mencari kecocokan antara merek induk dengan merek extension nya, apakah produk yang ditawarkan oleh brand extension sesuai dengan persepsinya dengan merek induk.Berkaitan dengan Consumer Innovativeness , Schiffman dan Kanuk 2007:467 mengatakan bahwa terdapat lima category of adaptor yang adalah klasifikasi rencana yang mengindikasi posisi konsumen mengadopsi sebuah produk baru dilihat dari terms of time. 21 Tabel 2.1 Kategori Pemakai Schiffman dan Kanuk, 2007 KATEGORI PEMAKAI DESKRIPSI PERSENTASE RELATIF KONSUMEN YANG MEMAKAI Inovator Innovators Mereka biasanya memiliki pandangan yang cukup tinggi, berani menerima resiko, memiliki tingkat pendidikan yang baik dan cosmopolite social relationship yang tinggi. 2,5 Pemakai awal Early adopters Mereka bukan kelompok pertama yang mengadopsi tetapi mereka mengadopsi lebih dulu pada product’s life-cycle. 13,5 Mayoritas awal Early majority Mereka lebih suka mencari informasi lebih banyak mengenai merek tersebut dan mengevaluasinya. 34 Mayoritas belakangan The late majority Kelompok ini cenderung berusia lebih tua dan memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Mereka mengadopsi karena sudah banyak rekan mereka yang mengadopsi juga. 34 22 Orang yang terlambat Laggards Mereka memiliki kecurigaan terhadap produk-produk baru, memegang kuat pada tradisi yang berorientasi masa lalu. Kelompok ini bisa dikatakan kelompok yang memiliki pendapatan rendah. 16 Faktor-faktor pendukung keberhasilan inovasi adalah Schiffman dan Kanuk, 2007: a Inovasi harus berorientasi pasar. Banyak inovasi yang sekedar memecahkan masalah secara kreatif tetapi tidak mempunyai keunggulan dalam bersaing dipasaran. Hal yang perlu diperhatikan dalam hubungan inovasi dengan kebutuhan pasar antara lain 5C, yaitu Competitor pesaing, Competition persaingan, Change of competition perubahan persaingan, Change driver penentuan arah perubahan dan Customer behavior perilaku konsumen. b Inovasi harus mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan. Jenis kemampuan dalam berinovasi : 1. Invensi penemuan, yaitu penemuan produk atau jasa yang benar- benar baru. 23 2. Ekstensi pengembangan, yaitu pemanfaatan baru atau penerapan lain pada produk, jasa atau proses yang telah ada. 3. Duplikasi pengadaan, yaitu replikasi kreatif atas konsep yang telah ada. 4. Sintesis, yaitu kombinasi dari konsep atau faktor-faktor yang telah ada dalam penggunaan formulasi baru. A.7 Segmentasi segmentation Menurut Kotler dan Amstrong, 2006:225 segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran tersendiri. Segmentasi digolongkan menjadi 4 yaitu : a Segmentasi Geografis adalah membagi pasar menjadi unit geografis yang berbeda seperti: negara, negara bagian, wilayah, kabupaten, kota, atau lingkungan sekitar. b Segmentasi Demografis adalah membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti:usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, generasi. c Segmentasi Psikografis adalah membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian. 24 d Segmentasi Perilaku adalah membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon konsumen terhadap sebuah produk. Berdasarkan beberapa penggolongan diatas, peneliti akan meneliti berdasarkan : a Segmentasi demografis pada usia adalah upaya membagi pasar ke dalam kelompok usia karena kebutuhan dan keinginan konsumen berubah sesuai dengan usia. b Segmentasi perilaku pada status pengguna, dikelompokkan menjadi 5 golongan diantaranya: nonpengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama, dan pengguna tetap produk. Pengguna potensial adalah konsumen yang menghadapi perubahan tahap hidup seperti pengantin baru atau orang tua baru yang bisa berubah menjadi pengguna berat. Menurut William J. Stanton 2000, syarat-syarat segmentasi pasar yang efektif antara lain: a Dapat diukur measurable, artinya karakteristik yang dipergunakan untuk mengkategorikan konsumen harus dapat dikuantifikasikan. 25 b Mudah diperoleh atau dicapai accessible, artinya perusahaan harus dapat menembus dan mengkoordinasikan pada segmen tertentu. c Cukup besar dan menguntungkan large enough, artinya setiap segmen yang hendak ditembus atau dicapai harus cukup luas dan benar-benar menguntungkan. d Dapat dilaksanakan actionable, artinya pasar sasaran dan segmen pasar yang dapat dicapai atau ditembus tersebut harus mampu diimplementasikan oleh perusahaan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Bentuk efektif segmentasi yang popular untuk kategori penggunaan merek, seperti Wiliam J. Stanton, 2000: a Tingkat penggunaan : perbedaan segmentasi antara pengguna berat, pengguna sedang, pengguna ringan dan bukan pengguna untuk sebuah produk, jasa atau merek khusus. b Tingkat kesadaran : kesadaran konsumen pada produk, tingkat ketertarikan pada produk, kesiapan membeli produk atau apakah konsumen butuh informasi tentang produk menyangkut semua aspek kesadaran. c Loyalitas merek : kadang-kadang digunakan sebagai dasar untuk segmentasi. Pemasar kadang mencoba untuk mengidentifikasikan karakteristik konsumen yang loyal merek, tentu mereka bisa 26 langsung menjadi pendukung promosi mereka ke orang dengan karakteristik yang sama dalam populasi yang lebih besar. B . Perumusan Hipotesis 1. Apakah kemiripan kategori perceived similarity berpengaruh pada kesuksesan perluasan merek Dove? Kategori merek induk adalah produk utama yang dikeluarkan perusahaan. Sedangkan produk kategori baru adalah produk sampingan yang dikeluarkan perusahaan untuk membuat produk utama menjadi lebih kompetitif. Tetapi terkadang konsumen lebih tertarik pada kategori merek induk dibanding kategori produk baru bahkan jika kategori merek induk lebih unggul dan lebih kuat di benak konsumen serta kategori produk baru yang tidak memiliki kemiripan dengan kategori merek induk. Dalam melakukan perluasan merek, perusahaan sering mengalami dilema pada produk kategori baru yang belum tentu diterima langsung oleh konsumen. Konsumen akan lebih bersikap positif terhadap perluasan merek jika ia merasakan keserasian antara merek induk dengan perluasannya. Hal ini sangat jelas bahwa seringkali konsumen lebih tertarik pada kategori produk baru yang memiliki kemiripan dengan kategori produk aslinya. H1: Semakin tinggi anggapan kemiripan kategori baru dengan kategori merek induk maka perluasan merek akan lebih diterima 27 dibanding perluasan merek dilakukan ke kategori yang dianggap lebih tidak mirip. 2. Apakah Brand image berpengaruh pada kesuksesan perluasan merek Dove? Keberadaan merek yang dianggap sebagai pilar bisnis, menjadikan merek sebagai kunci keberhasilan bagi perusahaan dalam memasarkan produk untuk menarik minat konsumen dalam memilih dan memakai suatu produk.Dalam melakukan perluasan merek, perusahaan harus memiliki citra merek yang kuat di benak konsumen terutama pada produk utama.Merek yang kuat mempunyai ekuitas merek yang tinggi. Ekuitas merek brand equity adalah pengaruh diferensial positif bahwa jika pelanggan mengenal merek, maka pelanggan akan merespon produk atau jasa tersebut Kotler dan Amstrong, 2006:282. Konsumen yang terbiasa mengunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image tersebut. H2: Semakin kuat citra merek pada suatu produk tertentu, semakin tinggi kesuksesan perusahaan dalam melakukan perluasan merek. 28 3. Apakah Keinovatifan Konsumen berpengaruh pada kesuksesan perluasan merek Dove? Individu yang memiliki tingkat inovasi tinggi biasanya lebih berani dan lebih mau mencoba produk baru. Setelah mencoba produk baru konsumen cenderung mengevaluasi produk baru tersebut dengan mencari kecocokan antara merek induk dengan merek extension nya, apakah produk yang ditawarkan oleh brand extension sesuai dengan persepsinya dengan merek induk. H3: Semakin tinggi keinovatifan konsumen, semakin positif pula evaluasi konsumen terhadap perluasan merek. 29

