Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Syariah Pemilihan dan Pelaksanaan Investasi Reksa Dana Syariah

2.1.7 Reksa Dana Syariah 2.1.7.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20DSN-MUIIV2000 dalam Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional 2003, Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad kerjasama antara pemodal sebagai pemilik harta shahibul maal dengan Manajer Investasi sebagai wakil pemilik harta dengan pengguna investasi. Menurut Firdaus 2005, ciri-ciri dari Reksa Dana syariah dapat dipaparkan sebagai berikut : a. Mempunyai Dewan Syariah yang bertugas memberikan arahan kegiatan manajer investasi agar senantiasa sesuai dengan syariah Islam. b. Hubungan antara investor dan perusahaan didasarkan pada sistem mudharabah, dimana satu pihak menyediakan 100 persen modal investor, sedangkan satu pihak yang lain sebagai pengelola Manajer Investasi. c. Kegiatan usaha atau investasinya diarahkan pada hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariah Islam.

2.1.7.2 Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Syariah

Bab II dalam Fatwa DSN No.20DSN-MUIIX2000 menjelaskan bahwa mekanisme operasional dalam Reksa Dana syariah adalah antara pemodal dan dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah akad pemberian kuasa dan antara Manajer Investasi dengan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah. Secara teknis, mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh 100 persen modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola Sinar Harapan, 2005. Karakteristik sistem mudharabah tersebut meliputi : a. Pembagian keuntungan antara pemodal shahibul maal yang diwakili oleh Manajer Investasi berdasarkan pada proposisi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada para pemodal. b. Pemodal hanya menanggung risiko sebesar dana yang telah diberikan. c. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung risiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya.

2.1.7.3 Pemilihan dan Pelaksanaan Investasi Reksa Dana Syariah

Fatwa DSN No.20DSN-MUIIX2000 menjelaskan bahwa investasi Reksa Dana syariah hanya dapat dilakukan pada instrumen keuangan yang sesuai dengan syariah Islam. Instrumen tersebut meliputi instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen berdasarkan pada laba usaha, penempatan dalam deposito pada Bank Umum Syariah, serta hutang jangka panjang dan jangka pendek yang sesuai dengan prinsip syariah. Investasi dalam Reksa Dana Syariah hanya dapat dilakukan pada Efek- efek yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah, antara lain : a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b. Usaha lembaga keuangan konvensional ribawi, termasuk perbankan dan asuransi konvensional. c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram. d. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan, dan atau menyediakan barang- barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. Tidak hanya investasi pada Efek emiten yang sesuai dengan syariah saja, dalam fatwa tersebut juga dijelaskan mengenai pemilihan dan pelaksanaan transaksi investasi harus dilaksanakan menurut prinsip kehati-hatian, serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi yang di dalamnya mengandung unsur ketidakjelasan gharar.

2.1.7.4 Penentuan dan Pembagian Hasil Investasi