budgetary slack ternyata tidak dapat dibuktikan. Hal ini disebabkan karena kapasitas individu merupakan perpaduan dari kemampuan dan
keterampilan seorang perangkat daerah dan tidak dapat digunakan untuk menilai tingkat motivasinya dalam melakukan budgetary slack.
c. Ni Luh Putu Sandrya Dewi 2013
Penelitian ini berjudul “Anaslisis Pengaruh Anggaran Partisipatif Pada Budgetary Slack Dengan Asimetri Informasi, Komitmen Organisasi,
Budaya Organisasi, Dan Kapasitas Individu Sebagai Variabel Moderasi Studi Kasus Pada SKPD Di Kabupaten Badung Bali”. Penelitian ini
bertujuan memberikan manfaat praktis bagi pemerintah dalam menyikapi isu budgetary slack akibat dari adanya sistem anggaran berbasis kinerja.
Populasi pada penelitian ini adalah pejabat struktural yang terdiri dari Eselon II, III, dan IV di Kabupaten Badung. Sampel dipilih menggunakan
teknik proportionate stratified random sampling. Metode pengumpulan yang digunakan adalah metode survei berupa kuesioner dan wawancara
indepth interview. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa anggaran
partisipatif terbukti berpengaruh positif pada budgetary slack. Eksekutif melakukan budgetary slack untuk menghindari risiko ketidakpastian
lingkungan dan meningkatkan penilaian kinerja instansinya. Komitmen organisasi mampu memperlemah memoderasi pengaruh anggaran
partisipatif pada budgetary slack. Budaya organisasi mampu memperlemah memoderasi pengaruh anggaran partisipatif pada
budgetary slack. Hasil ini mendukung penelitian Maskun 2008 dan Reysa 2011. Budaya birokrasi Kabupaten Badung berkaitan dengan gaya
kepemimpinan dari atasan di masing-masing SKPD. Keputusan dan tanggung jawab yang berkaitan dengan penganggaran daerah sepenuhnya
ada pada atasan.Kapasitas individu memoderasi pengaruh anggaran partisipatif pada budgetary slack ternyata tidak dapat dibuktikan. Hal ini
disebabkan karena kapasitas individu merupakan perpaduan dari kemampuan dan keterampilan seorang.
d. Eniza Wati 2013
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Hubungan Pertisipasi Penyusunan Anggaran Dengan
Kinerja Pemerintah Daerah Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kab. Tanah Datar”. Pemilihan sampel dengan metode total
sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Teknik pengumpulan data dengan teknik survei dengan menyebarkan
kuesioner kepada masing-masing Kepala BagianBidangSeksi pada setiap SKPD hal ini sama dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Metode
analisis yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis MRA. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan diantaranya
Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Budaya organisasi yang berorientasi pada
orang tidak dapat memperkuat hubungan Partisipasi Penyusasunan Anggaran terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Komitmen Organisasi tidak
dapat memperkuat hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
1. Pengaruh Anggaran Partisipatif terhadap Budgetary Slack
Penyusunan anggaran berbasis kinerja adalah penganggaran yang dilakukan oleh manajer tingkat bawah, anggaran ini dapat mengukur
kinerja pegawai tingkat bawah. Penyusunan ini melibatkan manajer tingkat bawah, karena dianggap sebagai orang yang mengetahui situasi
yang sebenarnya di lapangan. Cara tersebut dianggap dapat lebih akurat karena manajer tingkat bawah dianggap lebih memahami kondisi
perusahaan yang sesungguhnya. Sayangnya anggaran partisipatif dapat menimbulkan senjangan anggaran apabila manajer tingkat atas tidak
berperan aktif dalam penyusunan anggaran, hal tersebut mendorong manajer tingkat bawah melakukan standar anggaran yang mudah mereka
capai. Tahap perencanaan anggaran daerah sering menimbulkan budgetary
slack, karena penyusunan anggaran seringkali didominasi oleh kepentingan eksekutif dan legislatif, serta kurang mencerminkan
kebutuhan masyarakat. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Nor 2007, Falikhatun 2007, Ikhsan 2005, Nasution 2011, dan Dewi
2013 yang menyatakan bahwa partisipasi penganggaran yang tinggi semakin meningkatkan senjangan anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa