Daya Pembeda Butir Soal

62 dianalisis dengan memperhatikan proporsi siswa yang menjawab benar dengan terhadap setiap butir soal Suryanto 2011: 5.22. Tingkat kesukaran butir soal dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar. Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang. Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah. Arikunto 2013:223 225 Berdasarkan hasil perhitungan manual butir soal yang valid dengan tingkat kesukaran „mudah‟ terdapat pada nomor 6, 21, 32, 37, dan 48; tingkat kesukaran „sedang‟ terdapat pada nomor 3, 7, 8, 10, 13, 14, 16, 20, 22, 25, 30, 31, 33, 38, 39, 42, 44, dan 49; tingkat kesukaran „sukar‟ terdapat pada nomor 24, 29, dan 35. Hasil analisis tingkat kesukaran secara lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 18.

3.6.3.4 Daya Pembeda Butir Soal

Daya beda butir soal merupakan sejauh mana kemampuan sebuah soal dapat membedakan kemampuan individu peserta tes Suryanto dkk 2011: 5.23. Analisa terhadap daya beda butir soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut: 63 Keterangan: J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Arikunto 2013:228-9 Untuk menafsirkan hasilnya, dapat digunakan klasifikasi sebagai berikut: D = 0,00 – 0,20 = jelek poor D = 0,21 – 0,40 = cukup satifactory D = 0,41 – 0,70 = baik good D = 0,71 – 1,00 = baik sekali excellent D = negatif, semuanya tidak baik. Semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya tidak digunakan. Arikunto 2013: 232 Berdasarkan perhitungan manual daya beda soal, setelah dianalisis terdapat 9 butir soal dengan daya beda cukup, yaitu pada nomor soal 6, 8, 10, 13, 21, 24,32, 35, dan 48. Selanjutnya terdapat 14 butir soal dengan daya beda baik, yaitu terdapat pada nomor soal 3, 7, 14, 22, 25, 29, 30, 31, 33, 37, 38, 42, 44, dan 49. Dan 3 butir soal dengan daya beda baik sekali yang terdapat pada nomor 16, 64 20, dan39. Hasil analisis daya beda secara lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 18. Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Tes Kompetensi dasar Indikator Nomor soal 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya. 4.1.1 Menjelaskan maksud globalisasi. 3, 6, 21, 22, 24, 25, 42. 4.1.2 Menjelaskan dampak positif dan negatif globalisasi . 7, 8, 10, 29, 30, 31, 32. 4.1.3 Mampu menyebutkan contoh pengaruh globalisasi di lingkungannya. 13, 14, 16, 20, 35, 37, 38, 39, 44, 48, 49. Sumber : Lmapiran Nomor 18

3.7 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini data kualitatif berupa hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran PKn materi globalisasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa. 3.7.1 Analisis Deskripsi Data 3.7.1.1 Analisis Deskripsi Data Variabel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pembelajaran yang dilakukan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penulis yang berperan sebagai guru akan diamati oleh observer apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan indikator-indikator model yang digunakan atau belum. Pengamatan dilakukan pada kelas eksperimen. Observer akan mengamati performansi guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

0 33 267

KEEFEKTIFAN MODEL NUMBER HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DEBONG KIDUL KOTA TEGAL

0 16 287

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODETALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 01 SANGKANJOYO KABUPATEN PEKALONGAN

27 132 302

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KALIGANGSA KULON 01 KABUPATEN BREBES

0 8 245

Keefektifan Model Numbered Heads Together dalam Pembelajaran Materi Pantun terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Candinegara Kabupaten Banyumas

0 7 231

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 101783 SAENTIS.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA.

0 0 38

Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Tipe Number Heads Together Berbasis CD Pembelajaran Siswa Kelas IV SD N Wonosari 03 Semarang.

0 0 1

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF NUMBER HEADS TOGETHER DI SD

0 1 12