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan ketiga hipotesis tersebut, maka secara sederhana peneliti dapat menggambarkan model penelitian, yaitu : Gambar 2.2 Model penelitian Kemiripan Kategori Citra Merek Tingkat Inovasi Konsumen Perluasan Merek Dove 30 BAB III METODE PENELITIAN Sugiyono 2008:4, mengatakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menganalisis variabel-variabel apa saja yang berpengaruh pada kesuksesan perluasan merek brand extension. Sugiyono 2012:23, mengatakan bahwa metode kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka dan analisis yang menggunakan statistik. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.

B. Subjek dan Objek

1. Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pelajar, mahasiswa, pekerja. 31 2. Objek penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah kemiripan kategori category similarity, citra merek brand image , tingkat inovasi konsumen innovativeness dan perluasan merek brand extension.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Sleman, DIY. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada bulan Februari 2015 sampai April 2015.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek subjek yang mempunyai kualitas dan krakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subjek objek Sugiyono, 2012:80. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah responden yang pernah dan sedang memakai 32 produk Dove. Pada penelitian ini yang dijadikan populasi adalah laki-laki dan perempuan yang berusia 16 tahun – 45 tahun. Sampel sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2012:81. Adapun dalam penelitian ini digunakan 100 anggota sampel.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan peneliti dalam mengambil sampel adalah purposive sampling . Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria yang ditentukan oleh penulis dalam menentukan responden yaitu perempuan sebanyak 61 orang dan laki-laki sebanyak 39 orang. Angka ini mendekati dengan target pasar Dove yaitu 57 wanita dengan identifikasi wanita yang suka menggunakan produk kecantikan untuk perawatan pribadi dan 43 pria.

F. Jenis-jenis sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1 Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara 33 lain: observasi, wawancara, diskusi terfokus dan penyebaran kuesioner. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah kuesioner.

G. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.Dalam hal ini metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah survey melalui kuisioner, karena kuisioner dimaksudkan untuk mengetahui hasil penelitian yang lebih terperinci. Menurut Sugiyono 2012:142 kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi berbagai pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Dalam penelitian ini kuisioner digunakan untuk mengumpulkan data dari para responden yang telah ditentukan.

H. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono 2012:38 variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain, maka variabel penelitian dibedakan menadi 2 macam yaitu : 1. Independent Variable atau biasa disebut sebagai variabel bebas yang merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi