20 permainan, dan radio; 4 kegiatan-kegiatan menulis, meliputi menulis cerita,
laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket; 5 kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi menggambar,
membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola; 6 kegiatan-kegiatan metrik, meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menari, berkebun, dan menyelenggarakan permainan; 7 kegiatan-kegiatan mental, meliputi merenungkan, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan; 8 kegiatan-kegiatan emosional, meliputi minat, membedakan, berani,
tenang, dan lain-lain. Dalam penelitian ini aktivitas belajar siswa akan dilihat. Sehingga penulis
menelaah aktivitas belajar siswa seperti yang disampaikan Dierich di atas sebagai bahan kajian obsevervasi pada proses pembelajaran. Kajian terhadap aktivitas
belajar tersebut dilakukan juga agar penulis mengetahui bagaimana mengoptimalkan aktivitas yang menunjang siswa dalam belajar.
2.1.6 Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar diperoleh setelah proses pembelajaran dilakukan. Hasil belajar dapat dilihat setelah siswa mengalami proses belajar. Menurut Gerlach dan
Ely 1980 dalam Rifa‟i dan Anni 2011: 85 hasil belajar merupakan perilaku siswa setelah melakukan kegiatan belajar.
Hasil belajar meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut dimunculkan sebagai pola-pola perilaku
tertentu. Menurut Suprijono 2014: 5-6 hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
21 nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Merujuk pemikiran Gagne hasil belajar berupa hal-hal sebagai berikut: 1 informasi verbal; 2 keterampilan intelektual; 3 strategi kognitif; 4
keterampilan motorik; dan 5 sikap. Penjelasan mengenai kelima hasil belajar tersebut sebagai berikut:
Informasi verbal merupakan kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemampuan merespon secara
spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan kosep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sintetis fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan melakukan aktivitas kognitif
bersifat khas. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
Keterampilan motorik yang dimiliki tiap individu tentu saja berbeda-beda. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak subjek tersebut.
Kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
22 Dari penjelasan ahli di atas, hasil belajar adalah perilaku yang ditunjukkan
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Perilaku yang ditunjukkan dapat berupa pola-pola sikap ataupun ketrampilan. Dimana pola-pola sikap tersebut
dibagi menjadi lima seperti yang disampaikan oleh Supridjono berdasarkan pemikiran yang disampaikan oleh Gagne.
2.1.7 Karakteristik Perkembangan Siswa SD