Pengertian Kapasitas Indivdu Kapasitas Individu

organisasi adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu organisasi yang dapat membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Pelayanan publik yang dilakukan pemerintah daerah tergantung pada budaya organisasi yang menjadi dasar dalam proses kinerja. Dalam era otonomi daerah seperti sekarang, pemerintah daerah dituntut untuk mempersiapkan diri, dengan cara mengembangkan birokrasi yang efektif dan efisien, serta berstruktur terdesentralisasi bukan tersentralisasi. Hal tersebut dilakukan dengan harapan kesenjangan peran antara agen dan prinsipal dapat dikurangi, serta adanya efisiensi dan penghematan alokasi penggunaan anggaran yang dapat meminimalisir terjadinya budgetary slack.

b. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut pendapat Siagian 1992 budaya organisasi memiliki lima fungsi penting, yaitu 1 Merupakan pembatas perilaku yang dianut oleh anggota organisasi dalam arti menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang dipandang baik atau tidak baik, menentukan yang benar dan yang salah, 2 Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para anggotanya, 3 Menumbuhkan komitmen kepada kepentingan bersama dalam organisasi, 4 Sebagai tali pengikat bagi seluruh anggota organisasi, dan 5 Alat pengendali perilaku para anggota organisasi.

c. Proses Pembentukan Budaya Organisasi

Tika 2006 menyimpulkan mengenai bagaimana budaya organisasi terbentuk. Budaya organisasi terbentuk karena beberapa tahapan. Tahap pertama terjadinya interaksi antar pimpinan atau pendiri organisasi dengan kelompokperorangan dalam organisasi. Pada tahap kedua adalah dari interaksi menimbulkan ide yang ditransformasikan menjadi artifak, nilai, dan asumsi. Tahap ketiga adalah bahwa artifak, nilai, dan asumsi akan diimplementasikan sehingga membentuk budaya organisasi. Tahap terakhir adalah bahwa dalam rangka mempertahankan budaya organisasi dilakukan pembelajaran learning kepada anggota baru dalam organisasi.

d. Indikator Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah nilai dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi dalam bentuk norma-norma perilaku individu atau kelompok organisasi. Indikator budaya organisasi menurut Tampubolon 2008 yaitu: 1 Inovasi dan keberanian mengambil resiko Karyawan memberikan perhatian terhadap segala permasalahan yang terjadi dalam perusahaan, perilaku terbentuk karena adanya norma yang telah disepakati bersama. Hal tersebut membuat karyawan secara tidak langsung merasa bertanggung jawab untuk melakukan tindakan pencegahan risiko kerugian seperti merusak nama baik perusahaan yang memungkinkan larinya konsumen ke produk lain. 2 Perhatian pada hal-hal rinci, orientasi hasil Karyawan memberikan perhatian pada setiap masalah yang terjadi dalam perusahaan secara mendetail. Hal tersebut menggambarkan kecermatan dan ketelitian karyawan dalam melakukan pekerjaan. Apabila hal tersebut dilakukan oleh seluruh karywan, maka tingkat penyelesaian masalah dapat digambarkan menjadi suatu pekerjaan yang berkualitas tinggi dengan demikian kepuasan konsumen akan terpenuhi. 3 Orientasi orang Supervisi seorang manajer terhadap bawahannya merupakan salah satu cara manajer untuk mengarahkan dan memberdayakan staf. Melalui supervisi dapat diuraikan tujuan organisasi dan kelompok serta anggotanya, dimana tujuan dan hasil yang hendak dicapi. 4 Orientasi tim Kekompakan tim kerja merupakan salah satu penentu keberhasilanatau kinerja organisasi, di mana kerjasama tim dapat dibentuk jika manajer dapat melakukan supervisi dengan baik. Kerjasama tim dapat terbentuk apabila sesama karyawan memerhatikan permasalahan yang dihadapi masing-masing, akibat dari karyawan bekerja sama dalam persepsi dan sikap yang sama

Dokumen yang terkait

INTERAKSI INFORMASI ASIMETRI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARAPARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK (Studi kasus pada rumah sakit umum daerah...

0 3 20

PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN ASIMETRI INFORMASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (Studi Empiris Pada SKPD Kabupaten Sleman)

19 117 158

ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, KAPASITAS INDIVIDU, PENGARUH KAPASITAS INDIVIDU TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN SELF ESTEEM SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI.

0 2 17

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, INFORMASI ASIMETRI, BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Simetris, Budaya Dan Komitmen Organisasi Terhadap Budgetary Slack Pada Rumah Sakit Di Kabupaten Wonogi

0 7 16

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Asimetri Informasi, Kapasitas Individu Dan Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Potensi Terjadinya Budgetary Slack(Studi Empiris Pada SKPD KAbupaten Bangli).

0 2 38

Pengaruh partisipasi anggaran, informasi asimetri, dan kapasitas individu terhadap budgetary slack pada skpd pemerintah kota samarinda | Basyir | AKUNTABEL 1176 1842 1 PB

0 0 21

Pengaruh Partisipasi Anggaran, Penekanan Anggaran, Asimetri Informasi terhadap Budgetary Slack pada SKPD Kota Samarinda | Kusniawati | AKUNTABEL 1904 2956 1 PB

0 1 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, INFORMASI ASIMETRIS, BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP BUDGETARY SLACK DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA SKPD KABUPATEN KUDUS)

0 0 15

Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran, Informasi Simetris, Budaya dan Komitmen Organisasi Terhadap Budgetary Slack  

1 0 23

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, MOTIVASI, DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BUDGETARY SLACK (Studi pada Pemerintah Desa di Kecamatan Karangnongko) - UNWIDHA Repository

0 13 32