memotivasi kerja karyawan untuk mencapai yang menjadi tujuan organisasi.
d. Memberikan Kestabilitasan Kerja
Program kompensasi yang layak dan adil dapat memberikan suatu kestabilitasan bagi karyawan itu sendiri karena kompensasi
yang terjamin. Adanya turnover karyawan pun dapat diminimalisir. e.
Meningkatkan Disiplin Kerja Karyawan yang me rasa bahwa kompensasi yang mereka terima
sudah sesuai dengan harapannya, akan menyadari serta mentaati peraturan-peratutan yang ada di suatu perusahaan sebagai balas jasa
karyawan terhadap perusahaan.
C. DINAMIKA
HUBUNGAN ANTARA
PERSEPSI TERHADAP
KOMPENSASI DENGAN MOTIVASI KERJA PADA GURU SLB NEGERI 01 BANTUL YOGYAKARTA
Simamora 2003, menjelaskan bahwa kompensasi dapat meliputi imbalan finansial dan jasa serta tunjangan yang diterima oleh karyawan
sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. Lebih lanjut, Rakhmat, 2008; Walgito, 2010; Martoyo, 2000; dan Sastrohadiwiryo, 2005 menjelaskan
bahwa persepsi karyawan terhadap kompensasi merupakan penafsiran atas pengalaman atau informasi mengenai kompensasi atau balas jasa dari
perusahaan kepada karyawan yang diperoleh dari lingkungan dan diserap oleh indera dengan proses seleksi dan organisasi atau berasal dari ingatan
memory mengenai apa yang pernah diterima karyawan sebagai ganti
kontribusi mereka kepada organisasi.
Persepsi karyawan memiliki aspek kognitif yang memberikan keyakinan kepada guru tersebut mengenai kompensasi yang mereka terima.
Misalnya, dengan jumlah kompensasi yang diterima, seorang guru merasa yakin bahwa jumlah kompensasi tersebut sudah mencukupi. Selain itu, aspek
afektif yang melibatkan emosi atau perasaan dapat menjadi sarana untuk memaknai kompensasi itu sendiri. Misalnya, seorang guru sangat merasa
senang dan terpenuhi kebutuhannya dengan jumlah kompensasi yang diterima tersebut. Aspek konatif juga menjadi salah satu bagian dari persepsi itu
sendiri yang melibatkan perhatian dan kesadaran para guru untuk memfokuskan segala aktivitas terhadap stimulus, yaitu kompensasi baik
kompensasi finansial maupun kompensasi non finansial. Contohnya, seorang guru sangat fokus dan menunjukkan profesionalisme kerja mereka dengan
jumlah kompensasi yang diterimanya Sears; Shelley; dan Letitia, 2009. Berdasarkan penjelasan tersebut, individu dengan persepsi yang positif
terhadap kompensasi yang diterima akan meyakini bahwa kompensasi yang diterima akan mencukupi, merasa senang bahwa kompensasi tersebut dapat
memenuhi kebutuhannya, dan individu akan lebih fokus terhadap apa yang menjadi tanggungjawabnya. Hal tersebut yang kemudian membuat individu
merasa harapannya terpenuhi dan diterima dengan baik oleh rekan kerja, sehingga individu tersebut akan memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja.
Sebaliknya, individu dengan persepsi negatif terhadap kompensasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI