Tujuan Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran

tuntutan pesien kelak dikemudian hari bila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan pasien.

2.3. Tujuan Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran

Amir A dan Muchtar R, 1986 yang menyatakan bahwa dengan adanya surat izin tindakan medis maka dokter yang melakukan pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis merasa lebih aman terhadap kemungkinan tuntutan penderita maupun keluarga terhadap hal-hal yang tidak diingini. Walaupun hubungan antara dokter dengan pasien berawal dari adanya rasa saling percaya namun bila pada kenyataannya pasien kecewa dengan hasil akhirdari perawatan yang diberikan dokter maka tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi konflik, karena itulah pemberian persetujuan tindakan kedokteran dalam setiap pelaksanaan tindakan medik mutlak harus dilaksanakan untuk melindungi pasien dan dokter. Poernomo B, 2001 Persetujuan Tindakan Kedokteran adalah : 1. Perlindungan pasien untuk segala tindakan medik 2. Perlindungan tenaga kesehatan dokterperawat terhadap terjadinya akibat yang tidak terduga serta dianggap meragukan pihak lain. 3. Perlindungan terhadap pasien dimaksudkan segala tindakan medik yang ditujukan kepada badaniyah dan rohaniyah yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasien dari perlakuan prosedur medik yang sebenarnya tidak perlu atau tanpa Universitas Sumatera Utara ada dasar kepentingan medik yang pada titik klimaksnya merupakan penyalah gunaan dari standard profesi medik yang merugikanmembahayakan pasien. 4. Perlindungan terhadap dokter atau perawat yang telah melakukan tindakan medik atas dasar standard profesi medik tetapi menghadapi adanya akibat yang tidak terduga serta dianggap merugikan pihak lain, maka tindakan medik yang bermasalah itu memperoleh jaminan perlindungan berdasarkan “risk of treatmen” untuk kepentingan kesehatan. Dalam setiap melakukan tindakan medis tidak terlepas dari kemungkinan terjadinya kegagalan yang tidak dapat dihindari karena sebagai manusia biasa dokter bisa saja mengalami hal ini sepanjang bukan karena kesengajaan ataupun masih dalam koridor standard profesi, secara umum dokter yang lain juga akan melakukan hal yang sama bila berada pada posisi tersebut, bila terjadi hal yagn demikian secara hukum dokter tidak akan dipermasalahkan. Poernomo B, 2001 menyatakan perlidungan terhadap tenaga kesehatan atau dokter yang melakukan tindakan medik tetapi menghadapi akibat yang tidak terduga serta dianggap meugikan pihak lain, maka tindakan medik yang bermasalah itu memperoleh perlindungan berdasarkan “risk of treatment” dan “eror of judgement”. Peristiwa “risk of treatment” adalah kejadian yang tidak dapat dihindarkan walupun sudah berusaha pecegahan sedapat mungkin dan bertidak dengan hati-hati risiko tersebut. Peristiwa “ error of judgement”adalah sebagai manusia tidak akan terhindari Universitas Sumatera Utara dari kesalahan yang wajar , maka bisa saja diagnosa atau terapi yang ditegakkan ternyata keliru dalam batas-batas tertentu. Dengan demikian tidak ada seorangpun yang bisa menjamin hasil akhir dari tindakan medis yang diberikan seorang dokter kepada pasien. Dokter hanya berusaha sebaik-baiknya karena banyak faktor yang mampengaruhik sembuhan pasien dari penyakitnya antara lain faktor usia, keparahan penyakit juga komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut selama semua dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku maka tindakan tesebut tidak melanggar hukum.

2.4. Bentuk Persetujuan Tindakan Kedokteran