aspek keefektifan kalimat memperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu sebesar 70,45. Sedangkan aspek kesesuaian judul dengan isi cerita nilai rata-rata terendah yaitu
sebesar 50.
4.1.2.1.1 Hasil Tes Menulis Karangan Narasi Aspek Kesesuaian Judul dengan Isi Cerita
Penilaian aspek kesesuian judul dengn isi cerita difokuskan pada apakah judul yang digunakan sudah sesuai dengan karangan yang dibuat. Bobot penilaian
aspek kesesuain judul dengan isi cerita sebesar 3. Hasil tes keterampilan menulis karangan narasi aspek kesesuaian judul dengan isi cerita dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 7. Hasil Tes Menulis Karangan Narasi Aspek Kesesuaian Judul dengan Isi Cerita
No Skor
Bobot Kategori Frekuensi
Rata-rata 1.
4 24
Sangat baik
6 27,2
= =
x100
= 50 2.
3 27
Baik 9
40,9 3.
2 12
Cukup 6
27,2 4.
1 1
Kurang 1
4,7 Jumlah
44 22
100 Data pada tabel 7 pada tes siklus I ini, aspek kesesuaian judul dengan isi cerita
memperoleh rata-rata nilai terendah dibandingkan dengan aspek penilaian yang lain, yaitu sebesar 50, untuk kategori sangat baik dengan skor 4 dicapai oleh 6 siswa atau
sebesar 27,2. Kategori baik dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 40,9. Kategori
cukup dengan skor 2 dicapai oleh 6 siswa atau sebesar 27,2. Kategori kurang dengan skor 1 dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 4.7. Jadi nilai rat-rata secara
klasikal menulis karangan narasi pada aspek kesesuaian judul dengan isi sebesar 50 atau termasuk dalam kategori kurang.
Pada aspek kesesuaian judul dengan isi nilai yang paling banyak diperoleh siswa yaitu pada skor 3 dengan kategori baik dan paling rendah dicapai oleh siswa
berada pada skor 1. Siswa yang memperoleh nilai baik disebabkan karena siswa sudah cukup mampu menyesuaikan judul karangan dengan isi karangannya. Siswa
yang memperoleh nilai kurang disebabkan karena dalam menulis karangan narasi judul yang dibuat siswa kurang sesuai dengan isi karangannya. Hal ini disebabkan
siswa ingin membuat judul yang menarik tetapi salah dalam penerapannya.
4.1.2.1.2 Hasil Tes Menulis Karangan Narasi Aspek Kelengkapan Unsur Cerita
Aspek kedua yaitu aspek kelengkapan unsur cerita. Penilaian pada aspek ini difokuskan pada kelengkapan unsur cerita yang dikembangkan sudah mencakup
5W+1H yaitu what pengalaman apa yang disampaikan, when kapan pengalaman itu terjadi, where dimana pengalaman itu terjadi, who siapa saja yang terlibat
dalam peristiwa itu, why mengapa pengalaman itu dianggap menarik, how bagaimana pengalaman itu terjadi. Hasil tes keterampilan menulis karangan narasi
aspek kelengkapan unsur cerita dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Hasil Tes Menulis Karangan Narasi Aspek Kelengkapan Unsur Cerita
No Skor
Bobot Kategori Frekuensi
Rata-rata 1.
4 16
Sangat baik
4 18,2
= =
68,2 2.
3 30
Baik 10
45,4 3.
2 12
Cukup 6
27,2 4.
1 2
Kurang 2
9,1 Jumlah
44 22
100
Tabel 8 menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan narasi pada aspek kelengkapan unsur cerita untuk kategori sangat baik dengan skor 4 dicapai oleh
4 siswa atau sebesar 18,2. Kategori baik dengan skor 3 dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 45,4. Kategori cukup dengan skor 2 dicapai 6 siswa atau sebesar 27,2.
Kategori kurang dengan skor 1 dicapai 2 siswa atau sebesar 9,1. Jadi nilai rata-rata secara klasikal menulis karangan narasi pada aspek kelengkapan unsur cerita sebesar
68,2 atau termasuk kategori cukup. Hasil tes keterampilan menulis karangan narasi aspek kelengkapan unsur
cerita siklus I ini, frekuensi terbanyak terdapat pada nilai dengan kategori baik yaitu 10 siswa atau 45,4 dari jumlah keseluruhan siswa. Hal tersebut berarti unsur cerita
lengkap terdiri dari 4-5 unsur. Pada siklus I ini, kesalahan yang dilakukan siswa adalah belum menceritakan secara lengkap bagaimana peristiwa itu terjadi dan juga
belum mencakup mengapa peristiwa itu dianggap menarik.
4.1.2.1.3 Hasil Tes Menulis Karangan Narasi Aspek Penggunaan Pilihan Kata yang Tepat